#Minggu bercerita

605 38 3
                                    

⚠️ Typo bersebaran


Butuh penyemangat! Votte nya broh

Happy reading...

"Hais, cepetan ayo. Keburu mulai pertandingannya, weh!"

"Ya, udah lo duluan, aja. Ngapain pake tarik-tarik kita segala, sih?"

"Setia kawanlah. Masa sendiri-sendiri, malu gue anjir banyak temen temennya, Bang Ghani."

Leoza terus menarik paksa lengan Zoran maupun Seja dengan sekuat tenaganya. Keduanya sebenarnya malas saat Leoza terus memaksa untuk ikut menyaksikan pertandingan kakaknya.

Lain dari mereka, Yota tampak sama sekali tidak masalah dengan ajakan Leoza. Bahkan, dia sangat bersemangat berjalan sambil merekam dirinya dibelakang teman-temannya. Disela-sela kesibukan menarik kedua temannya, Leoza sesekali memanggil Yota untuk menyuruhnya membantu dirinya menyeret Zoran dan Seja yang amat sangat menyebalkan hari ini.

"Yota! Lo denger gue gak, sih?! Bantuin, anjir! Keburu selesai abang gue tandingnya, weh!" sentak Leoza, geram. Kesabarannya sudah setipis tisu.

Yota melirik sejenak lalu memasukan ponselnya kedalam sakunya. "Omaygat, kalian ini kebanyakan drama, deh. Cuma nonton gitu doang, sist. please cooperate. Kasihan dong, abangnya Leoza butuh  suport dari adik tercintanya," jelasnya, mencibir.

Tampak dua gadis itu membuang mukanya malas.

"Come on! there must be a lot of handsome guys there!" ujar Yota, mulai mengambil alih cekalan Leoza pada Seja.

"Heleh," ujar Seja menatap horor.

"Iyakk, bola mendarat dengan sangat bagus oleh Ghastan, dialihkan pada toser kita Amir Ardito. Ghani mulai ancang-ancang...,"

Spak!

"Ouhhhh pukulan keras mendarat dengan sangat bagus, hingga Edgar dan kawan-kawan kewalahan menadahi bola lawan!"

"WUUUUU!!! BANG GHANI!!! SEMANGAT ABANGGG!!!!" Leoza bersorak heboh menyaksikan kakaknya yang begitu lihai memainkan bola. Bukan hanya dia, para suporter mereka pun sama hebohnya saat tim yang mereka dukung mendapatkan poin.

"Zo, Ja. Ikut suport dong, hih! Malah diem-diem mulu. Sorakin Bang Ghani sama Bang Ghastan, dong!"

"Ck, norak." Lontaran itu berhasil keluar dari mulut Zoran dan Seja bersamaan.

"Ancang ancang kembali dari Ghastan  dan....,"

Spak!

Satu poin kembali didapatkan untuk tim Agra, atau tim Ghastan dan teman-teman. Laki-laki itu tersenyum gembira pukulannya mendapatkan poin dan juga mendengarkan para suporternya yang ikut sama senangnya bersorak untuk dirinya.

Ditangannya kini adalah bola voli yang siap untuk Ghastan lambungkan. Ia mulai berancang-ancang melambungkan bola itu dan memukulnya begitu keras dengan kakinya meloncat tinggi, hingga langsung mendapatkan kembali 1 poin.

Prit! Prit!

Terdengar suara peluit dari wasit, saat tim lawan meminta Tim out. Ghastan dan teman-teman berjalan kepinggir lapangan sejenak untuk meneguk air mineral agar tenggorokannya tidak terasa kering. Disela-sela itu, pelatih mereka pun menjelaskan kembali strategi agar lawan terus kewalahan dengan permainan mereka.

Alih-alih mendengarkan, Ghastan justru malas mendengarkannya. Ia memilih menatap ke arah para Suporter-nya duduk dan tersenyum saat mereka memanggil namanya. Tak berselang lama tiba-tiba saja keningnya mengerut, menemukan dua sosok tak asing ada diantara segerombolan suporternya.

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang