26. The True Enemy

2.2K 313 53
                                    

Hai, guys! Aku lihat banyak pembaca baru yang maraton ya wkwkw... Anyway kuucapkan selamat datang. Tolong jangan lupa votenya 😍 kan gak enak bacanya, kalian minta update cepet tapi gak pernah ngevote

Song in this part : Enemy - imagine dragon

***

Ledakan demi ledakan terdengar di dalam kastil, seluruh prefek yang bertugas segera meminta seluruh murid tahun pertama dan kedua yang ketakutan untuk bersembunyi di dalam asrama, beberapa di antara mereka berusaha membantu para guru, termasuk ketua murid yang melihat Credence dan Vinda.

"Credence," panggil Vinda saat ia merasa harus menghadapi orang-orang yang menghalanginya. "Kupikir Gellert tak akan menegur kita bila kita membunuh mereka."

Credence diam, ia sebenarnya tak suka bagaimana cara Vinda bekerja. Tapi, pria itu tak bisa menolak selain mengirim serangan balasan yang dilontarkan oleh para guru di sana. Malam itu, keadaan kastil sama buruknya dengan desa Hogsmeade. Di suatu tempat yang lain, Helmut sangat bersenang-senang, ia telah membuat kekacauan dengan memecah kaca jendela, membakar ruangan dan masih banyak lagi untuk memperkeruh suasana kastil. Tujuannya hanya satu, gadis yang Grindelwald inginkan. Entah apa yang akan dilakukan Grindelwald pada gadis itu, yang jelas ia harus menemukannya.

Travis yang berkumpul dengan beberapa anggota relawan lainnya berusaha semampu mereka untuk mengatasi apa yang ia bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Travis yang berkumpul dengan beberapa anggota relawan lainnya berusaha semampu mereka untuk mengatasi apa yang ia bisa. Lagipula ia tak mungkin melawan para penyihir gelap seperti pengikut Grindelwald di sana. Demi Merlin! Ia hanya seorang siswa yang kemampuan sihirnya jauh dibawa orang-orang dewasa.

Ia melontarkan beberapa mantra untuk mengecoh musuh, sayangnya mantra-mantra yang ia lontarkan tak berarti apa-apa bagi sepasang pria dan wanita tersebut. Justru beberapa rekannya kini ada yang pingsan. Rasa ketakutannya begitu meningkat. Entah apa yang sebenarnya mereka inginkan sampai-sampai mereka berada di dalam kastil, di mana banyak sekali anak-anak di bawah umur.

"Potter, awas!" Travis berteriak membuat penghalang untuk melindungi Fleamont.

Potter yang melihat itu dapat bernapas lega untuk sesaat sebelum ia mundur mensejajarkan posisinya di sebelah kiri Travis. "Sial!" Ucapnya geram sembari melindungi lengan kirinya yang telah tersayat, ada darah yang mengalir menuruni lengan kemejanya. "Mereka berhasil melukaiku."

Di samping itu tak hanya beberapa prefek, tapi para pengikut Tom. Khususnya murid-murid Slytherin tahun kelima, keenam dan ketujuh mencoba menghalau mereka dengan sihir hitam yang kini tak bisa mereka pertanyakan. Selama itu digunakan untuk melindungi kastil, para guru tak menghiraukan hal tersebut kecuali masalah ini selesai. Ada hukuman khusus yang menanti mereka setelahnya.

Tom yang melihat kekacauan itu merasa murka dan panik, ia tak menemukan keberadaan Charlotte di manapun kecuali Helmut, pria asing yang ia yakini adalah pengacau sekaligus pengikut Grindelwald. Tom memergoki pria itu membakar ruang kelas ramalan. Senyuman Helmut meluntur saat melihat Tom, tapi setelahnya ia menyeringai dan menyakini bahwa yang berdiri dihadapannya adalah murid biasa yang mampu ia kalahkan.

Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang