Hari itu tidak seperti biasanya, derasnya hujan membuat semuanya malas untuk bangkit dari tempat tidurnya. Seakan ada magnet yang menarik mereka agar tidak beranjak pergi dari tempat tidur. Namun tetap saja suara perut yang nyaring milik pria jangkung itu selalu menang dalam kondisi apapun. Jhonny beranjak dari tidurnya dan bergegas menuju dapur kosan untuk masak nasi goreng.
Dia membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan dari dalam kulkas. Entah dari mana Rosie muncul dia tiba-tiba saja ada di hadapan Jhonny. Dengan muka bantal, Rosie mengucek matanya yang sepertinya masih enggan untuk terbuka. "Pagi."
Jhonny tersentak kaget, "pagi, Ci." Rosie mengangguk lalu menguap dengan lebar. "Gue mau juga ya, Jhon."
Jhonny terkekeh melihat Rosie yang menguap. "Buset aromanya, Ci."
Rosie mengangkat bibir kanan atasnya, "heh, wangi ya enak aja."
"emang gue bilang apa?"
Rosie berdecak sebal, "serah deh ah."
Jhonny terkekeh, "udah sana mending liat kartun." kata Jhonny sambil menunjuk ke arah sofa dengan dagunya.
"BANG, GUE JUGA MAU." kini teriakan Candra yang membuat Jhonny tersentak kaget. Candra menghampiri Jhonny, dia melihat bahan-bahan yang tersusun rapih di atas meja. "Ayamnya mana, bang?"
"Ada noh di pasar." kata Jhonny yang fokus memotong bawang dan cabai. Candra mengetuk meja, "whatttt- nasi goreng tanpa ayam? hambar coyy." kata Canda menyilangkan tangannya depan dada seperti bos yang sedang memarahi bawahan.
Jessie yang berada di belakang Candra memukul pelan lengan Candra. "beli sendiri sana."
Candra menoleh kearah Jessie yang di ikuti Ajun di belakangnya. "Hehehe, kan cuma ngasih tau Kak Jessie."
"Udah sana tau jadi aja." usir Jessie kepada Candra.
Jhonny menggelengkan kepalanya, kini Jhonny menghentikan kegiatannya dan menatap Jessie, "kenapa, lo juga mau Jess? tunggu aja." kata Jhonny menunjuk sofa.
Jessie mengambil alih pisau yang di tangan Jhonny dan meneruskan memotong bahan-bahan. Jhonny mengangkat kedua alisnya, "wadaw, chef Jessie."
"Mending lo tunggu aja disana sama mereka." Jhonny tersenyum sumringah, "wih serius Jess?" Jessie menghela nafasnya, "iya sana, eh.. tolong iketin rambut gue dulu."
Jhonny dengan cepat mencuci tangannya dan membantu mengikatkan rambut Jessie. Mata Jhonny seperti terkunci tidak bisa mengalihkan pandangannya melihat Jessie yang di kuncir dari samping dari jarak dekat, di tambah tengkuk Jessie yang terlihat sangat sempurna membuat Jhonny menelan paksa ludahnya. Dengan cepat Jhonny menggeleng kepalanya, dia menarik lagi kunciran yang sudah terikat rapih pada rambut Jessie membuat Jessie membulatkan matanya dengan sempurna.
"Jhon?"
Jhonny malah mengacak-acak rambut Jessie, "g-gini aja Jess, ta-tadi jelek. Bagus gini." kata Jhonny gugup.
"Ish, gerah Jhonny.. Lagian gue mau masak bukan mau ke mall jadi nggak harus cantik. Siniin deh kunciran gue."
Jhonny malah memasukan kuncirannya ke dalam kantong celananya, "ngga, Jess. Bagus gitu." kemudian Jhonny meninggalkan Jessie yang terlihat sangat marah.
Jhonny mengatur nafasnya menggeleng kepalanya. Jessie kunciran, sungguh sangat tidak aman untuk jantung Jhonny.
"Kak, besok lusa ada pensi kaya tahun kemarin yang harus bawa orang tua." kata Ajun kepada Rosie.
Rosie yang sedang mengemil kueh itu tersedak, "Ih kenapa dadakan sih, Candra, Ajun."
"Acaranya di umumin dadakan Kak," kata Candra, "Oh ya.. nggak mau teh Lilis!" sambung Candra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN BABEH
FanfictionKOSAN BABEH. Para Mahasiswa tentu sudah tidak asing lagi dengan Kosan yang satu ini. Selain banyak di gemari karena Babeh memiliki 4 putri cantik. Kosan ini juga dijuluki rumah untuk pulang. Rumah bagi mereka yang tidak tau rasa hangatnya sebuah rum...