22. PIPI MERAH

2.1K 222 76
                                    




Suara bel rumah babeh berbunyi. Lisa dan Jaka yang sedang makan buah-buahan saling beradu pandang bingung, karena jarang yang bertamu ke rumahnya.

"Lo aja yang buka, Jak." kata Lisa saat suara bel berbunyi kembali.

Jaka menggeleng, "lo aja, Lis. Gue alergi tamu." kata Jaka membuat Lisa mendengus kesal. "ck, nggak guna." ucap Lisa kesal, dia berdiri berjalan menuju pintu utama, sebelum membuka pintu, Lisa mengintip sedikit di jendela. Dia kaget, melihat ada  4 orang cowok dan 2 orang cewek diluar.

Lisa menelan ludahnya gugup, "jangan-jangan polisi yang mau grebek. Tapi siapa coba yang pake narkoboy?" katanya bermonolog sendiri. Dengan ragu Lisa membuka pelan pintu rumahnya.

Semua mata tertuju menatap Lisa, membuatnya jadi salah tingkah, ditambah dia hanya mengenakan hoodie dan celana pendek di atas lutut. "Sorry, cari siapa ya?" kata Lisa.

Salah satu orang itu tersenyum kepada Lisa, "kita temen Jessie, Jessie ada?"

Lisa tersenyum lega, "oh temennya kak Jessie.. ada kok. Masuk dulu aja." kata Lisa mempersilahkan mereka untuk masuk.

Mereka pun masuk mengikuti Lisa yang membawanya ke lantai dua. Lisa mempersilahkan mereka duduk, "pada duduk aja dulu, gue panggil Kak Jessie dulu ya." kata Lisa yang kemudian bergegas memanggil Jessie yang berada di kamar.

Sekitar lima menitan, Lisa dan Jessie menghampiri mereka. "Eh, Regan, kok nggak ngabarin dulu?" kata Jessie menyalami  mereka. Tanpa di suruh oleh Jessie, Lisa menuju dapur mengambil mineral untuk teman-teman Jessie.

Regan tersenyum, "eh iya Jess, sorry, btw lo udah pada kenal mereka kan?" tanya Regan.

Jessie mengangguk. "Arin dan Loly kan?" tanya Jessie kepada kedua cewek itu, sedangkan 4 cowok itu Jessie udah pasti mengenalnya.

Loly tersenyum, "ah, iyaa, gue Loly. Bendahara pensi."

Arin mengulurkan tangannya, "gue Arin, seksi produksi." Jessie menyambut uluran tangan Arin.

Loly berjalan menuju balkon rumah Jessie, "JESS, ITU KOST ISINYA COWOK-COWOK?" teriak Loly.

Jessie tertawa, "Hahahaha iya, kenapa? mau kenalan?" Loly kembali berjalan cepat menghampiri Jessie, "mau, bolehh banget." katanya dengan semangat.

"Rumah lo gede banget Jess." kata Sean melihat sekeliling rumah Jessie. Dia bahkan berjalan ketangga tadi dan mengintip lantai bawah, dia melihat tv besar, sofa dan dapur di bawah. Di tambah kosan yang sangat mewah. "Lo jangan malu-maluin lah, Yan." kata Leo.

Sean takjub dengan interior rumah Jessie, "Jes, gila sih, lo habis berapa duit bangun ni rumah, btw kamar Bobi sama Jhonny yang mana, mereka ngekost disini kan bener?" tanya Sean.

Jessie mengangguk, "kamar Bobi nomor 2, Jhonny 3, sebelahan mereka." jawab Jessie.

"Kalo Irbam sama Hanbin dimana Jess?" kini Gevan yang bertanya.

"Hanbin nomor 1, Irbam nomor 9 kalo nggak salah. Gue lupa, hehehe."

Regan menggeleng, "kita kesini mau bahas pensi ya para binatangku." kata Regan menginterupsi mereka. Jessie tertawa, "hahaha, nggak papa, masih lama kan pensinya juga. Santai aja sekalian main." kata Jessie.

Saat Lisa berjalan menuju mereka sambil membawa mineral dan buah-buahan. Sean memperhatikannya, "Jes, itu adik lo yang keberapa?" tanya Sean sambil tetap menatap Lisa.

"Oh ini adik gue yang ke tiga." Jessie menepuk pundak Lisa, dia membantu Lisa memindahkan air mineralnya ke meja. Lisa tersenyum, "pada di minum ya." ujarnya.

KOSAN BABEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang