36. SEPI

502 91 32
                                    


Semenjak kepergian anak-anak kos mengantar Jaya ke kampung halamannya, kosan jadi sangat sepi. Tidak ada suara bising Hanbin dan Bobi yang biasanya sudah menggelegar setiap pagi di ruang tv. Kini hanya ada Jeka yang sedang melamun sendiri di ruang tv, sampai pada akhirnya fokusnya teralihkan pada sosok cewe dengan baju rajut berwarna pink dan rok hitam pendek menuruni tangga dengan sangat hati-hati. Dengan kepang dua di rambutnya membuat cewek tersebut semakin lucu kalau terus di pandang.

"Cantik amat mau kemana, Jane?" tanya Jeka tanpa basa basi.

Jane melongo, "Hah?"

"Lo cantik banget mau kemana?"

Jane yang di bilang cantik hanya bisa tersenyum kikuk, "heheh, mau ketemuan."

Jeka mengernyitkan keningnya, "sama siapa?"

"Gavin, lo inget ngga? yang kemarin segrup sama kita pas lari." Jawaban Jane tentu membuat Jeka sedikit terkejut, 'buset gercep juga tu bocah.' katanya dalam hati. "Gue boleh ikut nggak, Jane? gabut gue di rumah mulu, lagian kelas mendadak libur." sebenernya Jeka berbohong, dia tidak akan membiarkan Jane pergi berdua dengan cowok yang bernama Gavin itu.

Jane sebenernya tidak enak terhadap Gavin, tapi saran dari Jeka tidak buruk juga mengingat Jane yang jarang keluar hanya berdua saja pasti akan sangat canggung nanti. "Boleh." begitu mendengar jawaban Jane, Jeka langsung bergegas ke kamarnya dan langsung mengganti baju. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bersiap mengingat dia sebenernya dua jam lagi ada kelas tapi demi Jane dia rela bolos untuk hari ini.

"Karena lo udah cantik, perginya pake mobil aja ya Jane." entah kenapa kalimat tersebut membuat Jane tersenyum. Hari ini juga berbeda dari biasanya, jika biasanya Jane hanya memakai make up tipis kali ini dia sedikit berani menggunakan make up yang tebal.

Akhirnya mereka berdua berangkat menuju caffe yang telah di tentukan oleh Jane dan Gavin. Gavin bukannya tidak mau menjemput Jane, hanya saja Jane yang memaksa untuk langsung ketemuan di tempat saja. Bukan apa-apa Jane tidak ingin menimbulkan gosip yang tidak-tidak tentang dirinya. Ya walaupun si penyebar gosip sedang tidak ada di sini.

Sementara itu di dimensi lain, Lisa baru membuka matanya dengan susah payah mengingat dia bergadang semalaman untuk mengerjakan tugas. Dengan nyawa yang baru terkumpul beberapa persen itu, dia jalan menuju kamar Jane, namun tidak ada orang disana. Kamarnya pun wangi parfum khas Jane yang berarti Jane sudah berangkat ke kampus, pikir Lisa.

Dia pun menuruni anak tangga menuju ruang tv anak kos, tidak ada siapa-siapa juga hanya ada tv yang masih menyala, "kebiasaan deh pasti lupa di matiin." kata Lisa, saat dia hendak mengambil remot. Hpnya bergetar, menandakan ada panggilan masuk. Matanya membulat sempurna saat melihat nama yang tertera di panggilan masuk tersebut.

"KAK REGAN?" katanya teriak. Namun anehnya saat dia teriak, panggilan masuk tersebut mati dan sekarang bel rumah yang berbunyi.

Lisa dengan cepat menuju pintu rumah dan membukakannya, matanya nyaris keluar saat melihat sosok yang tadi ada di layar hapenya sekarang berada di depan pintu rumahnya.

"Ckckck, anak gadis jam segini baru bangun." katanya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Lisa masih melongo, pagi ini semua kejadiannya sangat cepat bahkan Lisa tidak sempat bernapas dulu.

"Loh, kakak kenapa ada disini?"

"Kenapa nggak boleh? ini gue bawain sarapan buat lo." Lisa masih mematung, tidak menjawab pertanyaan Regan, "gue nggak di suruh masuk nih?" kata Regan menyadari lamunan Lisa, "Eh.. masuk kak." Lisa pun mengarahkan Regan menuju ruang tv anak kost.

"Selara tontonan lo unik juga ya, jam segini udah romance aja." Lisa membelalakan matanya panik, "Eh, sumpah bukan gue kak, gue juga baru turun." kata Lisa dengan panik langsung mengganti saluran tvnya ke kartun favoritenya yaitu Spongebob.

Lisa menutup seluruh mukanya menggunakan selimut yang ada di ruang tv itu membuat Regan keheranan, "kenapa? lo sakit?" Lisa menggeleng. "terus kenapa? dingin?" lagi-lagi Lisa menggeleng. Dengan suara yang sangat kecil Lisa menjawab, "gue malu, kak, belum mandi." sontak jawaban itu membuat Regan terkekeh, "hahaha, gue kira apa." Regan malah mendekatkan dirinya ke Lisa dan membuka paksa selimut yang hampir menutupi seluruh badan Lisa, "mau lo belum mandi atau udah mandi lo tetep cantik, Lis." Regan berdiri dan berjalan menuju rak dapur untuk mengambil piring dan menyajikan ketoprak itu di atas piring tersebut. Dan tanpa Regan sadar, jantung Lisa seperti mau meledak saking kuatnya berdetak.

'Sialan memang manusia satu ini' kata Lisa dalam hati.

"Nih, makan dulu terus mandi, nanti anter gue ya."

"Hah? kemana?" tanya Lisa terheran.

"Cari kado buat, Arin."

Lisa yang semula seperti di terbangkan kelangit ke tujuh kini dia terbang bebas ke dalam jurang yang di penuhi duri.

'Arin anjing.' katanya dalam hati.







tbc...



masih ada yang nunggu cerita ini kah?



ini pemanasan dulu ya, gimana masih suka nggak sama tulisanya atau udah aneh?:(

doain semoga ceritanya masih bisa lanjut ya....



terimakasii juga yang udah setia nunggu cerita ini dari lama atau bahkan yang baru baca cerita ini, aku baca semua komenan kalian kok!!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KOSAN BABEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang