Lisa berjalan pulang menuju rumahnya sambil menampilkan senyum lebarnya. Sesekali dia meloncat kecil sambil bersenandung ria. Tidak lupa juga dia menyapa semua yang yang ada di sekitarnya, entah itu orang yang berlalu lalang, kucing yang sedang menyantap sisa-sisa makanan atau bahkan batu yang sedang diam seribu bahasa. Lisa merasa dirinya adalah orang yang paling berbahagia sekarang. Karena itulah dia merasa semua yang berada disekitarnya tampak sedang tersenyum padanya. Bagaimana tidak, tugasnya mendapatkan nilai A.
TINNNNN.
Suara nyaring klakson membuat Lisa terkejut bahkan sampai hilang keseimbangan dan terjatuh kebelakang. Sedangkan yang berada di motor hanya nyengir tanpa dosa, "HANBIN ANJING." teriak Lisa emosi.
Hanbin mengacungkan jari telunjuk dan tengah membentuk huruf V, "sorry sengaja, abis lo kaya orang gila senyum-senyum sendiri." katanya tanpa dosa.
Lisa membersihkan celananya dari tanah yang menempel di celananya. "arghh lo mah, mana gue pake celana putih lagi." Suasana hati yang tadinya sangat baik berubah jadi buruk gara-gara Hanbin sialan.
Hanbin turun dari motornya, membantu membersihkan celana Lisa, "hahaha sorry, gue jajanin apapun deh asal lo mau anter gue ya?" tanyanya.
Lisa menaikan satu alisnya, "kemana?"
"Rumah, ayah gue sakit." jawab Hanbin. Karena tidak ada jawaban, Hanbin menarik lengan Lisa, "ah, lama amat mikirnya, buru naik." kata Hanbin memaksa Lisa.
"Sabar nyet," ucap Lisa kesal sambil menaiki motor Hanbin.
"Kita ke kosan dulu ya." kata Hanbin sambil menyalakan mesin motor. Karena mereka memang tidak berada jauh dari rumah tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk ke rumah dulu.
"gue ganti celana aja dulu lah, kotor gini malu." Hanbin melihat celana Lisa yang memang kotor, "yaudah gih, inget ya ganti celana aja nggak usah mandi." kata Hanbin.
Tanpa melepas helm yang ia kenakan, Hanbin berjalan menuju kamar kostnya sambil fokus main hape tanpa memperdulikan sekitarnya.
"Woy, fokus amat, nabrak mampus lo." kata Bobi yang memang sedang bersantai di depan kamarnya. Tidak menjawab omongan Bobi, Hanbin malah tetap fokus pada hapenya dan memasuki kamarnya. Hanbin sebenarnya sedang chat dengan Bundanya. Mengabari kalau Lisa akan ikut.
Bobi menaikan alisnya bingung, tidak biasanya Hanbin tidak menjawabnya. Namun kemudian mengangkat bahunya tidak peduli, mungkin Hanbin sedang tidak mau di ganggu.
Sekitar 15 menitan Lisa akhirnya turun dari rumahnya dan mengganti pakaiannya menggunakan Hoodie oversize dan celana panjang. Dia mencari keberadaan Hanbin, namun tidak ada. Hanya ada Bobi yang sedang duduk bersantai depan kamarnya sambil memainkan ukulelenya. "Hanbin, mana?" tanya Lisa.
Bobi menunjuk ke arah kamar Hanbin yang memang berada di sebelah kamar Bobi, "noh tadi masuk kamer," kata Bobi.
Lisa mengacungkan jempolnya dan kemudian masuk kamar Hanbin tanpa mengetuknya. "WOI JADI NGGAK?" teriak Lisa begitu masuk kamar Hanbin.
Hanbin yang sedang fokus ke layar hape tersentak kaget, "eh, udah siap? yuk jalan." kata Hanbin dan memasukan hapenya ke tasnya. Mereka berdua akhirnya keluar kamar Hanbin.
"Wih kemana nih kalian? ngedate?" tanya Bobi.
"gigimu ngedate," ketus Lisa.
Hanbin menggelengkan kepalanya, ada saja celetukan Lisa yang membuatnya gemas. "Bokap gue sakit, Bob, gue mau jengukin." kata Hanbin kepada Bobi.
"Oh, salamin ke bokap lo dari si ganteng Bobi, cepet sembuh gitu." kata Bobi dengan pedenya.
Lisa mendelik tajam ke arah Bobi, "yang ada makin tambah sakit bokapnya si Hanbin dapet salam dari lo." Lagi-lagi Hanbin gemas mendengar jawaban Lisa, dia memegang kepala Lisa, "udah cepet jalan," kata Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN BABEH
FanfictionKOSAN BABEH. Para Mahasiswa tentu sudah tidak asing lagi dengan Kosan yang satu ini. Selain banyak di gemari karena Babeh memiliki 4 putri cantik. Kosan ini juga dijuluki rumah untuk pulang. Rumah bagi mereka yang tidak tau rasa hangatnya sebuah rum...