Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca. Happy reading ❤️
***
Suara buk terdengar menggemparkan beberapa penghuni hutan, Charlotte dan Riddle terjatuh kala mendarat di atas tanah. Bukan tanpa alasan mengapa pendaratan mereka tak begitu mulus, itu karena Charlotte terlalu banyak bergerak, ia meronta berusaha melepaskan diri, sementara Riddle takut keduanya mengalami splinching.
Charlotte dan Riddle melenguh kala punggung mereka mendarat di atas tanah dengan kencang. Mereka terpisah beberapa jarak, dan ketika Charlotte berusaha bangkit, Riddle terlebih dahulu menangkap jubah gadis itu. "Kau tidak bisa pergi begitu saja!" Desis Riddle, laki-laki itu bangkit seraya menarik lengan Charlotte membuat gadis itu ikut bergeser dari tempatnya.
"Lepas!" Gadis itu meronta.
"Aku tak akan melepasmu jika kau tak bisa diajak bicara baik-baik," kata Riddle.
Charlotte meringis saat Riddle mencengkeram lengannya erat, gadis itu kemudian berhenti meronta, ia lelah dan memandang situasi di sekitarnya. Mereka berada di tempat yang dipenuhi semak-semak, pepohonan yang menjulang tinggi dan gelap, hanya diterangi oleh cahaya bulan. Charlotte menghela napasnya ketika menyadari bahwa Riddle membawanya beraparasi ke hutan belakang kastil. Gadis itu melirik Riddle sinis, tak peduli bila si emas Slytherin menatapnya tajam.
"Tak sulit, Charlotte. Cukup beberapa pertanyaan sebelum permainan ini berakhir."
Charlotte tergelak kesal. "Kau pikir aku bersedia? sudah kukatakan bahwa aku tak akan menjawabnya,"
Gadis itu mencoba menjaga jarak tapi Riddle menariknya lebih dekat, tubuh Charlotte bahkan hampir bertabrakan dengan Riddle jika laki-laki itu tak memegangi kedua lengannya.
Riddle tak mempedulikan rintihan Charlotte, ia memperhatikan gurat tak nyaman gadis itu sebelum mengikis kembali jarak mereka. Napas Riddle menerpa wajah Charlotte saking dekatnya jarak mereka. "Apa yang sebenarnya kau rencanakan?"
Charlotte menatap Riddle tajam. "Bukan urusanmu!"
Kesabaran Riddle menipis, dan di saat ia hendak memaksa Charlotte untuk berbicara, gadis itu kembali meronta. Berusaha melepaskan diri dan memundurkan langkahnya, Riddle menarik Charlotte untuk mendekat dan tanpa keduanya sadari, langkah kecil Charlotte terhalau batu, membuatnya mereka terjerembab kembali ke atas tanah dengan posisi yang tak menyenangkan.
Charlotte melenguh, begitu pula Riddle. Kepala mereka saling terantuk. Rasa pusing menderanya ketika ia berada di bawah Riddle. Netra hitam Charlotte melebar sesaat. Tunggu... berada di bawah Riddle?
Charlotte buru-buru mendorong dada Riddle agar menyingkir dari atas tubuhnya. "Menyingkir dariku, Riddle!"
Riddle menatapnya dengan ekspresi mencemooh. "Kau kira karna siapa hal ini terjadi?"
"Jika kau tak menggangguku, kita tak akan berada di sini. Sekarang me...nying...kir!" Ejanya penuh kekesalan.
Netra Riddle berkedip memandanginya, entah apa yang laki-laki itu pikirkan, Charlotte berusaha menjangkau tongkat sihirnya yang tergeletak beberapa senti dari tempatnya. Posisi Riddle yang masih berada di atasnya sungguh menghambat pergerakannya. Namun, alih-alih menyingkir dari atas tubuh Charlotte, laki-laki itu justru tersenyum miring. Posisi ini begitu menguntungkan dirinya untuk menekan Charlotte.
"Apa yang kau--"
Ucapan Charlotte terhenti ketika Riddle menangkap kedua tangannya yang berusaha mendorong tubuh Riddle. Laki-laki itu mengunci kedua pergelangan tangan Charlotte dan membuatnya tersudut. Charlotte melotot melihat apa yang Riddle lakukan, ia tak bisa bergerak, dan ia melihat Riddle tersenyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession ✓
FanfictionFANFICTION Dikirim ke masa lalu untuk menemui Dumbledore, Charlotte bertekad mengubah masa depan. Demi masa depan dunia sihir, demi masa depan dirinya sekaligus teman-temannya. Charlotte terpaksa bertemu dengan Voldemort muda, ia tanpa sengaja terje...