Jangan lupa follow, vote dan share cerita ini yaa dear
Selamat membaca!
•••
Satu bulan berlalu sejak kedatangan Aisha ke pondok pesantren Ar-Rahman dan gadis itu sudah mulai terbiasa dengan aturan pesantren yang super ketat serta waktu yang padat."Aisha," panggil Nadya dengan menggoyangkan lengan gadis itu.
Tak ada respon. Gadis itu malah semakin nyenyak dalam tidurnya. Buktinya dengkuran halus terdengar dari sela-sela bibirnya.
"Aisha bangun."
"Nghh ...."
"Bangun, salat tahajud."
"Kamu duluan aja, aku masih ngantuk." Aisha menarik selimut agar menutup seluruh tubuhnya.
"Gak bisa, kamu harus bangun, sekarang tinggal kamu sendiri aja yang belum wudhu dan siap-siap," ucap Nadya dengan menarik selimut yang menutupi wajah Aisha.
"Nad ...." Aisha memandang wajah Nadya dengan tatapan memohon.
Nadya menggeleng tanda menolak. "Gak bisa."
"Ajeng sama Putri udah dari tadi pergi ke masjid, sekarang cuma tinggal kita berdua aja. Ayo cepetan bangun dan ambil wudhu."
Aisha hanya bergumam tak jelas.
"Aisha ayo, aku nggak mau, ya, kena takzir gara-gara kamu,"
"Nadya, please ... aku baru tidur satu jam-an, ngantuk banget," jelas Aisha memohon.
"Yang nyuruh begadang siapa, hah?"
"Nad, ayolah, sekali ... aja," tawar Aisha dengan mata yang kembali terpejam.
"Gak." Nadya bangkit kemudian menarik tangan Aisha membuat gadis itu seketika terduduk dengan wajah yang menahan kantuk.
Brak!
Pintu didorong kasar dari luar.
"LIMA MENIT LAGI SALAT TAHAJJUD DIMULAI! DAN KALIAN MASIH BELUM BERSIAP-SIAP?!" Suara melengking itu berhasil membuat kesadaran Aisha seketika langsung penuh.
Nadya memejamkan matanya sembari bergumam mengutuk Aisha.
"Gara-gara kamu," desis Nadya dengan memelototkan matanya.
"Ayo cepat! Kalian nunggu apa lagi, hah?!"
Aisha segera berdiri dan berlari untuk segera berwudu.
"Misi, kak," ujar Nadya sembari memamerkam senyumannya pada keamanan yang berdiri di ambang pintu kamar mereka dengan tatapan tajamnya.
"Jangan galak-galak, kak, nanti cepat tua!" teriak Nadya cekikikan setelah jauh beberapa langkah dari kakak keamanan itu.
"Jangan kurang ajar kamu, Nadya!"
"Wlee ... hahahah!" Nadya menjulurkan lidahnya kemudian berlari secepat kilat untuk menghindari amukan keamanan yang terkenal garang di seluruh asrama putri.
•••
Seiring berjalannya waktu rasa suka Alzam semakin membuncah pada sosok gadis pemilik senyum sabit itu.Lelaki itu semakin menggila. Tak ada hari yang ingin ia lewatkan tanpa menggoda gadis pujaan hatinya. Jika bisa, Alzam ingin secepatnya menjadikan Aisha sebagai pendamping hidupnya. Menjadikan gadis itu pemandangan pertama yang selalu ingin ia lihat ketika membuka sampai menutup matanya kembali di setiap hari.
"Umi ..." rengek Alzam dengan menggoyang-goyangkan tangan ibunya.
Umi Sarah menghela napasnya. "Apasih, Zam?" tanya umi Sarah jengah dengan tingkah putranya.
![](https://img.wattpad.com/cover/321364717-288-k638928.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Astagfirullah, Alzam! (On Going)
Fiksi Remaja⚠️17+ (Berisi kata-kata kasar, harap bijak!) Spin of Bukan Cerminan [Religi - Teenfiction] Apa yang terlintas dalam benakmu, ketika mendengar nama, Alzam? Seseorang yang soleh? Tekun beribadah atau seseorang yang berwawasan luas? Tetapi, bagaimana...