Tl.Q(10)👑

11K 1K 6
                                    

"Bagus, kau memang pantas untuk di andalkan Duke. Pengawal, berikan Paviliun Mawar Hitam kepadanya sebagai Hadiah akan kemenangan yang dibawanya." Perintah Javier membuat Shinee memincingkan matanya dengan tidak suka.

"Apa maksud anda yang mulia, memberikan Paviliun ku kepadanya." Shinee melangkah maju mendekati Javier dengan wajah marah.

"Eih bukankah kau tinggal dikediaman ibu Mu. Paviliun itu sangat sayang jika tidak dipergunakan. Bukan kah lebih baik kuberikan kepada Duke Astley yang pasti dapat mengurusnya." Javier tetap memaksa untuk Shinee membiarkan Paviliun nya diberikan kepada Duke Astley.

"Yang mulia, terima kasih atas perhatian yang mulia. Saya sangat berterimakasih atas hadiah yang mulia berikan." Astley menunduk hormat lalu menatap Shinee yang melihatnya dengan benci.

"Duke bisakah anda memberikan Paviliun itu kembali kepada kakak. Itu adalah paviliun kesayangan kakak sejak kecil. Ayah bagaimana bisa ayah melakukan ini kepada Kakak." Shina dengan tatapan iba nya memohon kepada Javier dan Astley untuk berbaik hati mengembalikan Paviliun Shinee.

"Tidak perlu. Aku tidak membutuhkannya lagi." Shinee meninggalkan Aula dengan kesal. Astley melirikkan dan tersenyum kecil melihat wajah memerah Shinee yang menahan amarah.

"Terima kasih yang mulia, saya akan kembali ke kediaman." Setelah Astley memberi hormat dan beberapa bawahannya. Mereka juga meninggalkan Aula. Shina yang merasa tidak dipedulikan duduk di kursinya dan mengepalkan jari-jari.

Pangeran Ignatius menatap Shina sebentar sebelum ia juga pergi keluar Aula.

"Sialan, dasar pria tua Bangka. Bagaimana bisa ia memberikan rumahku dengan gampang kepada Duke itu." Shinee menendang batu-batu kecil dengan kesal. Collis yang dibelakang meringis mendengar umpatan-umpatan yang terus keluar dari majikannya.

"Tuan putri, mohon untuk menjaga Perkataan anda. Bagaimana jika ada yang mendengar." Ucapan Collis menghentikan langkah Shinee dan berbalik menatapnya.

"Aku tidak peduli. Berani sekali Duke itu mengambil kediaman ku Collis."

"Tetapi yang mulia."

"Kaisar telah memberikan kediaman putri pertama kepada Duke ini sebagai hadiah, kaisar juga mengatakan kalau kediaman itu sudah tidak digunakan lagi." Astley bersama salah satu bawahannya mendatangai Shinee dan Collis. Collis menunduk hormat dan berjalan mundur kebelakang Shinee.

"Heh kau jangan harap mendapatkan kediamanku. Duke."
Shinee berbicara dengan sedikit berdesis tidak suka saat kaki Atsley memasuki kediamannya dan memeriksa rumahnya.

Astley dapat merasakan Sesuatu yang berada didalam kediaman Shinee, lantas ia hanya tersenyum.

"Siapa laki-laki itu, dia terlihat tampan." Bell menggerakkan telinganya melihat Astley dari balik jendela kamar Shinee.

"Aku ingin melihatnya."Cherry menggeser tubuh Bell dan mengintip melihat Duke Astley. Dalam sekali lihatnya Pipi Cherry langsung memerah layaknya buah Cherry. Ia pun menutup wajahnya.

"Aku tidak sanggup menatapnya dia sangat tampan." Seakan tubuhnya yang menjadi jelly Cherry terduduk diatas meja.

"Putri pertama, kediaman mu bagus juga." Astley menyentuh beberapa tumbuhan bunga yang mekar dengan indah. Ia dapat merasakan energi mana yang keluar saat ia menghirupnya.

'ternyata benar' batin Astley.

"Jangan menyentuh apapun dikediaman ku Duke." Shinee menepis tangan Duke Astley yang menyentuh bunganya.

Bawahan Astley melototkan matanya tidak percaya. Ini adalah pertama kalinya seorang wanita berani menyentuh tuannya. Maksudnya memukul tuannya.

Astley menatap tangannya yang ditepis oleh Shinee. Ia mendatarkan wajahnya dan memincingkan mata dengan tajam.
Shinee yang tidak takut juga menatap tajam Astley.

The Last Queen Of Goddes(TERBIT) PART LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang