Jessie memasuki rumahnya, sangat sepi. Dia juga melihat parkiran dari kaca balkon hanya ada tiga motor. Dia lupa mengecek hapenya, ada 150 chat grup yang belum dia baca. Dia men-scroll chat dari yang paling atas dan mengangguk, "oh, lagi pada ngopi."
Bunyi perutnya terdengar nyaring ditelinga, jadi teringat belum makan apa-apa sejak tadi. Jessie menuju dapur dan memasak mie untuk di makan. Namun sial, gasnya habis. Akhirnya Jessie masak di dapur anak Kos.
Baru saja memasak air, gasnya mati. Memang nasib buruk sedang menimpanya. Jessie menghela nafas panjang. Melihat celah pintu kamar Jeka yang sedikit terbuka Jessie berteriak, "JEKAAA, TOLONGIN."
Kepala Jeka dan Hanbin menyundul keluar di pintu kamar. "Kenapa Jess?" ucap Hanbin dan segera menghampiri Jessie disusul dengan Jeka di belakang.
"Pasangin gas, gas di atas juga abis makanya gue kesini eh taunya habis juga." ucap Jessie sambil mengeluarkan cengiran khasnya.
Jeka dan Hanbin saling pandang dan menggaruk tekuk, "Kita mah kagak bisa Jess, yang biasa pasang gas tuh Joni, David, Jepri, Bobi." ucap Jeka.
Jessie memutar bola matanya, "ck, gimana si. Kalo kalian udah punya istri terus istri kalian nggak bisa pasang gas, mau minta tolong ke siapa? Suami tetangga?"
Hanbin tak terima, "Pasang gas itu bukan hak suami aja ya Jess. Harusnya istri ju-" Sebelum Hanbin ngomel panjang lebar, Jeka segera menutup mulut Hanbin dengan tangannya.
"Tolong ya pasutri jangan berantem, zaman udah canggih. Sini deh mending liat tutorial." kata Jeka tenang sambil membuka hapenya. Video terputar, mereka bertiga fokus menonton video sampai tidak sadar ada yang datang.
"Weh ngapain kalian?" suara bariton laki-laki membuat mereka terkejut dan meloncat kecil kebelakang.
"Akhirnya tukang gas datang." ucap Hanbin dan menghampiri Jhonny berniat memeluk namun ditahan menggunakan telunjuk di kening Hanbin.
"Anjing, ps gue belum di pause." Jeka lari menuju kamarnya namun sia-sia saja, game sudah berakhir di menangkan oleh tim lawan. Dia mematikan ps dan kembali ke dapur.
Jhonny mulai membuka kabel gas. Suara pintu mengalihkan perhatian mereka. "Wih baru pulang lo, Can?" ucap Jeka. Candra mengangguk dan langsung menjatuhkan diri di sofa. Ajun mendekati Jessie, "Yang lain pada kemana, Kak?"
"Ngopi." celetuk Hanbin. Ajun mendelik dan berlalu pergi menuju kamar yang ada di lantai atas. Jhonny kembali membuka kabel gas, "Mana gas yang ada isinya Jess?" tanya Jhonny. Jessie lupa dia bahkan belum ambil gasnya.
"Candra, ambil gas di gudang sana." Candra memajukan bibirnya, "capek, Kak. Baru balik les. Tuh ada 2 babu buat apa?" Hanbin melototi Candra, "Heh, gue jitak ya pala lo."
"Biar gue aja, asal bagi mienya ya." ucap Jeka berlalu ke gudang. Jessie berteriak, "Dua gasnya." Jeka mengacungkan jempolnya ke atas.
Candra tersenyum ke arah Jessie. "Kak, ntar bagi mienya ya. Candra mau mandi dulu babai." ucapnya berlalu meninggalkan mereka.
Jeka datang membawa dua gas. "Nih, berat banget isinya apa dah?" Hanbin menjitak kepala Jeka, "Ya gas bodoh, masa batu bata. Gini nih, lulus sekolah jalur hoki."
Jhonny mulai beraksi memasangkan gas, "Nih woy perhatiin, masang gas aja nggak pada bisa. Heran gue mah." ucapnya. Hanbin dan Jeka fokus memperhatikan Jhonny. Sementara itu Jisoo mengiris cabai dan mengambil mie lagi. Karena niatnya awalnya hanya masak untuk sendiri.
°°°
Jessie, Jhonny, Hanbin, Jeka dan juga Candra sedang asik menyeruput mie buatan Jessie sambil menonton film hantu. Jessie, Candra, Jhonny duduk di sofa sedangkan Hanbin dan Jeka duduk di karpet bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN BABEH
FanficKOSAN BABEH. Para Mahasiswa tentu sudah tidak asing lagi dengan Kosan yang satu ini. Selain banyak di gemari karena Babeh memiliki 4 putri cantik. Kosan ini juga dijuluki rumah untuk pulang. Rumah bagi mereka yang tidak tau rasa hangatnya sebuah rum...