35. JAY...

1.2K 101 15
                                    

"OKE TEMAN-TEMAN SEMUA, GIMANA MASIH SEMANGAT HARI INIIII???????" sorak meriah MC kepada semua peserta yang ada disana.

"DI TANGAN SAYA ADA BEBERAPA LIST KELOMPOK YANG MASIH BERTAHAN YA, TAPI JANGAN SENANG DULU.. MASIH BANYAK CHALLENGE YANG HARUS KALIAN LAKUKAN. YANG SUDAH GUGUR JUGA JANGAN PATAH SEMANGAT DULU YAA, KARENA MASIH ADA GAME-GAME SERU LAINNYA. UNTUK SEKARANG KITA ISTIRAHAT DULU YA 20 MENIT." begitulah arahan sang MC, semuanya berkumpul kembali bersama rombongan yang lain.

"SUMPAH GUE BENGEK." teriak Rosie yang kemudian duduk di sebelah Jane yang sedang minum."

"Sama gue juga." kata Lisa yang mukanya sudah memerah.


'Ting'



notifikasi handphone Jaya berbunyi, badannya bergetar hebat. Bagai petir di siang bolong yang membuatnya terjatuh lemas. Untung saja langsung di tahan oleh Jhonny di sebelahnya, semua yang melihatnya pun kaget. "Jay, lo kenapa?" tanya Jessie sambil memegang pundak Jaya.

Mata Jaya sudah berkaca-kaca dia melihat Jessie, "Jes, ibu gue meninggal." Jessie yang mendengarnya langsung melebarkan pupil matanya, terkejut. Jhonny yang masih memegang tubuh Jaya juga langsung mengeratkan pelukannya.

"Jhon dunia gue pergi, gue harus apa habis ini." ucap Jaya dengan tatapan kosongnya. Lisa tanpa terasa meneteskan air matanya.

"kita balik sekarang." ucap Jhonny dan kemudian mengangkat tubuh Jaya dan menuntunnya untuk kembali ke rumah. Semua rombongan anak kos babeh memutuskan untuk pulang, mereka juga sudah dapat izin dari panitianya.

Saat tiba di rumah, Jhonny langsung menuntun Jaya ke kamarnya dan mendudukan Jaya di kasur. Dengan tatapan kosongnya Jaya menatap lurus ke arah tv, "Jay, lo ganti baju ya kita anter lo pulang, sekarang." Jaya tidak menjawab pertanyaan Jhonny. Pikirannya kacau, dia bahkan tidak bisa mendengar suara di sekitarnya. Sampai akhirnya Jhonny menyadarkan Jaya dengan menepuk pipinya, yang kemudian Jaya mengangguk lemah.

Beberapa anak kost memutuskan untuk ikut mengantar Jaya ke kampung halamannya di Yogyakarta. Yang memutuskan ikut ialah Jhonny, David, Jessie, Rosie, Jefry, Hanbin, Bobi dan Yuta. Sedangkan sisanya tidak bisa ikut karena ada urusan perkuliahan yang tidak bisa di tinggalkan.

Tidak butuh waktu lama mereka akhirnya berangkat menggunakan kereta. Sepanjang perjalanan Jhonny masih terus berusaha mengajak ngobrol Jaya agar tidak terus melamun. Wajar memang, anak mana yang tidak hancur mendengar kabar kalau orang tuanya sudah tidak ada. Di tambah Jaya tidak ada saat Ibunya menghembuskan nafas terakhirnya.



•••

Tak terasa mereka akhirnya tiba di kampung halaman Jaya. Suara tangisan dari keluarga Jaya menyambut kedatangan mereka. Jaya langsung menghampiri Ibunya yang sudah tertutup kain kafan. Ia masih berharap ini mimpi. Sampai akhirnya suara barinton cowok menampar Jaya bahwa semua ini nyata, dia harus ikhlas menerima kenyataan bahwa wanita yang sangat ia cintai telah tiada.

"di cium dulu jenazahnya tapi air matanya jangan sampai netes ya, mas." hancur hati Jaya mendengar hal tersebut. Dia yang biasa melihat Ibunya selalu menyambutnya saat dia pulang namun kali ini harus terbaring lemah tak berdaya.

Untuk terakhir kalinya Jaya mencium Ibunya dan memeluknya. Pelukan yang akan selalu ia rindukan.

"Ibu walaupun badan Ibu udah dingin, pelukan Ibu masih terasa sangat hangat bagi Jaya. Ibu pergi yang tenang ya, Jaya ikhlas, Bu." dan dengan berat hati Jaya menutup Ibunya denga kain kafan.


Kala itu Yogayakarta tidak seindah biasanya....


🥀🥀🥀

KOSAN BABEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang