Jan lupa votte biar saya cepet selesaiin cerita iki yak
Happy reading...
Mentari yang cerah untuk senyum yang cerah. Tetapi itu berlaku untuk orang-orang diluar sana. Sudah sejak beberapa menit lalu, seorang gadis cantik dengan rambut terurai sedang duduk bersandar diranjangnya. Pandangannya tampak kosong dan sebulir air mata sempat meluncur cepat dipipinya.
Tok tok!
Cepat-cepat Mira mengusap bekas air mata itu, saat suara dua kali ketukan pintu kamarnya berbunyi.
Wiliam masuk membawa nampan berisi makanan dan satu gelas susu. Perlu diketahui pagi-pagi sekali dia sudah sibuk didapur, berniat membuatkan sarapan untuk putrinya.
"Selamat pagi, sayang. Ayah bawain sarapan buat kamu." Mira melirik makanan itu dan tersenyum, mempersilahkan ayahnya untuk duduk diranjangnya.
"Ayah gak perlu bawain sarapan kesini. Aku kan, bisa turun sendiri."
"Tidak apa-apa. Ayah yang ingin ke sini, kok. Ya, sudah kamu makan, gih."
Gadis itu mengangguk dan mulai menyuapi mulutnya perlahan. Ia mengunyahnya dan merasakan rasa yang sedikit berbeda dari nasi goreng yang biasa ia makan pagi-pagi.
Wiliam fokus memperhatikan gerak geriknya. Sampai dimana putrinya tiba-tiba tersedak dengan cepat ia membantu menyuguhkan minumannya. Mira meneguknya dan menatap ayahnya. "Nasi gorengnya yang buat bukan Bibi ya, Ayah?" tanyanya berujar.
"Memang bukan. Itu ayah yang buat. Kenapa, tidak enak, ya?"
"Ayah lupa kasih garam?"
"Ah, iya! Ayah lupa masukin! Aduh, kok bisa, sih? Padahal, tadi sudah disiapkan." Mira terkekeh menyaksikan reaksi Wiliam yang seperti orang kesurupan."Sebentar, Ayah buatkan yang baru, ya?" tawar orang tua itu mengangkat nampannya.
"Ayah, tunggu." Wiliam yang hendak pergi kembali berhenti saat suara lembut putrinya memanggilnya. Dia membalikan badan dan menemui Mira pun hendak beranjak dari ranjangnya, menghampirinya.
"Mira mau ikut bantu masak," ucapnya tersenyum lebar, yang dianggukinya.
Saat sudah didapur, Wiliam melonggo takjup mengetahui ternyata putrinya pandai memasak. Mira bahkan terlihat santai menambahkan bumbu-bumbu nasi goreng tanpa ragu kelebihan atau juga kurang. Dan benar saja, saat dicicipi rasanya lebih enak dari yang ia buat sebelumnya.
"Ayah tidak pernah tahu, kamu pandai memasak, Mira."
"Bukan pandai memasak, Mira hanya sedikit-sedikit bisa. Tidak banyak, Ayah. Bibi pernah mengajariku yang simple-simple saja. Seperti nasi goreng ini." Wiliam tersenyum lalu mengacak rambut Mira gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORAN [Selesai]
Teen Fiction"Gue bukan, Mira." "Zoran, tolong bilang ke ayah. Batalin perjodohanku dengan, Leo." "Lo pikir Mira gak sama menderitanya sama hubungan yang lo bilang menjijikan itu?" "Terima kasih, sudah datang menolongku Zoran." Azlia Zamira Antalas hampir saja k...