berperang dengan perasaan

212 6 0
                                    

Nia POV

"Ragaku memang menginginkan dirimu,namun tidak dengan hatiku,"
Nia arwinda

***
Apakah benar guz Ikrom mencintai diriku,namun bagaimana dengan hatiku,jujur aku memang mengagumi dirinya,namun di lubuk hati terdalam masih ada satu nama,yang diam diam menyelusup,dan entah sejak kapan rasa itu ada,bahkan aku tak tahu,cueknya membuatku penasaran,namun jika cinta guz Ikrom ku tolak,mungkin hubungan kami tak akan sebaik sekarang,dan orang yang ku cintai juga belum pasti mencintai diriku,jadi lebih baik ku terima saja pikirku

"Sa-sa ya Ndak sempurna guz,Ndak pintar,apalagi faham agama,..."jawabku

"Ingatlah Nia, saya Ndak mencari yang faham agama,namun saya mencari yang mau di bimbing,kamu faham,..."katanya

"Apakah guz benar benar mencintai saya,..."tanyaku

"Saya mencintai dirimu,sejak satu tahun lalu,semakin saya berusaha,semakin sulit saya lupakan, Nia,...."jawabnya

"Baik,jika ini memang takdir saya guz,izinkan saya istikharah terlebih dahulu guz,..."jawabku mantap

"Baiklah saya akan beri kamu waktu 2 Minggu,jika bersedia saya tunggu dua Minggu lagi,...."jawabnya
Dua Minggu,ya mungkin aku bisa istikharah dengan ini,pikirku aku sekolah tinggal empat bulan di sini,tahun ini aku akan segera tamat,namun aku akan mengabdikan diriku di sini,mungkin dengan ini Allah menunjukan jalanku,dengan menjadi istri guz ikrom,pikirku

"Terima kasih guz,saya pamit,...."pamutku pada guz Ikrom,saat berjalan melewati dekat tangga aku tak sengaja melihat ustad z Faiz,mukanya nampak sendu,apakah dia mendengar semuanya,apakah dia mencintai diriku,ah entahlah,dengan sikapnya yang dingin,aku rasa dia tidaklah mencintai diriku.
Akhirnya aku pun melanjutkan berjalan ke arah kamar,di tembak seorang guz seharusnya bahagia,namun berbeda denganku,aku malah menjadi risau dan tak terkendali.

***
Sesampainya di kamar aku memutuskan berbaring,dan membuka buku diary yang biasa aku tuliskan,dan aku curhatan setiap
Rasa yang ada,aku buka dan aku baca kembali,mungkin dia bukan jodohku,mungkin guz Ikrom adalah jalan terbaik yang di pilih Allah pikirku,lama kelamaan rasanya mataku sangatlah berat, akhirnya aku pun tertidur.

Aku terbangun saat mendengar adzan ashar berkumandang,akhirnya aku memutuskan mandi terlebih dahulu,hari ini aku tidak sholat berjamaah, mengambil keperluan mandi,aku pun memutuskan mandi, setelah mandi,aku pun memutuskan kembali ke kamar,dan sholat ashar di kamar,hari ini aku tidak ke ndalem,karena memang mulai hari ini,aku sudah di gantikan adek kelas, karena sebentar lagi akan segera lulus,aku tak lagi di dapur,melainkan menjabat menjadi tim pengaman, tukang bangunin santri saat waktu sholat,besok pagi tugasku di mulai, setelah sholat,aku pun berdoa meminta pada Allah agar menunjukkan jalan terbaiknya, apakah guz Ikrom atau ustadz Faiz, setelahnya aku kembali membaca kitab dan mengulangnya kembali,hafalan Al Qur'an ku juga sudah juz 20 jadi mungkin tahun depan sudah bisa khatam,dan pulang ke rumah,namun jika aku memang di jodohkan dengan guz Ikrom maka pasti akan menetap di sini.

***
Setelah sholat ashar,seperti rutinitas biasanya,aku duduk di kursi depan dekat kamarku, Sekarang di kamar hanya tinggal aku sendiri,teh Nadia sudah nikah,dan pulang ke kampungnya,karena memang sudah tamat.
Saat aku menoleh ke kanan,tampak ustadz Faiz,berjalan ke arah motornya,dengan membawa tas,apakah dia akan pulang,....? Pikirku,saat aku sedang melihat ke arahnya,tiba tiba dia juga menatapku....

Ustadzku cinta pertama ku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang