Hari istimewa telah tiba, Xandric menyelesaikan pendidikan akademi nya. Dan akan Melaksanakan pernikahan bersama Ladira. Undangan akan pernikahan mereka telah sampai diseluruh kota dan seluruh teman bisnis ayah keduanya. Pernikahan yang sangat besar.
Ladira begitu gugup saat ibunya Rissa selesai merias wajahnya. Ladira mengenakan gaun yang sangat indah bewarna putih gading. Mengembang membuatnya seperti seorang putri. Rissa menangis dia tidak menyangka putrinya telah dewasa dan akan segera menikah.
"Ibu, jangan menangis untuk hari bahagia ini."
Rissa memeluk Ladira dari belakang, dia menghapus air matanya.
"Ibu sangat Bahagia, ibu bisa melihat Ladira kecil ibu menikah. Owh ibu akan menangis lagi hahah"
Ladira menenangkan ibunya padahal dia juga mau menangis dan gugup. Tapi dia tidak mau merusak riasan dari ibunya.
"Nyonya sudah waktunya."
Rissa mengangguk, Ladira menghembus napas untuk menetralisir rasa gugupnya. Para pelayan membantu membawa gaun Ladira.
Tirai tirai putih dan tinggi berjatuhan dan membentuk bunga besar yang indah. Dihiasi ribuan bunga mawar merah dan putih. Ladira sampai didepan menuju altar, dia melihat Xandric didepan sana menitikkan air matanya. Ladira tersenyum dan hampir tertawa saat melihat Xandric menangis. Ayah Xandrio berusaha menenangkan putranya yang Menangis dan ditertawai oleh tamu undangan.
Ladira menerima tangan sang ayah dan mengaitkannya dilengannya. Keduanya mulai berjalan perlahan diatas hamparan bunga mawar merah dan putih.
Gaun Ladira berkilauan ketika cahaya dari luar mengenai gaunnya.
"Putri ayah sangat cantik. Cantik sekali."
Ladira melihat sang ayah, yang juga menangis. Sampai di altar, Anderson memberikan tangan Ladira kearah Xandric. Dia sedikit menggenggam tangan Xandric kuat seakan tidak mau memberikan putrinya.
"Xandric ayah berikan putri kesayangan ayah Ladira kepadamu. Jaga dan cintai dia seperti aku mencintainya. Aku tidak pernah memarahi putriku apalagi menyakitinya maka kau juga harus begitu. Jika kau membuatnya menangis saja aku akan mengambil putriku kembali dengan senang hati."
Anderson akhirnya melepaskan tangannya. Xandric mengangguk dia masih menitikkan air matanya. Dan menunduk menangis. Ladira memegang wajah Xandric mengelusnya dengan lembut. Setelah tenang, Xandric membawa Ladira menuju Altar untuk mengucapkan janji suci pernikahan mereka.
Keduanya menghadap kearah Vernon.
"Sudah siapkah kedua mempelai."
Xandric dan Ladira mengangguk. Vernon membacakan ayah suci yang pertama."Silahkan kedua calon mempelai untuk saling menghadap dan memegang tangan satu sama lain."
Xandric menarik tangan Ladira memegangnya dengan erat dan menatap wajah cantik nya.
"Saya Xandric la de Xandrio, akan menjadi seorang suami yang mencintai, menyayangi, mengayomi, baik dalam suka dan duka bersama dengan Ladira la Anderson. Baik sakit dan sehat. Menafkahinya secara batin maupun fisik."
"Saya Ladira la Anderson akan mencintai, menyayangi suami saya Xandric la de Xandrio baik dalam suka maupun duka, sakit maupun sehat dan melaksanakan semua tugas saya sebagai seorang istri."
Vernon mengucapkan janji janji suci lainnya dan diikuti oleh Xandric dan Ladira.
"Semoga hubungan suci kalian akan selalu harmonisa hingga maut memisahkan. Xandric la de Xandrio dan Ladira La Anderson kini resmi menjadi suami istri."
Semua tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah Rissa sudah menangis dan membuat sapu tangannya basah.
"Silahkan untuk memasang cincin pernikahan kepada pasangan anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Queen Of Goddes(TERBIT) PART LENGKAP
FantasiaShinee Berenice Ileana adalah seorang putri pertama kekaisaran Atlantis yang diasingkan oleh raja sang ayah dimenara terkutuk selama 15 tahun. karena ia tdk memiliki kekuatan keturunan keluarga Atlantis dan dengan warna matanya yang berbeda dengan...