#Pindah

831 53 2
                                    

Vottenya, komennya,

Ya udah deh selamat bacaaaa

Dekapan hangat berakhir Dera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dekapan hangat berakhir Dera. Rasa nyaman pernah menyinggahi hati dalamnya. Entah sampai kapan renjana berhenti mengusiknya.

Seja menatap wanita itu  tak berekspresi, dengan hati yang tertusuk-tusuk. Pada akhirnya, mimpi buruknya terjadi begitu nyata didalam hidupnya. Hal yang ditakutkannya benar-benar menghampirinya.

Ia sudah berdiri begitu lama memandangi Nafisa yang sedang sibuk menjual roti, dari kejauhan. Kini, dirinya hanyalah orang asing sejak Nafisa mengusir, dahulu.

"Ibu. Seja Rindu, Ibu," ujarnya bergumam, dengan mata yang berkaca kaca. "Sampai kapan kita harus kayak gini, Bu?" Seja terus menahan dirinya agar tidak memecahkan bendungan air matanya.

Dret! Dret!

Dering ponselnya berbunyi, cepat-cepat ia mengangkatnya. "Iya, Om Wiliam?" ujarnya, membalas telponnya.

"Seja, kamu lagi ada dimana?"

"Dijalan, Om. Ada, apa?"

"Besok kamu sudah mulai masuk disekolahannya, Mira. Gimana sama tawaran Om kemaren. mau, kan?"

"Iya, Om. Nanti malam saya bawa barang-barang saya ke rumah."

"Bagus kalo, gitu. Ya, sudah Om tunggu nanti malam dirumah."

Tut! Tut!

Sambungan itu terputus. Seja menatap layar ponselnya cukup lama, menatap nama bertuliskan Wiliam disana. Dirinya beruntung bertemu orang baik seperti ayah Mira. Orang itu menawarkan tempat tinggal dan pendidikan untuknya dan memberikan kepercayaan untuk melindungi Mira. Awalnya ia menolak, sebelum Zoran terus membujuknya merengek. Bisa ia temukan satu sisi yang dimiliki dari kepribadian lainnya Mira, yaitu suka merengek.

Zoran itu baik, usil, ucapannya agak sadis, tapi dia peduli. Hal itu, bukan cuma dirinya yang merasakan. Anggota Zeronic lainnya pun sama. Sangat menerima Zoran sebagai keluarga baru yang cukup diminati untuk berteman.

Tanpa sadar senyum Seja terukir mengingat keusilan yang dilakukan Zoran pada anggota laki-lakinya, Oji yang sedang bekerja sebagai satpam disalah satu swalayan. "Prik, banget," kekehnya sebelum mengenakan helmnya.

Kini Seja sedang berdiri menatap anggota Zeronic yang terlihat sendu itu. Ia terkekeh, menyaksikannya. "Apa sih, lo pada? Lebay banget. Gue cuma pindah ke tempatnya Zoran doang, kali. Kek, mau pergi kemana aja."

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang