38📌

190 14 0
                                    

Rasanya seperti mimpi buruk bagi gadis itu. Lutunya terasa lemas saat kalimat demi kalimat yang terlontar oleh lelaki tak jauh di depannya terdengar begitu saja.

Kedua lelaki didalam ruangan itu sedang bertengkar hebat. Entah apa yang merek permasalahkan. Yang jelas namanya beberapa kali sudah disebutkan di dalam kalimat mereka. Dan itu bukan peran yang bagus seperti artis utama dalam film film. Melainkan, namanya menjadi bahan yang benar benar tak bisa ia Terima oleh nalarnya hingga detik ini.

Sissy menatap penuh tanya ke arah kedua lelaki yang masih bertengkar hebat itu. Masih belum menyadari kehadiran nya dan juga kedua orang lainnya lagi di sebelahnya. Jangankan sissy, bahkan tubuh ningning pun ikut kaku dan kepalanya terasa mulai pening mencerna semua perkataan yang ia dengar langsung dari Jay disana.

Heeseung disampingnya mulai menatap sissy penuh iba. Ingin sekali ia memeluk gadis mungil itu. Membiarkannya menangis dan meluapkan amarahnya sekarang. Ia tau, gadis itu mulai gemetar. Menahan mati matian airmata nya dan rasa sakitnya yang tak terhingga.

Niat hati ingin mempertemukan keduanya dalam kesempatan singkat ini. Karena sebelumnya heeseung bertemu ningning sang kekasih dan juga sissy disana. Dan dengan jujurnya, gadis polos itu dengan gamblang mengatakan bahwa "gue...boleh ketemu Jay gak? Kangennnn heheeee". Bahkan cengiran menggemaskan itu masih tercetak jelas dimemori ingatannya.

Bayangkan. Bagaimana hancurnya sissy sekarang. Disaat hatinya baru saja ingin merasakan sedikit bahagia, tapi ternyata lagi lagi Tuhan tak pernah berpihak untuk kebahagiaanya.

Tangan gadis itu mengepal kuat. Heeseung memahaminya.

BUGH!

Tak lama suara pukulan itu mampu membuatnya kembali tersadar bahwa masih ada adegan sengit yang belum terselesaikan dihadapan mereka.

"CUKUP!!" -heeseung

Jay maupun  jake sama sama mematung. Mereka menatap penuh ke arah gadis yang dengan tenang memperhatikan mereka sejak awal.

"S-sissy?" -jake

Jay bahkan benar benar bungkam. Ia hanya mampu menatap manik mata penuh kesakitan gadis itu. Jay melihat kedua tangan sissy terkepal kuat disana.

Tatapan tajam kakaknya dihiraukan olehnya.

"Jay! Apa maksud lo barusan huh?! SIAPA YANG NGAJARIN LO JADI COWOK BRENGSEK?!!!" -heeseung

Seolah tersalurkan. Kini tak hanya sissy yang emosi. Tapi heeseung juga mampu terpancing emosinya kali ini. Ia tak menyangka bahwa Jay akan mempunyai pemikiran sebusuk itu. Setannya, selama ini adiknya itu benar benar tulus dengan gadis itu. Tapi kenapa? Ada apa ini?

"B-bang...g-gue...itu gak bener bang. Gue-" -Jay

"JAWAB!! Siapa yang ngajarin lo jadi orang sekotor ini hm? Apa pernah gue? Maksud lo apa?" -hee

"M-maaf..." -Jay

"BISA KATA MAAF LO BENERIN KEHANCURAN ORANGLAIN??! LO...ARRGHHHH!!" -hee

PRANG!!!

Vas bunga berharga puluhan juta itu hancur tak tersisa ditahan heeseung. Mata ningning membelalak tak percaya. Bahkan jake pun masih belum percaya kalau heeseung bisa semarah itu. Jay benar benar tak lepas dari pandangannya ke manik mata sissy. Mereka masih sama sama saling tatap. Jika dengan itu Jay menyampaikan segala permohonan maafnya, maka sissy sebaliknya. Ia membalas tatapan mata lelaki itu untuk menyampaikan segala kekecewaannya.

'Kenapa? Kenapa bisa? Jay? Gue kira lo satu satunya cowok yang bisa gue percaya. Gue berharap terlalu banyak sama lo. Bahkan hidup gue mulai ketergantungan sama lo. Tapi...kenapa ini jadi se-sakit ini?" -sissy

" F A T E " (Would you save her?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang