menjadi abdi ndalem

289 10 0
                                    

"Masya Allah,..."ucap guz ikrom
di sana, sudah ada ustadzah Zahra,guz Ikrom,serta ayah dan bunda,setelah mengucap salam,aku pun masuk ke aula,dan menyalami ayah, bunda,serta ustadzah Zahra,kemudian,aku duduk di dekat bunda,di seberangku ada guz Ikrom,dan ayah,tampak ayah menitikkan air mata,kemudian mulai berbicara
"Apakah benar itu kamu nak,..?"
Tanya ayah
"Iya benar ini Nia ayah,..."sambungku
"Kamu benar benar Berubah nak,..."ucap ayah lagi sambil mengelap air matanya,aku juga menangis sesenggukan,karena terharu,jika tau sejak dahulu jika membahagiakan orang tua itu sederhana,maka dari dulu aku mau dimasukkan ke pesantren
"Sudah ayah jangan menangis,maafkan Nia,ayah,...."sambungku lagi,
"Tidak nak,ayah menangis karena terharu,ayah bersyukur karena kamu berubah,.."ucap ayah lagi
mungkin merasa tidak enak hati pada ayah,setelah itu ustadzah Zahra pamit,karena ada keperluan katanya,kami hanya tertinggal 4 orang di sini,yaitu ayah,bunda dan guz Ikrom,pikiranku jadi melayang kemana mana,di antara kami,hanya ada kesunyian,
"Ekhem...."ayah memulai percakapan kembali
",Nia,tujuan ayah dan bunda  ke sini,mau menyampaikan,yang di katakan guz ikeom kemarin,klo kamu di pilih sama umi,untuk menjadi abdi ndalem,...."kata ayah,apa ai abdi ndalem,berarti setiap hari harus bertemu dengan guz Ikrom,apa ini sebuah jalan,untuk hubunganku dan guz Ikrom, tapi aku kan tidak bisa memasak,ucapku dalam hati
"Bagaimana Nia,apakah kamu bersedia,...?"tanya guz Ikrom
"Ta-tapi saya tidak bisa memasak guz,...."jawabku,tampak guz Ikrom seperti kaget mendengar jawabanku,haduh, reputasiku hancur sebagai menantu idaman mertua didepan guz ikrom,
"Maaf guz,di keluarga kami serba kecukupan,masak dan cuci itu tugas pembantu,saya yang salah,karena Nia tidak saya ajari dari dulu,....."jawab bunda
"Nia yang salah bun,karena bunda dulu mau ajari Nia tapi Nia tidak mau ,..."jawabku,tak mau bunda menyalahkan dirinya sendiri
"Yasudah,nanti belajar aja di mbak ndalem,..."jawabnya lagi, aku pikir dia akan marah,ternyata tidak.
"Iya guz saya terima tawaran guz,...."jawabku lagi
"Yaudah lanjutkan,pak Bu,saya mau ke ndalem,sebentar lagi Dzuhur,..."pamit guz Ikrom pada ayah dan bunda,kemudian dia berlalu keluar.aku pun melanjutka berbincang dengan ayah dan bunda,bagaimana keseharian ku di sini,ayah dan bunda bilang,mereka akan menginap untuk malam ini,karena di kamar juga aku sendiri,ndiadan Aisyah pulang,karena ini memang hari libur.

***
Tak terasa adzan Dzuhur sudah berkumandang,aku pun mengambil mukena,dan Al Qur'an,yang di berikan oleh seseorang,yang tak ku tahu siapa,karena kado itu tanpa nama,dengan Al Qur'an yang sama juga,aku berjalan berisikan dengan bunda, menuju ke musholla,untuk menunaikan ibadah Dzuhur,saat di depan masjid,aku berpapasan dengan ustadz Faiz,dia tersenyum kepadaku,dan menatapku,aku pun menundukkan pandangan,karena memang bukan muhrim,kemudian aku dan bunda melanjutkan langkah ke musholla,saat langkahku dan ustadz berdekatan,aku pun mengucapkan salam kepadanya
"Assalamualaikum ustadz,..."sapaku,karena takut di sebut murid durhaka, meskipun nyebelin,dia juga ustadz ku,
"Wa Alaikum salam,..."jawabnya,kemudian dia melanjutkan langkahnya menuju ke musholla,akupun mengikuti langkah di belakangnya,hari ini ustadz Faiz tampak sangat tampan dengan Koko berwarna coklat muda,dan Al Qur'an di tangannya,tapi sayang dia menyebalkan,haduh pikiranku melayang.
Aku dan bunda pun mengambil shaff paling depan,karena musholla hari ini sepi,hanya ada sedikit yaitu para ustadzah,dan santri yang tidak pulang.

***
Setelah pulang dari musholla,aku pun kembali berjalan ke asrama dengan bunda saat di perjalanan,bunda bertanya.

Ustadzku cinta pertama ku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang