AishaZam (7)

1.7K 94 2
                                    

Yang belum follow, follow dulu.

Janlup buat vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Berisi kata-kata kasar berupa umpatan, jangan ditiru ygy🥺

Happy reading ....

•••
Lelaki itu memainkan asap rokok yang mengepul, tatapannya tampak kosong serta embusan napas kasar beberapa kali terdengar dari sela bibirnya.

"Lu kenapa lagi, sih?" tanya Azka membuat Roki ikut menolehkan kepalanya.

"Muka lu kusut bener, kenapa si lu?" imbuh Roki dengan menyeruput pelan kopi panasnya.

Alzam melirik kedua temannya sejenak kemudian kembali menghela napasnya dan mengusap wajahnya kasar.

"Kemarin seneng banget sekarang muram, cepet banget berubah." Azka menggelengkan kepalanya takjub.

"Tau si Alzam," ujar Roki menyetujui.

Huft!

"Gue ditolak," sahut Alzam lesu.

Azka dan Roki saling pandang dengan alis yang menyatu.

"Pffft, ditolak? Sejak kapan lu suka dan nembak cewek?" tanya Roki dengan menahan tawanya.

Alzam merotasikan bola matanya. "Lu pikir gue apa?! Gue normal anj*ng!"

"Ya ... siapa tahu, 'kan ... lu suka gue, Makanya kalo ke mana-mana selalu ngajakin gue, iya 'kan? Ngaku aja!" balas Roki.

Alzam menelisik penampilan Roki dari atas sampai bawah kemudian menampilkan senyum remehnya.

Roki mengangkat sebelah alisnya. "Ngapain lu ngeliatin gue kek begitu? Jangan bilang ... lu beneran tertarik sama gue?! Omaygat!" Roki membekap mulutnya sendiri dengan raut wajah yang dibuat terkejut.

"Dih, lu kagak ada menariknya anjir," cibir Alzam membuat Roki mendengus kemudian terkekeh.

Plak!

"Tolol!" timpal Azka dengan menggampar belakang kepala Roki.

"Awsh! si Babi." Roki melayangkan tatapan horornya pada Azka sembari mengusap bekas gamparan Azka dikepalanya.

"Itu mah, elunya yang selalu ngintilin si Alzam, bodoh! Bukan Alzamnya yang ngajakin elu!" sergah Azka.

"Iya, anying, gue tahu, kagak usah nyolot tuh bibir, entar tambah doer!" balas Roki tak kalah tajam.

"Cermin mana cermin ... bibir setebel daun kaktus gitu aja sok-sok-an ngatain bibir aduhai gue!" sahut Azka tak ingin kalah membuat Roki melipat tangannya di depan dada.

"Roki?" panggil Alzam sembari memicingkan matanya menatap laki-laki berambut pirang itu.

"Apa lu liat-liat?!" sungut Roki sembari memundurkan bokongnya, laki-laki itu sedikit menjauh dari Alzam.

"Jangan-jangan ...."

"Jangan-jangan apa anjing!"

"Jangan-jangan ...." Alzam mendekatkan kepalanya dengan mata yang memicing.

Roki berdiri. "Alzam goblok! Jangan-jangan apa?!"

"Jangan-jangan ... elu yang suka gue? Ngaku lu?!" sergah Alzam. Refleks membuat Roki melayangkan tangannya tepat pada wajah tampan Alzam.

Plak!

"Bangsat!"

"Sorry-sorry, gue gak sengaja, Zam, sumpah!" Roki mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan.

Astagfirullah, Alzam! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang