28. Back to Future

2.7K 362 63
                                    

Halo, halo.... Kira kira endingnya sampai mana hayoooo... Kurang beberapa chapter lagi obsession kelar. Jangan lupa vote dan komennya ❤️❤️

Song in this part : House of Memories - Panic at the Disco

Part selanjutnya akan dipublish ketika vote mencapai 130

***

Saat membuka mata, hal pertama yang dilihatnya adalah keberadaan orang-orang yang ia rindukan. Harry, Ron, Hermione, Ginny, Dumbledore, Mcgonagall, madam Pomfrey dan terakhir adalah Kingsley. Charlotte mengerjapkan matanya dan berniat untuk bangkit. Tapi, madam Pomfrey dengan galak memintanya kembali tidur. Charlotte menyadari dia telah mengenakan piyama rumah sakit plus perban tebal yang bisa ia rasakan membalut pundak kanannya. Melihat siapa saja yang ada dihadapannya, Charlotte sepenuhnya sadar bahwa ia telah kembali ke masa depan. Matanya berkaca-kaca, pikirannya hanya satu, tertuju pada Tom.

"Charlotte!" Suara itu menyentaknya dari lamunan. Itu adalah suara Harry, sahabatnya.

"Ha-Harry

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ha-Harry." Charlotte memperhatikan wajah Harry, pemuda itu tak banyak berubah walau terlihat lebih dewasa dari terakhir kali yang ia lihat. Harry yang sekarang memiliki kumis tipis dan jambang. "Bagaimana keadaanmu sekarang?"

Charlotte tersenyum tipis. "Masih sedikit sakit," balasnya seraya mencoba menggerakkan tangan kanannya.

"Ka-Kami telah mendengar semuanya dari profesor Dumbledore," Ron memecah keheningan, Charlotte melihat mata dan hidung pemuda itu memerah, apakah Ron baru saja menangis? Mungkin. "kau melakukan sesuatu yang berbahaya demi menyelamatkan kami, dan kau berhasil."

"Benarkah?"

Ginny menyentuh tangan Charlotte. Wajah gadis itu sama merahnya dengan surai merahnya yang indah. Mungkin Ginny terlalu banyak menangis sehingga ia bisa melihat kantung mata yang membengkak di sana. "Benar, kau berhasil walau kau kembali dengan kondisi kritis. Itu semua menakutkan bagi kami melihatmu kembali dengan kondisi yang tak baik."

Hermione menyeka air matanya, tampaknya gadis itu berusaha menahan tangis agar bisa berbicara. Tapi semuanya menjadi sia-sia saat suara serak Hermione terdengar. "Terima kasih, Lottie. Terima kasih, semuanya berhasil. Kau berhasil mengubah masa depan."

Air mata tanpa sadar mengalir menuruni pipinya. Bukankah ini yang ia inginkan? Tapi mengapa rasanya begitu menyedihkan dan hampa. "Aku... Aku senang."

Ia melihat Dumbledore yang tersenyum lega ke arahnya. Pria tua itu berhasil menyelamatkannya. Charlotte ingat apa yang terakhir kali Dumbledore lakukan, pria itu meraba pakaiannya untuk mencari time turner.

Kingsley di pinggir ranjang pasien mengangguk pada madam Pomfrey yang memasang wajah cemberut. "Baik, baik," ujarnya kemudian beralih pada yang lain. "Anak-anak, Miss Weston masih harus beristirahat. Kalian bisa menjenguknya kembali besok."

Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang