37📌

214 17 0
                                    

Malam ini,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini,

Seharusnya ia menyelesaikan makan malamnya diluar bersama gadis itu. Sesuai dengan janjinya tadi siang. Tapi, sirna. Setelah kejadian siang tadi. Gadis itu masih belum menampakkan dirinya. Ia masih dikamarnya tanpa suara.

Jay masih terduduk merenung dipinggiran kasurnya. Menatap kosong ke arah dinding kaca yang menampilkan gemerlap lampu kota indah itu dimalam hari.

Tangannya beralih menuju ponselnya.

Klik.

"Halo? Bagaimana tiketnya?"

"Sudah tuan. Sebentar lagi segera datang"

"Baik. Terima kasih. Saya tunggu"

Tut.

"Hufth....." -Jay

Berat rasanya. Hatinya masih terasa sesak. Entahlah. Kenapa ia bisa selemah ini soal cinta? Bukankah ia biasa saja sebelumnya?

Entahlah.

Jay bahkan masih pusing memikirkan nya.


Setelah menerima semua dokumen itu. Ia mulai berjalan ke arah kamar dimana sissy berada didalamnya. Semakin dekat ke arah pintu itu, langkahnya semakin berat dan agak ragu.

Ia bingung harus bagaimana. Hatinya belum siap lagi menerima amarah dari gadis itu.

Ceklek.

Mata mereka saling bertemu. Bahkan Jay yang semula menunduk itu sedikit kaget.

"A-ah. Kebetulan. Ini" -Jay

Sissy masih datar dan natap tenang map tipis itu. Pikirannya penuh tanda tanya.

"Apa ini?" -sissy

Jay gugup. Ia merasa pengecut kali ini. Bahkan untuk memulai kata saja rasanya sangat berat. Tak seperti biasanya. Yang justru berbalik membuat gadis itu menjadi salah tingkah karena ucapannya.

"Em...itu...tiket sama dokumen lainnya. Maaf...gue gak bisa nemenin baliknya. Karena masih ada yang harus di urus disini beberapa hari kedepan lagi. Dan...gue rasa lo butuh istirahat. Lo pasti capek kalo harus nemenin gue terus disini. Jadi...sebagai permintaan maaf gue tadi, cuma bisa ngasih ini aja. G-gapapakan?" -Jay

Jujur. Dadanya sesak. Jay bukan lelaki sekuat itu. Ia juga bisa rapuh. Bahkan di hadapan gadisnya itu. Rasanya benar benar ia harus merelakan semuanya hari ini juga. Jika saja Jay tidak tau malu. Pasti ia akan menangis detik ini juga. Memeluk tubuh mungil gadis itu dengan sangat erat. Untuk yang terakhir kalinya.

Sissy natap bingung cowok itu sambil mengambil alih map tipisnya.

Jay masih tersenyum tipis. Mencoba menetralkan degup jantungnya dan rasa sedihnya yang bersamaan.

" F A T E " (Would you save her?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang