3. The Slytherin Boys

3.4K 377 67
                                    

Song in this part : Shinunoga E Wa - Fujii Kaze

Lagu ini cocok banget buat Riddle, lagunya ganteng tapi dark 😌 Jangan lupa vote dan komen, guys. Ayo ramaikan cerita ini. 🎉🥳

***

Menjalani harinya sebagai seorang siswi Ravenclaw, tak ada hal yang mendebarkan selain mengerjakan tugas yang menumpuk. Charlotte bahkan lupa rasanya mengerjakan tugas sepanjang satu meter. Sebagai murid pindahan, ia ketinggalan beberapa bab mata sihir. Charlotte kembali memeriksa ulang jadwalnya, dan membuat beberapa catatan kecil agar ia tidak lupa tugas mana yang harus ia kerjakan terlebih dahulu.

Sendy, yang duduk di sebelahnya ikut melirik, dan memberi saran pada Charlotte. Gadis itu menjelaskan bahwa ia harus mendahulukan sejarah sihir karena minggu depan akan diadakan tes dadakan. Charlotte tak bisa mengeluh, lagipula pada masanya, ia terbiasa mengikuti tes dadakan.

"Sepertinya sejarah sihir akan menjadi ujian pertamamu di Hogwarts," kata Sendy.

Charlotte mengangguk. "Ya, sebelum mengikuti pelajarannya, aku sempat bertemu dengan profesor Binns, dan beliau sudah memberiku tugas."

"Kau harus mengejar ketertinggalan," kata Sendy. "butuh bantuan?"

Charlotte menggeleng, mengucapkan terima kasih dalam bisikan. "Tidak, aku akan mengerjakannya di perpustakaan nanti siang."

Charlotte tak mau lagi memusingkan urusan sejarah sihir, gadis itu segera membereskan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Matanya kemudian tanpa sadar menatap ke arah meja Slytherin, ia menatap Tom Riddle, dan beberapa laki-laki yang mengelilinginya.

"Sendy, siapa orang-orang yang bersama Riddle?"

Sendy mendongak dari mangkuk supnya, dan melirik ke arah tatapan Charlotte, menemukan para laki-laki yang duduk di sekitar Riddle. "Oh, mereka teman-teman Riddle. Yang kutahu, mereka adalah penyihir darah murni seperti Riddle,"

"Seperti Riddle?" Dahi Charlotte berkerut bingung. Ia memandang Riddle meneliti, bukankah identitas Voldemort di masa depan adalah penyihir berdarah campuran?

"Ya, mereka semua keturunan bangsawan, darah murni, dan lingkungan mereka terkenal di berbagai kalangan," jelasnya. Sendy kemudian menunjuk mereka satu persatu. Gadis itu menunjuk laki-laki tampan bersurai pirang, wajahnya terlihat angkuh namun memiliki aura bangsawan yang kental. "itu adalah Abraxas Malfoy, he's growing up in an old money family," Sendy kemudian menunjuk ke arah laki-laki bersurai hitam, wajahnya terlihat kaku dan matanya menatap siapa saja dengan tajam, "He is Cygnus Black, another guy from old money family,"

Charlotte meringis. Ia meringis bukan pada bagian kekayaan yang dijelaskan oleh Sendy, melainkan ia meringis karena ia berada di masa yang sama dengan kerabat musuh-musuhnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang