Our last chapter from obsession, arrgg!
Maaf sekali karena telat update, ibu rumah tangga repot, say. Sebelumnya mau ngucapin minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Song in this part : Marry on a Cross - Ghost
***
Pagi itu... Cerys berdiri di depan sebuah pintu kayu bercat putih. Ia berjinjit, berusaha untuk meraih knop pintu. Tingginya tidak lebih dari sembilan puluh centi, dan tentunya untuk gadis yang berusia tiga tahun ia masih memerlukan bantuan untuk menjangkau knop pintu. Di saat Cerys berusaha menjangkau, ia mendengar desis ular yang melata ke arahnya. Aksi Cerys terhenti dan menoleh pada sosok tersebut.
"Hai, Nagini." Cerys berdesis balik.
Nagini menatap aksi Cerys ke arah pintu. "Apa yang kau lakukan di depan pintu Master?"
"Aku ingin membangunkan Mum."
"Kenapa?"
"Ini sudah pagi."
Nagini berdesis lembut. "Ini masih terlalu dini untuk bangun. Kau bangun terlalu awal." Nagini memang tak mengerti jam atau waktu manusia, selama ia tak melihat matahari terbit, itu artinya hari masih terlalu awal.
Gadis cilik itu cemberut. Namun Nagini mengerti dan kembali berdesis padanya. "Apakah kau ingin bermain?"
Cerys mengangguk sembari memeluk erat boneka kelinci pemberian sang ayah.
"Ayo, bermain!" Nagini melata, memutar arah menuju kamar Cerys, sedangkan gadis itu mengikuti makhluk yang ia anggap sebagai teman dengan langkah yang semangat.
Satu tahun telah berlalu. Charlotte dan putrinya pindah dari Southburn. Lebih tepatnya, seseorang memaksa mereka untuk pindah ke Riddle Manor. Setelah pertemuan Charlotte dan Tom, ada banyak sekali hal yang terjadi, seperti Felix Summerby yang tiba-tiba membatalkan kencan buta mereka, Harry dan Ginny pun tak bisa berkata-kata ketika malam itu Charlotte pulang dan mengenalkan Tom pada mereka. Waktunya terlalu cepat, sampai Harry sendiri tak bisa memproses siapa pria yang saat itu berdiri di hadapannya.
Bila Harry dan Ginny kehilangan kata-kata mereka, maka hal itu tak berlaku pada kedua orang tua Charlotte. Tentunya sebagai seorang ayah, Tuan Weston tak senang saat pertama kali bertemu dengan Tom, mengingat kondisi putrinya yang pernah hamil di luar nikah. Tak ada orang tua yang menginginkan hal tersebut. Tuan dan Nyonya Weston ingin Tom bertanggung jawab, dan tentunya kesempatan itu Tom gunakan dengan sebaik mungkin.
Mereka menikah. Ya, Charlotte dan Tom pada akhirnya menikah. Kedua orang tua Charlotte tak memiliki ingatan apapun mengenai Voldemort. Jadi, mereka begitu tegas akan hal itu. Walau terkadang mereka agak ragu, bila dipikirkan matang-matang, usia Tom dan Charlotte terpaut begitu jauh. Sayangnya wajah Tom terlihat lebih muda dibandingkan Tuan atau Nyonya Weston sendiri.
Selain Harry dan Ginny, ada Ron dan Hermione yang tampak ragu ketika Charlotte mengenalkan Tom pada mereka. Siapa yang menyangka Voldemort yang melihat lihat sangat mengerikan bisa menyukai anak-anak seperti Cerys. Dari cara Tom menyayangi dan menggendong Cerys saat itu pun terlihat. Sebenarnya Tom hanya menyukai putrinya saja, ia memang tak pernah menyukai anak-anak.
Ketika Cerys berulang tahun yang ketiga, Tom mengatakan pesta yang begitu megah di Riddle Manor. Ia mengundang beberapa orang penting, para pengikutnya, dan kenalannya dari negara lain untuk mengenalkan pada mereka bahwa Cerys adalah putrinya. Ron awalnya mengira Tom adalah penyihir yang biasa-biasa saja. Tapi, hal itu terbantah saat ia melihat bagaimana megahnya Riddle Manor, seperti apa orang-orang penting yang hadir di pesta ulang tahun Cerys, dan bagaimana cara Tom melakukan bisnisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession ✓
FanficFANFICTION Dikirim ke masa lalu untuk menemui Dumbledore, Charlotte bertekad mengubah masa depan. Demi masa depan dunia sihir, demi masa depan dirinya sekaligus teman-temannya. Charlotte terpaksa bertemu dengan Voldemort muda, ia tanpa sengaja terje...