Karena kejadian Jane yang tiba-tiba menjerit, film di berhentikan sebentar. Jane juga sudah di bawa ke ruang khusus karyawan. Hanya Rosie, Euno, Jeka dan David yang menemani Jane. Sisanya tetap melanjutkan menonton film karena tidak mungkin juga semua anak babeh ikut menemani Jane.
Rosie menepuk pipi Jane pelan dan mengoleskan minyak kayu putih di hidung Jane. Jane mendapat bantuan dari karyawan yang memang bisa menyadarkan orang kesurupan.
"Mbaknya ini lagi haid ya?" kata karyawan yang bernama Rio itu sambil melihat Jane.
Rosie menengok ke arah Euno yang ada di sampingnya, "Emang iya?" Euno melebarkan mata, "Ya mana gue tau Ci." Rosie menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Rio tertawa pelan, "Yaudah untuk sementara mbaknya ini jangan dibiarkan sendirian dulu ya. Karena biasanya kalo udah kena sekali makhluk kaya gitu gampang masuknya, apalagi mbaknya ini sedikit sensitif sama hal begini." katanya sambil melihat Jane yang masih tertidur.
Rosie melongo, terkejut mendengar fakta bahwa kakaknya itu sensitif terhadap hal ghaib. Pantas saja dia tidak mau menonton hal-hal yang berbau horror.
"Oh ya makasih ya Mas." ucap Rosie sambil mengangguk dan berusaha menyadarkan Jane yang masih pingsan.
Saat Rio sudah keluar dari ruangan, Rosie menatap David, Euno dan Jeka. "Anjir demi apa gue baru tau kak Jane sensitif hal beginian." katanya sambil menutup mulutnya tak menyangka.
"Adek macam apa lo nggak tau apa-apa tentang kakak lo sendiri." kata Jeka dengan entengnya dan kemudian duduk di kursi. David juga ikut duduk bersandar di samping Jeka.
Euno tertawa mengingat kehebohan yang baru saja terjadi, "Gila gue tadi kaget banget anjir." katanya terkekeh.
Jeka ikut tertawa mengingat kejadian tadi, "Lo liat ekspresi anak kos nggak tadi?" katanya bertanya pada Euno.
Rosie langsung tertawa kencang, "ANJIR GUE LIAT IRBAM, LO LIAT NGGAK? DIA LANGSUNG DUDUK DI PANGKUAN LISA." kata Rosie sambil tertawa terbahak-bahak mengingat kejadian tadi.
"SI HANBIN LANGSUNG LARI KE POJOK DEKET JHONNY." kata Jeka ikut menimpali sambil tertawa.
David menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya mereka tertawa tanpa beban saat Jane masih pingsan. Memang tidak berakhlak teman-temannya ini.
"Sumpah kalo gue pegang hape, gue videoin deh. Masalahnya gue ikut panik." kata Euno.
David berdecak, "mending ceritanya ntar lagi dah, bawa balik Jane dulu aja pake taxi atau apa." kata David.
Rosie berhenti tertawa, "Eum yu, tapi nggak mau gue sendiri ya, ntar tiba-tiba Kak Jane kumat berabe gue." kata Rosie ngeri.
David terdiam dan langsung mengeluarkan hapenya mengetikan sesuatu. "Yaudah.. loe, Jaya, Jane naik Taxi. Gue, Euno, Jeka naik motor. Soalnya cuma Jaya yang nggak bawa motor." Rosie mengangguk setuju. Lagian mau melanjutkan film pun percuma, dia pasti sudah kelewat banyak.
"Gue cari taxi dulu ntar di kabarin." kata Jeka berlalu meninggalkan mereka.
•••
"Jess, setan yang masuk ke Jane ikut ke rumah nggak ya?" kata Hanbin ketakutan.
Jessie menghela nafas panjang, "Ikut, bahkan bersarang di kamar lo." kata Jessie kesal. Masalahnya Jessie masih tidak fokus menonton film karena kepikiran kondisi adiknya eh manusia satu bernama Hanbin malah bertanya hal-hal yang membuatnya emosi.
"Jess nggak lucu deh." kata Hanbin sedikit menurunkan nada bicaranya.
Jessie menatap layar hapenya, mendapatkan pesan dari David.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN BABEH
FanfictionKOSAN BABEH. Para Mahasiswa tentu sudah tidak asing lagi dengan Kosan yang satu ini. Selain banyak di gemari karena Babeh memiliki 4 putri cantik. Kosan ini juga dijuluki rumah untuk pulang. Rumah bagi mereka yang tidak tau rasa hangatnya sebuah rum...