AishaZam (5)

3.2K 167 20
                                    

Selamat membaca dear, semoga kalian ga bosen² yaa :)

•••
Tepat pukul 07:00 AM, Alzam telah sampai di SMA Tunas Harapan.

Motor sport hitam itu berhenti di parkiran. Alzam melepaskan helm yang terpasang dikepalanya kemudian meletakkannya di atas badan motor.

Lelaki itu menoleh seraya memamerkan senyum senangnya pada kedua temannya yang sedang duduk di atas badan motor mereka masing-masing untuk menunggu kedatangannya.

Roki dan Azka mengernyit. "Kenapa lu senyum-senyum kek begitu pagi-pagi begini?" tanya Azka memandang Alzam heran.

"Pasti abis menang lotre," timpal Roki seraya mengupas kulit kacang kegemarannya.

Alzam terkekeh kemudian berjalan menghampiri mereka. "Masih untung gue sambut pagi indah ini dengan senyuman yang tak kalah menawan dari box smile miliknya Kim Taehyung. Daripada gue nonjok orang pagi-pagi gini? Iya, 'kan?"

Roki dan Azka saling pandang. "Hidih narsis!" Kompak mereka dengan lagak seperti ingin muntah.

Alzam terkekeh. "Bacotan anda berdua tidak akan mempengaruhi ketampanan seorang Ahmad Alzam Amani."

"Gue tau lu ganteng. Tapi gue jijik liat lu kek begini."

"Lah? Masalahnya apa? Urusannya sama gue apa? Serah orang ganteng lah mau gimana. Haha!" ujar Alzam percaya diri membuat dua remaja laki-laki itu merotasikan bola matanya.

"Narsis lu!"

"Gue bicara fakta! Gue emang ganteng. Mau diliat dari sudut manapun, gue tetep oke. Kenapa lu berdua kagak terima? Iri lu gak bisa seganteng gue?" Alzam menyugar rambutnya ke belakang.

"Kepedean lu!"

Alzam menatap kedua temannya bergantian dengan sebelah alis yang terangkat. "Percaya diri itu penting brader."

"Gue tau, tapi sadar diri juga penting!"

"Lah? Gue sadar gue ganteng."

Azka mengembuskan napasnya.

Roki menyodorkan bungkusan kacangnya ke hadapan Azka. Remaja itu tampak terkekeh melihat raut wajah temannya. "Udah, lu gak akan menang lawan dia, mending iyain, biar selesai."

"Iya dah, serah orang ganteng aja," pasrah Azka dan ikut mencomot kacang milik Roki.

Alzam terbahak kemudian menepuk keras pundak Roki. "Lu emang paling tau gimana gue."

"Akh! Sakit, njir!" sungut Roki menatap Alzam tak terima.

"Lemah lu! Gitu aja kesakitan," cibir Alzam.

Bugh!

"Akh! Bang*at!" teriak Alzam kesakitan dengan memegangi perutnya yang baru saja kena bogem.

"Lemah lu, gitu aja kesakitan," ujar Roki meniru ucapan Alzam.

"Stop!" teriak Azka saat Alzam akan kembali membalas.

"Bian ngirim chat ke gue tadi malem," ucap Azka membuat Alzam dan Roki menatapnya.

"Mau apa lagi tuh anak? Mau nantangin Alzam balapan lagi? Gak ada kapok-kapoknya udah dua kali kalah," sungut Roki.

"Dia mau ngajak gue balapan lagi?" tanya Alzam.

Azka mengangguk. "Iya. Gimana? Gue terima atau tolak--"

"Tolak aja," sela Alzam.

Roki berhenti mengunyah kemudian memandang Alzam dengan mata yang membola. "Bener lu tolak?"

Alzam melipat kedua tangannya di depan dada. "Iya. Kenapa? Lu yang mau gantiin?"

Roki menggeleng cepat. "Enggaklah, yang ada motor gue disita bokap."

Astagfirullah, Alzam! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang