Hallo hallo semuanyaaaa
Gimana capter sebelumnya? Lumayanlah ya. Bilang iya gitu! Sebelum lanjut votte komennya ya biar semangat. Follow share juga kalo mau si heheŞéľãmáţ mémbäćâ śêműåååå!!
☆☆☆
"Aduh, gimana ini? Aku kan gak bisa bawa motor. Zoran, kamu emang bener-bener, ya."
Mira menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kebingungan. Dirinya sedari tadi hanya berdiri menatap motor milik Zoran yang terparkir itu.
"Bang, nebenglah. Motor gue masih di bengkel. Jahat lu kalo ninggalin adek sendiri kayak gini."
"Emang gue, peduli? Derita lo, lah. Lagian siapa yang mulai dulu, ninggalin gue waktu itu, hah? lu, Za. Adek kunyuk, gue."
Ghani terus berjalan dengan Adiknya yang terus merengek membuntutinya untuk ikut membonceng. Namun tidak bisa. Mereka punya kendaraan masing-masing yang diberikan oleh orang tuanya dan apa pedulinya saat motor adiknya itu sedang berada di bengkel? Toh, salah adiknya sendiri. sudah tahu mengebut dengan kecepatan yang tak ladzim itu tidak baik, tetap saja dilakukannya. Berakhirlah dia tersungkur ke dalam jurang. Untung saja anak itu langsung melompat dan membiarkan motornya sendirian yang terjun kejurang dengan ketinggian yang cukup tinggi.
"Abang, ihhh!" Laki-laki itu ikut berhenti saat Leoza menghentakan kakinya kesal. "Apasih, lo? Wajah sangar, tetep aja lu bertingkah kek bocil di depan gue," cibir Ghani, mengketus.
Leoza mengerucutkan bibirnya sebal. Sesangar-sangarnya dia jelas tidak bisa mengubah sifat aslinya sebagai perempuan. Sifat manjanya pun kerap muncul pada orang-orang tertentu. Dia merutuki dirinya sendiri saat sifat itu justru sering muncul saat ia berhadapan dengan kakaknya yang notabenenya kelewat cuek.
"Gue cepu bokap, mampus, lo!" ucap Leoza sekali, seraya melenggang pergi marah. Ghani pun tidak memedulikan itu. Dia justru senang melihat adeknya kesal. "Silakan. Kebal gue sama ancaman, lo!" pekiknya, menggoda Leoza.
"Abang sialan, emang si Ghani. Bisa-bisanya dia ngebiarin adeknya pulang sendiri. Mau gak mau gue harus ngeluarin duit buat angkutan umum lagi." Leoza tak henti hentinya berceloteh merutuki kakaknya. Ingin sekali dirinya melempar laki-laki itu ke planet pluto sekarang juga.
Celotehan itu tiba-tiba terhenti saat Leoza tak sengaja melihat Zoran terlihat kebingungan memandangi motornya. Ia berpikir sejenak, sebelum memilih menghampiri teman barunya itu.
"Zo."
Mira tersentak saat tiba-tiba saja seseorang menyentuh pundaknya. Ia menoleh, menampilkan sosok gadis bermata sipit menatapnya mengeryit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORAN [Selesai]
Teen Fiction"Gue bukan, Mira." "Zoran, tolong bilang ke ayah. Batalin perjodohanku dengan, Leo." "Lo pikir Mira gak sama menderitanya sama hubungan yang lo bilang menjijikan itu?" "Terima kasih, sudah datang menolongku Zoran." Azlia Zamira Antalas hampir saja k...