AishaZam (1)

7.5K 175 3
                                    

Halo ini cerita ke-tiga yang aku tulis.

Sebelum baca, absen dulu, kalian dari kota mana aja?

Jangan jadi SIDERS, ya, vote dan coment untuk menghargai penulis :)

Selamat membaca!

▪︎▪︎▪︎

Brum ... Brum ... Brum ....

Deru sepeda motor yang bersahutan membuat bising jalanan sepi pengendara itu.

Seorang pemuda bertubuh jangkung beriris mata segelap malam tengah menatap rivalnya dengan senyum meremehkan khasnya.

Kepala dan wajah yang tertutup helm serta tangan yang memainkan setang motor membuat asap kenalpotnya mengepul di udara.

Brum ... Brum ... Brum ....

Seorang wanita berpakaian mini berjalan ke tengah-tengah mereka dengan membawa kain ditangan kanannya serta peluit ditangan kirinya.

"Ready!?" intruksinya membuat pandangan kedua pemuda itu menatap lurus ke depan.

"Tiga!"

"Dua!"

"Satu!"

Priiitt ....

Bruumm ....

Motor mereka melesat membelah jalan raya.

Sorak ramai penonton membuat suasana semakin meriah.

"Alzam! Alzam!"

"Bian ... semangat!"

"Alzam keren banget sih, woy!" teriak salah seorang gadis berkulit putih.

Alzam membawa motornya melaju dengan kecepatan penuh, mata tajamnya menatap lurus ke depan hingga ia tak menyadari bahwa seseorang sedang berniat tak baik padanya.

Tendangan yang cukup keras membuat Alzam kehilangan keseimbangan.

"Brengsek!" teriaknya marah dibalik helm hitam yang dipakainya.

Lelaki yang menjadi pelakunya menyeringai puas. Sedikit lagi kemenangan akan berada dalam genggamannya. Lelaki itu mengenderai motornya dengan keyakinan penuh bahwa malam ini adalah miliknya.

Alzam menepi dengan memelankan laju motornya sejenak, bersiap untuk menyalip kembali rivalnya.

Alzam tersenyum menampilkan smirk khasnya. Tampaknya, rivalnya kali ini ingin bermain-main dengannya.

"Lu pikir bisa menang dari gue?" Monolog batinnya kesal.

Tangan kekar milik laki-laki itu mulai menarik penuh setang motor hitam yang dikendarainya yang jika dilihat dari jarak beberapa langkah, kecepatannya hampir sama seperti kilatan petir.

Brum!

Akhirnya laki-laki bernetra gelap itu berhasil mengejar pemilik motor sport biru itu. Alzam mengarahkan motornya agar bersampingan dengan motor lawannya. Dapat Alzam lihat tatapan tak suka dari balik helm biru itu membuat bibir penuhnya semakin menyeringai.

"Lu pikir gampang ngalahin gue?" monolog batinnya.

"YAKIN MASIH BISA NGALAHIN GUE?!!" teriak Alzam tepat di samping motor rivalnya.

Bugh!

"An*ing!" umpat Bian, kala Alzam menghadiahkan tendangan pada badan motornya.

"Rasain! Emang enak!" ledek Alzam sebelum menarik setang motornya meninggalkan Bian yang kehilangan keseimbangannya.

Astagfirullah, Alzam! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang