#Perkara sendal miring

454 27 3
                                    

Happy reading...

Minggu yang cerah untuk mereka yang menikmatinya.

Seperti kalimat itu, terlihat Zoran memicingkan matanya menikmati sepoyan angin yang menerpa wajahnya, diboncengan Seja. Bahkan, dia pun tersenyum girang dibuatnya.

Pagi ini, mereka memiliki janji akan bertemu dengan seseorang. Seperti yang mereka bicarakan semalam, mencoba berlatih berjalan menggunakan High heels.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit, keduanya sampai ditempat tujuan. Mereka turun dari motornya dan berjalan ke rumah megah yang dijaga oleh satpam itu.

"Eh, Non Zura. Lama gak ketemu, makin cantik saja," sambut Pak Rasman, satpam rumah tersebut.

Zoran tersenyum ramah membalasnya, dengan Seja yang mengeryit."Hehe, iya nih, Pak. Habis oprasi plastik di korea soalnya," balasnya bercanda.

Pak Rasman pun terkekeh mendengarnya. "Non Zura, bisa saja," ujarnya disela-sela kekehan.

"Rena masih dirumah, Pak? Saya mau bertemu dengan dia," tanya Zoran memastikan.

"Masih, Non. Sepertinya Non Rena juga tidak kemana mana hari ini."

"Bagus kalau begitu. Ya sudah, Pak Rasman. Kami masuk dulu."

Pak Rasman mengangguk mempersilahkan. Keduanya pun mulai memasuki halaman rumah tersebut. Tak lupa, sebelum masuk Zoran mengetuk pintu.

"Ren, keluar, lo! Tawuran, yok!" pekik gadis itu bar-bar. Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka dan menampilkan sosok wanita berkulit putih menatapnya kesal.

"Sekalinya dateng kek setan lo, Ra!" sentak wanita itu menekan. Zoran hanya terkikik sebagai reaksinya.

"Tumben lo dateng, ada apa? Btw, ini juga anak siapa lo bawa?" tanya wanita itu menyambung, menatap Seja yang sedari tadi hanya diam.

"Kenalin, ini Seja temen gue. Ja, ini Rena, temen gue juga."

Seja tersenyum ramah mengulurkan tangan.

"Seja."

"Nama lo keren. Kenalin gue Qairena Izar Estella. Panggil aja Rena," balas Rena dengan senang hati. Kemudian menyuruh kedua tamu itu untuk masuk kedalam rumahnya.

"Mau minum apa?" tawarnya setelah mereka bertiga duduk disoffa.

"Gak usah repot-repot. Jus strowbery aja," balas Zoran terkikik.

"Zuranjing emang lu, Ra. Gak usah repot-repot tapi mintanya jus strowbery. Udahlah teh manis aja." Rena berlalu menuju dapur untuk membuatkan minum untuk tamunya.

Seja menatap Zoran dengan raut penuh tanya. Menyadari tatapan itu, Zoran mengendikan dagunya santai.

"Zura?"

Zoran mengerti apa yang dimaksud oleh temannya itu, menghela napasnya, mengubah posisinya menghadap gadis itu.

"Azzura Zelvania Amberly. Itu nama asli gue."

"Terus kenapa lo ngaku sebagai Zoran?"

Zoran bungkam untuk beberapa saat. Dia terlihat memikirkan sesuatu dalam keadaan menunduk.

"Seseorang ngasih nama Zoran ke gue. Dan gue suka nama itu," balasnya mantap, sembari tersenyum miris.

Seja tak tau harus berekpresi bagaimana. Dia memilih diam, enggan membalasnya kembali.

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang