#Air yang terusik

688 42 11
                                    

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠...

"Sebenernya, apa yang lagi lo rencanain, hm?"

Zoran membalikan tubuhnya saat seseorang tiba-tiba datang. Ia menatap malas orang itu sembari berdecih. "Apa? mau mengikut campuri urusan manusia yang lo anggap hina, ini? Ck!" ujarnya, menatap rendah Leo. Membalikan kembali tubuhnya menatap tingginya gedung sekolah tersebut.

Laki-laki itu diam-diam mengepalkan tangannya menyaksikan respon dari gadis didepannya itu. "Kemunafikan lo sama sekali omong kosong, Mira. Udahlah, ngaku aja. Berpura-pura jadi orang lain gak akan ngerubah lo  sebagai kecoa sekolah," jelas Leo, mendengus.

Zoran sama sekali tak memedulikan apa yang Leo katakan. Dia hanya mendengarkannya saja dengan wajah yang terus datar. Leo geram, berjalan mendekat ke arahnya dan meraih pundaknya sebelum Zoran dengan sigap menangkap lengan kekar itu untuk memelintirnya hingga terdengar desisan kecil dari mulut Leo.

Lalu gadis itu berbisik tepat didepan telinga Leo. "Lo, denger baik-baik, brengsek. Ya, gue emang, Mira. Tapi, dengan sifat yang berbeda. Lo ataupun cewek murahan lo itu, gak akan bisa nembus dinding yang gue bangun sendiri. Paham, lo?"

Leo berusaha untuk lepas dari Zoran. Tak pernah ia kira, kekuatan gadis itu lebih kuat dari dugaannya.

Keduanya saling berpandangan. Wajah Zoran yang tetap datar ataupun Leo dengan wajah merah padam penuh emosi itu. Laki-laki itu benar-benar gila. Ia tidak berpikir panjang untuk menghajar gadis dihadapannya itu.

"BERANI LO, NGEHINA PACAR GUE, ABIS LO CEWE, SIALAN!!"

BUGH! BUGH!

Beberapa pukulan sempat Leo arahkan pada Zoran. Akan tetapi, berhasil gadis itu hindari.

Zoran sempat menangkis pukulan itu.  Untuk sesaat dia enggan untuk ikut menyerang Leo, hingga sempat merasa  jengah akhirnya memilih untuk melawannya.

BUGH!

"Gimana rasanya pacar dihina? Sama orang yang pernah dihina juga. Enakkan? Ini belum seberapa, Leo. Lo mau tau apa yang gue rencanainkan, hm? Ngehancurin orang-orang yang pernah nyakitin gue. Termasuk lo Kaivan Leo Zifrano." Zoran tersenyum  sinis pada Leo.

●●●●

"Ja, Ja, Ja,"

"Hais! Lo ngapain sih, Tan? Gabut banget yak, ngebuntutin gue?" Seja mendengus kesal pada Ghastan. Entah apa yang sedang laki-laki itu lakukan. Sejak keduanya bertemu senang sekali memanggil namanya berulang kali.

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang