Holla guysss.... gimana puasanya? Masih lancar apa udah bolong" nih? Gak kerasa yah udah mendekati akhir Ramadhan🥹
Aku minta maaf yah guysss apabila ada salah - salah kata selama aku menulis cerita ini😇🙏
And Thank You So Much untuk ALDER'S yang sudah antusias dan setia nunggu aku up, makasih jugaaa untuk support kalian. Support kalian tuh ibarat energy aku buat menulis, jadi ngebaca komen kalian yang excited tuh bikin aku juga excited buat nulis dan up bab selanjutnya. Lope yuuu ALDER'S😍❤
》Happy Reading《
Setelah selesai mengurus para penghianat itu dan memberi mereka sedikit pelajaran agar jera. Seperti tujuan awalnya, Bintang akan membalas perbuatan Langit padanya.
Hingga kini ia sampai di mansion keluarga Algara, tepatnya rumah besar milik Kakek dan Neneknya.
Bintang melangkah masuk ke dalam mansion setelah meletakkan motornya digarasi. Bintang memasuki mansion mewah Kakek dan Neneknya, tidak ada yang berubah sejak terakhir kali meninggalkannya saat ia demam waku itu.
Bintang masuk ke dalam dan disambut antusias oleh para pelayan di sana dan Bintang hanya membalasnya dengan senyuman segaris bibirnya.
"Al pulang!!" ujar Bintang membuat Omah Eva yang berada di ruang tengah itu lantas menoleh dan melebarkan pupil matanya kala melihat cucu kesayangannya pulang.
"Al? Itu kamu sayang? Kamu pulang Al?" Omah Eva merentangkan tangannya meminta Bintang untuk masuk kedalam dekapan hangat penuh kerinduannya dan langsung dituruti oleh Bintang.
"Omah kangennn banget sama cucu kesayangan Omah ini," gumam Omah Eva membuat Bintang mengangguk dalam pelukan itu kemudian mengurai pelukan mereka.
"Al lebih kangen sama Omah, makanya Al pulang. Gimana keadaan Omah? Baik-baik aja kan selama Al tinggal? Omah rutin minum obat sama vitaminnya kan?" tanya Bintang dengan raut seriusnya membuat hati sang Omah menghangat.
"Iyah sayang, kamu tenang aja. Omah kan ingin selalu sembuh agar bisa terus ngelihat cucu kesayangan Omah ini tumbuh dengan baik. Apa cucu Omah juga makan dengan baik? Omah selalu khawatir kalau kamu gak pulang, Omah takut sesuatu terjadi sama kamu Al. Omah sayang sama kamu," tutur Omah Eva sembari mengusap kepala Bintang dengan penuh kasih sayang.
Seulas senyum terbit disudut bibir Bintang, pantas saja kembarannya selalu membencinya. Melihat bagaimana perlakuan Omahnya saja sudah jelas sangat berbeda, walau Omah juga memperhatikan Langit. Tapi Omah tidak sedekat ini denggan Langit, tidak seperti kedekatannya dengan sang Omah.
Seorang pria berumur sekitar 60 tahunan itu tampak menuruni tangga dengan tatapan nyalangnya tentu saja, saat melihat Cucu pembangkangnya kembali datang.
"Untuk apa kamu kembali ke sini?!" Suara bariton itu membuat sepasang Nenek dan Cucu yang tengah melepas rindu itu menghentikan kegiatannya dan menatap si empuh suara.
Kakek Erwan duduk disofa single dengan mata tajam yang menghunus pada manik hitam Cucunya.
"Jaga ucapanmu Erwan! Tentu saja Al pulang, karena ini rumah dia!!" sahut Omah Eva membuat sang suami hanya bisa menghela nafas.
Jika sudah menyangkut Cucunya, Omah Eva akan dengan tegas dan berani untuk melawan suaminya sendiri.
Bintang mengusap punggung tangan sang Omah untuk menenangkannya. Dan beralih menatap sang Kakek yang sedari tadi terus menatap nyalang ke arahnya.
"Al akan tinggal di sini lagi, dan menerima tawaran Kakek untuk menjadi penerus Algara's Corp!" jawab Bintang dengan mantap.
Kakek Erwan yang semula menatap Cucunya nyalang itu merubah tatapannya sedikit melunak.
"Jangan bercanda Bintang Algara!" tegas sang Kakek membuat Bintang menghela nafasnya.
"Untuk apa? Al udah mikirin ini sebelumnya. Apa tawarannya udah gak berlaku?" Bintang menatap penuh tanya pada Kakeknya.
"Tentu saja itu masih berlaku, sampai kapan pun. Kalaupun sampai umur legalmu, kamu belum juga kembali dan tetap menolak tawaran Kakek. Kakek akan tetap memaksamu untuk menjadi penerus perusahaan turunan keluarga Algara, walau dengan kekerasan sekalipun. Tapi nyatanya, kamu sendiri yang pulang dan menerima tawaran itu tanpa harus Kakek paksa dengan kekerasan terlebih dahulu." jelas Erwan membuat Bintang mengangguk paham.
"Al tahu Kakek orang seperti apa. Al juga tahu kalau Kakek menyuruh beberapa orang untuk mengawasi kegiatan Al dan kemanapun Al pergi." jelas Bintang membuat Erwan sedikit gelagapan mengetahui jika Cucunya itu lebih teliti darinya.
"Tapi Al gak masalah akan hal itu, selagi Kakek gak mengusik kehidupan Al. Al cukup tahu diri selama ini menumpang hidup sama Kakek dan Omah." Bintang menoleh pada sang Omah yang tampak menggelengkan kepalanya tidak setuju mendengar penuturan Bintang soal 'menumpang hidup' pada mereka.
"Jadi, mungkin dengan ini setidaknya Al bisa sedikit meringankan beban Kakek dan Omah dengan menjadi penurut dan tidak memberontak lagi. Tapi Al minta satu hal sama Kakek," ujar Bintang seraya menatap sang Kakek dengan tatapan mengintimidasi.
"Jangan usik kehidupan orang yang Al cintai. Selain Al, Kakek juga menaruh mata-mata kan untuk mengawasi rumah Bulan?" ujar Bintang membuat sang Omah tampak terkejut mendengar nama kekasih cucunya yang sama dengan nama putrinya, Ibu Bintang sendiri.
Erwan dibuat kembali terkejut mendengar penuturan Cucunya, selain teliti Bintang juga tampak seperti ombak, susah ditebak dan diam-diam menghanyutkan. Tapi dibalik itu semua, Erwan merasa bangga dengan didikannya yang sukses hingga membuat Bintang seperti sekarang, walau agak sedikit memberontak tapi itu wajar karena bagaimanapun ia selalu menuntut kedua Cucunya untuk menjadi sosok yang tangguh dan sempurna tentunya.
"Al selama ini masih diam, karena pikir Al, Kakek cuma memantau keadaan Bulan. Tapi Kek, Bulan emang gak pernah bilang sama Al. Secara gak langsung, Al bisa tahu gimana gak nyamannya Bulan saat tahu ada yang diam-diam memperhatikan dia. Jadi Al minta sama Kakek, jika para orang suruhan Kakek hanya untuk mengawasi Bulan tanpa berniat untuk menjaganya, lebih baik Kakek suruh mereka berhenti, karena itu hanya sia-sia. Al bisa jagain dia sendiri."
Bukan apa-apa Bintang mengatakan seperti itu, tapi saat ia tengah bersama Bulan, ia beberapa kali menangkap gurat gelisah dari wajah kekasihnya, walau Bulan tidak mengatakan langsung padanya. Bintang itu peka, hanya saja dia memilih diam.
Dan saat kejadian dimana Bulan hampir diculik, orang suruhan Kakeknya hanya diam saja padahal mereka mengawasi rumah Bulan 24 jam, tapi kenapa mereka tidak menolong Bulan? Dan membiarkan para penjahat itu membobol rumah Bulan. Untung dia datang tepat waktu saat itu, jadilah Bulan selamat hingga sekarang.
Erwan mengangguk paham. "Kakek hanya tidak ingin kamu jadi terpengaruh oleh wanita childis seperti dia, dan terus menjadi pembangkang. Kakek hanya tidak mau kamu salah memilih seseorang, seperti kisah orangtuamu dulu." ujar Erwan menerawang jauh membuat Bintang menatap nanar ke arah Kakeknya.
Sedangkan Omah Eva mengusap surai hitam Cucunya dengan lembut. "Jadi Cucu Omah sudah punya kekasih, hum? Itu berarti tandanya Cucu Omah sudah besar. Rasanya cepat sekali Cucu Omah tumbuh, baru beberapa waktu lalu, Omah mendengar suara tangisan bayi kalian. Tapi sekarang Cucu Omah sudah mengerti yang namanya jatuh cinta. Kalau memang kamu mencintai dia, jaga dia baik-baik, cintai dia dengan tulus, jangan sesekali menyakiti dia, hm?" tutur Omah Eva dengan lembit membuat hati Bintang menghangat.
Dan tanpa sepengetahuan Bintang, ada maksud lain Kakek Erwan memata - matai setiap pergerakan Bulan, bukan karena Bulan adalah kekasih Bintang. Melainkan ada hal yang jauh lebih penting untuk ia awasi.
Sampe sini dulu yah guysss kalo rame aku lanjut lagi...
To Be Continued
![](https://img.wattpad.com/cover/301659153-288-k238549.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive BoyFriend [ New Version ] END
Fiksi Remajaselamat datang dilapak ceritaku. 🌻FOLLOW SEBELUM MEMBACA🌻 "Premannya udah pergi, sampai kapan mau gini terus?!" ujar Bintang pada gadis di hadapannya. "Huft... akhirnya preman-preman itu udah pergi," gumam gadis pemilik mata indah itu. "Makasih ya...