Hai semuanya, maaf terlambat update karena mulai sibuk, ikut suami kerja. Jangan lupa vote dan komen, ramaikan cerita ini, guys.
Siap-siap mulai part ini, ya hehee...
Song in this part : Carol of the bells - Lindsey Stirling
***
Penyerangan Grindelwald telah sampai ke beberapa negara. Penyihir gelap yang bernama Gellert Grindelwald berhasil memanipulasi banyak penyihir untuk masuk ke dalam kubunya. Visi Grindelwald sendiri sudah menyebar dan kabarnya telah sampai ke telinga para menteri termasuk Dumbledore yang berusaha menghentikan mantan teman dekatnya. Tujuan utama Grindelwald adalah menguasai dunia muggle dan sihir untuk 'kebaikan yang lebih besar' yang Dumbledore asumsikan tak akan ada kebaikan sama sekali di dalamnya.
Pertempuran Dumbledore dan Grindelwald adalah malapetaka bagi sebagian penyihir yang mendengar kisah mereka. Keduanya tidak terhindarkan dan harus saling menghadapi, jika tidak ingin mati atau kegelapan menyelimuti.
"Reducto!"
Lontaran mantra terus terjadi tanpa henti, pihak Grindelwald terus menyerang sementara pihak Dumbledore berusaha meredam mantra-mantra pengikut Grindelwald. Semua penyihir saling berhadapan menyisakan Grindelwald dan Dumbledore yang saling berhadapan, seolah semua penyihir tahu bahwa ada urusan di antara mereka yang belum terselesaikan.
Pria bersurai cepak putih itu tersenyum mirip seringaian saat berjumpa kawan lamanya. "Hai, Albus," sapanya sembari memainkan tongkat sihirnya. "Senang dapat berjumpa kembali dengan kawan lama."
Dumbledore tak membalas sapaan Grindelwald, pria itu menatapnya dengan sorot mata penuh kekecewaan. Keduanya kembali mengangkat tongkat sihirnya setara batas dada mereka dan mulai melontarkan mantra-mantra non verbal. Sinar hijau, emas dan merah yang dilontarkan oleh kedua kubu mulai mengelilingi, menjadi pemandangan bahwa perang besar telah terjadi.
Salah satu pengikut Grindelwald membuat ledakan obscurus dan membuat pihak Dumbledore hampir terpukul mundur. Dumbledore mulai menaikkan dinding penghalang, namun Grindelwald melesat lebih cepat, menarik Dumbledore pergi ke mana mereka bisa berduel dengan tenang. Bagaikan dibawa dengan cara berapparate, Dumbledore melihat Grindelwald membawanya ke suatu tempat yang tak tahu di mana letaknya. Tampak seperti hutan tak berpenghuni. Pohon-pohon menjulang tinggi ke atas dan semak-semak rimbun mengelilingi mereka.
"Gellert," kata Dumbledore pada akhirnya. "Masih ada jalan untuk kembali."
Mendengar pernyataan Dumbledore, Grindelwald tertawa keras. Pria itu tak lagi tersenyum. "Tekadku sudah bulat, kau sudah mengkhianatiku."
"Aku tidak pernah mengkhianatimu,"
"Rencana ini sejak awal sudah kita bangun, Albus." Katanya pelan. "Kau merubah pikiranmu. Haruskah aku mengingatkanmu pada Ariana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession ✓
FanfictionFANFICTION Dikirim ke masa lalu untuk menemui Dumbledore, Charlotte bertekad mengubah masa depan. Demi masa depan dunia sihir, demi masa depan dirinya sekaligus teman-temannya. Charlotte terpaksa bertemu dengan Voldemort muda, ia tanpa sengaja terje...