17. Jealous

3.3K 381 107
                                    

Halo, teman-teman. Kuharap kalian tidak menunggu terlalu lama. Btw, buat yang bertanya kenapa Obsession pake visual idol, memang cerita ini dikhususkan untuk Yuju. Buat yang gak suka silahkan ke karya sebelah dengan judul Hiraeth. Next time kalo ada author note, tolong dibaca, soalnya aku juga sudah nulis note seperti ini di awal-awal chapter.

Jangan lupa beri dukungan ❤️ thank you.

Song in this part : Kiss Later - Loona Yeojin

***

Waktu berlalu begitu saja, surat kabar masih dipenuhi oleh wajah Grindelwald dan Dumbledore sebagai topik utama. Charlotte membaca deretan kata dengan perasaan kalut, sampai saat ini Grindelwald begitu sulit untuk ditangani. Apa yang terjadi saat ini membuat Charlotte merasa semakin lama terjebak di masa lalu. Kebanyakan murid-murid yang berada disekitarnya tak peduli bahkan mereka tak perlu repot-repot untuk merasa khawatir, mereka seolah menyerahkan semua urusan berat tersebut kepada pihak kementerian. Para penyihir tak akan tahu bila apa yang dilakukan oleh Grindelwald akan berpengaruh di masa depan.

Charlotte dengan sangat hati-hati mulai menghitung berapa lama Dumbledore meninggalkan Hogwarts. Jika waktu terus berjalan seperti ini, maka ia bisa saja kembali ke masa depan setelah lulus. Setengah tahun telah ia habiskan di Hogwarts dan selama itu ia menyadari bahwa ia dan Riddle menjadi akrab, lebih dari yang sebelumnya.

Gadis itu tak bisa menampik bila ia menyukai perhatian yang diberikan Riddle padanya. Jujur saja, Riddle tak seburuk yang dibicarakan Harry. Ia mencoba memahami mengapa Riddle merasa tak puas dengan hidupnya. Pemuda tampan itu merasa tidak mendapat keadilan. Ditinggalkan oleh ibunya dan dianggap sebagai kutukan oleh ayah kandungnya. Pada titik terburuk Riddle, Charlotte mengambil celah dan berupaya untuk menggenggam Riddle dalam genggamannya. Ia bahkan tak tahu sejak kapan telah jatuh pada pesona Riddle.

Hubungannya bersama Riddle berjalan begitu saja. Keduanya menjadi sepasang kekasih tanpa perlu adanya pengakuan yang jelas. Sikap Riddle telah membuktikan bahwa mereka adalah pasangan baru. Setidaknya Charlotte adalah gadis yang paling lama bertahan menjalin hubungan dengan Riddle. Ia terkadang merasa lucu saat Riddle mencoba duduk di sebelahnya di setiap kesempatan yang ada. Riddle akan duduk dengannya ketika murid Slytherin dan Ravenclaw menjadi satu kelas.

"Pagi," suara Riddle mengalun merdu ketika menyapanya. Laki-laki itu mendudukkan dirinya saat Charlotte menoleh.

"Pagi, Tom."

Ramah. Riddle menyapanya dengan ramah. Sebenarnya Riddle bisa bersikap ramah pada siapapun. Namun sayangnya itu hanya sebuah topeng keramahan. Ketika mereka hanya berdua, Riddle akan membuang sikap ramahnya dan mulai mengatakan betapa menjengkelkannya jika ia harus terus bersikap ramah setiap saat.

"Kau menunggu lama?"

"Tidak, aku baru saja datang. Tak biasanya kau hampir terlambat masuk kelas?"

Riddle mendengus dan Charlotte siap mendengar kekasihnya menggerutu. Kekasihnya... Ingin rasanya Charlotte tertawa. Sejak kapan ia mulai mengakui Riddle sebagai kekasihnya?

"Dippet menahanku." Geramnya kesal.

Dahi Charlotte berkerut. "Oh, kenapa? Apakah ada masalah?"

"Pria tua itu bertanya apakah aku bersedia menjadi salah satu kandidat ketua murid untuk tahun depan," bisiknya tak senang. "ia seharusnya tak perlu bertanya jika tahu hanya aku satu-satunya yang mampu menggantikan Frost setelah ia lulus."

Kini Charlotte tahu alasan mengapa Riddle kesal pada Dippet, gadis itu cukup tahu bila Riddle tak suka kemampuannya dibandingkan dengan orang lain. Menjadikan Riddle sebagai pilihan sama saja menggores harga dirinya.

Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang