Song in this part : Obsessed - Mariah Carey
Jangan lupa vote dan komen, guys. Kayaknya Hiraeth dan obsession update-nya bergantian. Happy reading ❤️
***
Charlotte terdiam, gadis itu semakin tak mengerti. Ia linglung. Keningnya berkerut dan menghela napas. Sudah berapa kali ia menghela jika berhubungan dengan Voldemort muda? Rasanya tak terhingga.
"Mengapa aku harus bersamamu?"
Riddle tersenyum, melangkah mendekati Charlotte dengan percaya diri. "Karena kau milikku,"
Charlotte mendadak cengo saat mendengar jawaban Riddle. Sungguh di luar nalar. Jika Voldemort memiliki bibit gila sejak muda, seharusnya McGonagall atau Kingsley sudah memperingatinya sejak awal.
Charlotte menunjuk-nunjuk kepalanya. "Kau pasti gila,"
Riddle tak tersinggung. Pemuda tampan itu hanya tersenyum dan Charlotte menatapnya dengan ngeri.
"Tidak, apa yang kukatakan adalah kebenaran. Takdir."
Keinginan Charlotte untuk membenturkan kepala Riddle begitu tinggi. Siapa tahu jika ia membenturkan kepala laki-laki itu ke dinding, Riddle kembali seperti semula, setidaknya jauh lebih waras dari sebelumnya.
"Riddle, kupikir kau sedang--"
Laki-laki itu menyela. "Aku bersungguh-sungguh, kau takdir yang dikirimkan seseorang untukku,"
Jika laki-laki lain yang mengatakannya, Charlotte mungkin akan tersanjung. Tapi sayangnya, Riddle yang mengatakan hal romantis yang kini dianggapnya sebagai mimpi buruk.
Charlotte tak berhenti memicingkan matanya penuh kecurigaan. Riddle tergelak, manik kelamnya berkilat. Ia menggeleng. "Kau ditakdirkan untuk membantuku, Charlotte," tegasnya.
Riddle kini berhenti dihadapan Charlotte, gadis itu mendongak untuk melihat bagaimana raut serius Riddle. Tatapannya begitu tajam dan dalam, Charlotte tak mengira Riddle akan mengatakan hal yang tak masuk akal.
Apa katanya?
Membantunya?
Kini Charlotte ingin menyalahkan seseorang yang mungkin sudah membuat Riddle gila. "Rencana apalagi yang kau inginkan? Bukankah aku tidak menggangumu dan kau sudah mendapatkan semua rahasia yang ingin kau tahu?"
"Seperti yang kukatakan, kau akan membantuku,"
Charlotte memandang Riddle remeh, ia menggeleng seraya melipat tangannya. "Kau pikir aku mau?"
"Walau kau tidak mau, kau tak akan bisa kabur dariku," ancam Riddle.
"Aku tak akan membantumu. Aku akan pergi jauh. Di sini aku hanya sementara. Begitu aku pergi, kau dan yang lain akan melupakan semuanya,"
Ancaman Charlotte tampaknya berpengaruh hingga netra Riddle berkilat merah. Tangannya menyentuh kedua pundak Charlotte, meremasnya hingga Charlotte meringis nyeri. Riddle terlalu kuat ketika menyentuhnya. Ia berbisik di sebelah telinga Charlotte. "Running? Doesn't matter. I'll hunt you down if I have to. I'll hunt you till you say yes."
Tubuh Charlotte meremang, ia menahan napas ketika jarak mereka begitu dekat. Charlotte tak mampu membalas ucapan Riddle, otaknya tiba-tiba kosong saat Riddle mengancamnya.
Riddle tersenyum miring melihat Charlotte yang tak bereaksi. Ia melepaskan pundak Charlotte dan menepuk pelan puncak kepala gadis itu. "Jadilah gadis baik selama aku tak ada!"
Riddle berlalu meninggalkannya sendirian di danau hitam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession ✓
FanfictionFANFICTION Dikirim ke masa lalu untuk menemui Dumbledore, Charlotte bertekad mengubah masa depan. Demi masa depan dunia sihir, demi masa depan dirinya sekaligus teman-temannya. Charlotte terpaksa bertemu dengan Voldemort muda, ia tanpa sengaja terje...