32🌟

17.5K 745 68
                                    

Holla guysss... selamat malam minggu untuk kaliannn. Gimana masih tetep stay apa udah pada bosen nih?

And makasiii banyakkk untuk yang masih stay dan support akuuu, jangan bosen-bosen yah kalian, tanpa kalian aku gak akan bisa sampai dipart ini. Love youu guyss🤗💖

》Happy Reading《

Pagi hari dihari sabtu yang cerah ini serasi dengan wajah ceria seorang gadis yang memakai bandana berwarna baby blue itu.

Bulan tersenyum menatap pantulan dirinya yang tampak terlihat cantik di depan cermin. Ini adalah salah satu bentuk mencintai diri sendiri versi Bulan.

"Cantik," gumam Bulan.

Kemudian Bulan meraih tasnya dan berjalan keluar dari kamar berniat untuk sarapan bersama sang Bunda.

"Pagi Bunda Bulan yang cantik, muahh," sapa Bulan yang kemudian mengecup sekilas pipi sang Bunda.

"Pagi juga Princessnya Bunda," balas Aliza.

Kemudian kedua perempuan berbeda umur itu duduk berdampingan dikursi meja makan sembari menikmati sarapan mereka dengan tenang. Jujur saja, Bulan sangat merindukan suasana hangat di ruang makan ini yang selalu ramai akan canda tawa dari sang Abang maupun dirinya. Bulan juga merindukan sang Ayah yang selalu membelanya jika sang Abang sudah mode menjahilinya.

"Sayang, kok melamun. Cepat dihabiskan makanannya, nanti kamu telat loh berangkatnya," tegur Aliza saat melihat Putri semata wayangnya itu terdiam sembari menatap kosong kearah kursi yang biasa diduduki oleh mendiang Suami serta Putranya.

Jujur Aliza juga sangat merindukan kehadiran kedua sosok pelindungnya, namun bagaimanapun juga, takdir punya kendali atas kehidupan yang ia jalani. Jadi Aliza hanya bisa menghela nafas berat dan mengusap punggung tangan Putrinya, setidaknya menyalurkan sedikit kekuatan agar Putrinya itu tidak terus menerus terbayang akan kenangan harmonis keluarga mereka dulu.

"Maafin Bulan yah Bunda. Bulan jadi kangen sarapan sama Ayah sama Abang," keluh Bulan seraya menunduk, tak berani menatap mata sang Bunda.

Aliza tersenyuh mendengarnya, namun seulas senyum terbit berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri. Setidaknya ia tidak boleh terlihat lemah dimata sang buah hati.

"Gak perlu minta maaf, Bunda paham. Yaudah sekarang kamu habiskan sarapannya, habis itu minta supir Bunda buat antar kamu ke sekolah," ujar Aliza.

"Eum... Bulan berangkat sama Al, Bunda," cicit Bulan malu membuat Aliza terkekeh gemas akan tingkah Putrinya itu.

"Yasudah kalo gitu, hati-hati. Titip salam Bunda buat nak Bintang," ujar Aliza yang langsung diangguki oleh Bulan.

Selesai sarapan Bulan segera pamit pada Bundanya dan tak lupa untuk mencium kembali pipi sang Bunda sebelum ia menuju halte dimana ia sudah menjanjikan pada Bintang untuk menjemputnya di sana. Bukan apa, Bulan hanya ingin cepat-cepat sampai di sekolah dan bertemu dengan Cilla, teman sebangkunya yang beberapa hari ini tak ditemuinya.

Bulan sudah berada di halte selama 15 menit, dan belum ada tanda-tanda Bintang datang menjemputnya. Bahkan sedari tadi nomor Bintang pun tidak aktif. Namun, Bulan tidak akan berfikir negatif, mungkin saja Bintang terjebak macet, atau bangun kesingan, atau juga ponselnya lupa dicharger semalam jadi tidak aktif sekarang.

Possesive BoyFriend [ New Version ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang