dia kembali lagi

152 6 0
                                    


Namun karena tidak enak,takutnya ustadz Faiz malu,akhirnya aku tak jadi untuk membubuhkan komentar tersebut.

***
Di pagi hari yang cerah ini,kicauan burung bersahutan.
Aku duduk di depan kamar sambil memainkan handphone,hari ini aku harus mengurus beberapa persiapan lagi,mengambil spanduk dan juga melakukan sesi foto bersama satu angkatan.
Hari ini para orang tua santri juga akan ke pesantren,karena lusa adalah acara yang paling membahagiakan bagi kami para santri,dan juga para orang tua.
Di mana,lusa adalah hari terakhir bagi santri yang tidak mengabdi dan bagi santri yang tidak melanjutkan perguruan tinggi di pesantren.
Berbeda denganku,aku tetap berada di pesantren ini,karena aku memang dari awal aku ingin melanjutkan masuk ke perguruan tinggi di pesantren ini.
Selain aura di pesantren yang nikmat,aku juga sekarang lebih betah di pesantren di bandingkan di rumah.


Aku melakukan semua aktivitas pagi ini seperti biasanya,mulai dari mencuci,mandi,menyapu dan yang terakhir menjemur pakaian.
Dan setelahnya mengambil makanan di dapur umum,sebagai sarapan pagi.

Setelah menyapu dan menjemur pakaian,aku memutuskan untuk segera ke dapur umum,guna mengambil sarapanku pagi ini.
Aku mengambil sedikit porsi nasi dan lauk,karena hanya untuk mengisi perut saja,hari ini aku tidak terlalu nafsu.

Setelah mengambil makanan,aku pun segera memutuskan untuk ke kamar.karena,di dapur umum meja sudah banyak yang penuh.
Biasanya aku dengan Zahra,namun
B

eberapa hari ini aku tak melihatnya.

***
Setelah sarapan,aku pun berjalan ke arah aula pesantren,karena di sana kami akan melakukan fhoto pengisian ijazah.

Berjalan di sepanjang kiridor,membuatku mengingat akan semua kenangan di Al husna,padahal aku sekarang sedang berada di Dzulhijjah.
Entah apa yang membuatku rindu dengan pesantren itu,padahal namaku sudah rusak di sana,sudah tidak ada lagi harga diriku di sana.
Tapi,aku tetap ingin mengunjunginya,meski bagaimanapun aku harus berterima kasih kepada umi dan Abi yang sudah bisa membimbingku menuju ke jalan yang lebih baik.

Tak terasa,aku pun sudah sampai di depan aula,aku pun segera menghampiri Zahra,dan ingin bertanya kemana dia selama beberapa hari ini.

Aku pun mendekat ke arah Zahra
"Assalamualaikum Zahra,........." Ucapku memanggil Zahra

" Wa Alaikum salam Nia,kamu kok gak pernah kelihatan lagi?,....." Tanyanya lebih dulu

"Aku beberapa hari ini kan ngurusin buat khataman kita dan ada juga beberapa yang harus di urus,..... " Jawabku

"OOO gitu ya,....." Jawabnya manggut manggut.

"Kamu tu yang beberapa hari ini tidak terlihat,......" Jawabku lagi

"Aku di kamar nia,karena aku kan gak ikut di anggota pengurus,yang ikut kan Kak Musa,......" Jawab Zahra lagi

Aku pun menepuk jidatku,karena aku lupa kalau Zahra tidaklah ikut ke dalam organisasi karena Memeng dia menolak saat di pilih,itu sih menurut cerita dia.

Tak lama kemudian,kami pun di suruh oleh ustadz Azlan yang memang bertugas sebagai editor pondok untuk masuk ke aula,kami akan di foto satu persatu karena memang kami akan membuat untuk foto ijazah.

Satu persatu santri mulai mengikuti prosedur yang di tunjukan oleh ustadz Azlan.
Hingga tibalah giliran ku,aku pun masuk dan mengikuti apa yang sudah di suruh ustadz azlan.
Setelahnya aku pun segera keluar,aku dan Zahra segera menuju ke arah kantin,setelah ujian nasional kami sudah jarang sekali untuk ke kantin.
Berjalan ke arah kantin,kami harus bertemu dengan trio tukang bully yang sangatlah menyebalkan menurutku.
Aku pun sok cuek melewati mereka dan segera memesan makanan,karena malas jika harus menyapa,pasti tidak akan di jawab juga kan pikirku.....

Ustadzku cinta pertama ku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang