#Menyendiri tidak menyelesaikan masalah

355 23 1
                                    

Hehe biasalah:)

Happy reading...

Zoran menyeret paksa Grizelle masuk ke dalam mansion Adhiaksa. Mendengar pergaduhan antara kedua gadis itu, semua orang seketika berkumpul dengan keheranan.

"Lepasin gue, sialan!" Bisa mereka semua lihat, tampang Grizelle sudah sangat acak-acakan penuh keringat dan wajah yang wajah yang memerah.

Pemilik kediaman rumah itu tampak terlihat sedang menuruni tangga dengan dibantu tongkat. "Ada apa, ini?" Melihat kedatangan Prahady, Grizelle meronta untuk melepaskan cekalan tangan Zoran dan berlari menghampiri Prahady untuk meminta perlindungan.

"Tuan, tolong saya, Tuan. Tolong saya. Non Zura siksa saya, Tuan. Tolong saya." Gadis itu mengguncangkan lengan Prahady, membuat pria tua itu semakin kebingungan.

Melihat bagaimana Grizelle memohon seperti itu terhadap kakeknya, Zoran semakin naik pitam. "Singkiran tangan kotor lo, cewe brengsek!" sentaknya menghampiri gadis itu lalu mendorongnya hingga tersungkur. Orang tua Grizelle langsung berlari untuk menolongnya.

"Zura, ada apa ini sebenernya?" tanya Prahady pada Zoran. "Aku mau kakek usir dia dari sini. Aku muak lihat dia, kek!" Semua pekerja reflek menutup mulutnya kaget.

"Aku nyesel berbaik hati untuk gak menindak lanjuti apa yang dia lakuin ke aku, kek!" Zoran mengomel dengan keras menunjuk Grizelle yang didekap ibunya.

Lalu seseorang yang sedari tadi diam berjalan ke arahnya."Zura, tenangin diri kamu. Coba cerita pelan-pelan, ada apa sebenarnya ini?" Aghas yang kebetulan masih berada dirumah mencoba menenangkannya.

"Dia udah lancang bikin satu sekolah heboh dengan sebarin rekaman CCTV rooftop kejadian aku jatuh dulu! Pertanyaannya dari mana dia dapet vidio, itu?! Bukannya aku suruh kak Aghas buat hapus? Aku gak mau ada jejak apapun, tapi ini apa?!" bentaknya menatap Aghas dengan lantang.

Aghas pun terdiam."Maaf, Zura. Kakak memang mau hapus vidio itu dulu, tapi kakek ngelarang. Flasdick itu kakek yang simpen," jelasnya jujur. Zoran melirik kakeknya. Dia diam beberapa saat, lalu berdecak kesal sambil meremas rambutnya. Untuk beberapa saat Prahady pun hanya menatap cucunya yang sedang tidak bisa mengontrol diri.

"Kakek tetap mau ada bukti dengan kecelakaan yang dialami kamu. Bagaimanapun itu tindak kejahatan," ucapnya membuat Zoran semakin keheranan, memijat pelipisnya.

"Lantas kakek mau nunggu Leoza yang masih dibawah umur lulus dan setelah itu kakek akan tindak lanjuti kejalur hukum?" ujar gadis itu menatap Kakeknya. "Please, Kek. Aku udah cukup bahagia sekarang. Leoza itu temen Zura. Itu kecelakaan yang gak disengaja. Satu-satunya tindak kejahatan disini itu cuma dia!" Zoran terus memojokan Grizelle dengan napas yang terengah engah.

Paman dari Grizelle berjalan mendekat, menyatukan kedua tangannya memohon."Non Zura, maafin Grizelle, nak. Tolong jangan usir kami. Kami gak punya tempat tinggal lagi selain disini," ucapnya.

"Udah tau numpang banyak tingkah, gak tahu malu! Didik anak kalian dengan baik. Gaya sok elit, ekonomi aja sulit!"

Plak!

Zoran merasakan pipinya seketika memanas.

"Diam kamu, Zura! Kurang ajar sekali kamu bicara dengan orang tua seperti itu!" jelas Prahady setelah menampar pipi Zoran. Dia merasa nada bicara cucunya kepada salah satu pegai rumahnya yang sudah bertahun-tahun bekerja dengannya, kelewatan.

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang