Assalamualaikum
Hallo guys,kembali lagi dengan author gabut di sini.Eitsssss.....
Sebelum baca adalah baiknya vote and follow dulu ykan.Jangan lupa juga baca cerpen mbak author yang lain.
Terbaru ygy dengan judul
"Kang santri" cari aja di karya author pasti Nemu kok.Yaudahlah daripada banyak omong langsung aja kita baca yakan.
Happy reading
Setelah sampai ke belakang area pesantren, akupun langsung duduk di salah satu kursi taman.Taman ini merupakan tempat favorit bagi santriwati, karna tempatnya yang berada di belakang asrama putri. Malam ini masih tampak ramai oleh santriwati yang menderes hafalanya. Ada juga beberapa yang menikmati malam sembari membaca buku disini.
Tempat ini juga merupakan tempat favoritku, biasanya aku akan duduk di sini sembari melihat beberapa santriwan bermain futsal diseberang pagar. Namun, aku harus meninggalkannya mulai hari ini.
"Ekhemmm... Assalamualaikum." Deheman di sertai salam di belakangku membuatku sedikit terkejut.
"Wa Alaikum salam ustadz." Jawabku sekenanya.
"Sudah lama menunggu?" Tanyanya to the point.
"Sudah." Jawabku yang kembali sok cuek.
Dia duduk di hadapanku sembari membawa sebuah paperbag berukuran sedang.
Paperbag itu dia ulurkan kepadaku.
"Ini buat kamu,"
"Apa ini tadz?" Tanyaku
"Buka aja, saya yakin kamu suka. Tapi... Kalau seleramu masih sama!" Jawabnya sembari membuka gawainya.
Kubuka perlahan paperbag yang katanya akan ku sukai itu. Isinya sebuah kotak berwarna pink dengan hiasan pita senada.
Akupun membuka kotak yang diberikan ustadz Faiz, sebuah Al Qur'an. Al Qur'an yang warna,corak, serta motifnya sama persis dengan yang diberikan oleh santri saat itu.
Aku menatap ustadz Faiz cengo, jangan-jangan.
"Apa?!" Tanyanya yang langsung meletakkan gawai.
"Gapapa" jawabku yang sok cuek padahal kegirangan.
"Yakin?!!!" Dia kembali bertanya sembari menaikkan sebelah alisnya. Aih sungguh menyebalkan ustadz satu ini.
"Iya yakin!!" Jawabku, karna aku tak yakin. Al Qur'an kan banyak yang jual bisa saja motifnya kebetulan.
"Gimana?? Suka gak?" Tanya-nya.
"Banget!!!" Jawabku malah kegirangan. Dasar mulut luwes, gabisa diajak kompromi.
Ustadz Faiz hanya tersenyum, sedangkan aku langsung salah tingkah.
"Cantik banget kan warnanya, tapi mungkin motifnya sedikit berbeda." Jawabnya sedikit dengan senyuman.
"Maksud ustadz? Al Qur'an itu..." Aku langsung loading,karna jika dia bilang begitu bisa jadi...
"Iya, Al Qur'an itu saya yang berikan. Beserta dengan gamisnya." Jawabnya dengan senyuman.
"Masya Allah terima kasih ustadz."
"Sama-sama." Jawab ustadz Faiz kemudian beliau segera beranjak berlalu pergi.
***
Setelah acara buka bersama di pondok hari itu, aku memutuskan segera pulang kembali ke rumah.
Disaat lebaran tiba, aku tak juga sowan ke Abah ataupun bunyai.
Hari lebaran juga telah usai, menandakan waktu masuk mahasiswa baru segera terbuka.
Aku gagal masuk ke beberapa universitas pilihan orang tuaku, tapi aku berhasil masuk ke universitas Zulhijjah. Salah satu universitas yang baru buka 2 tahun lalu.
Universitas sekaligus mencakup pesantren. Universitas ini masih swasta karna masih tergolong baru.
Berada di bawah naungan yayasan Dzulhijjah. Universitas yang baru di bangun 3 tahun lalu itu, mampu menggaet beribu mahasiswa di tahun lalu.Mengamit ilmu pendidikan dan manajemen,serta beberapa pendidikan agama Islam lanjutan. Dengan tingkatan strata satu (S1), universitas yang masih terbilang sangat muda ini mampu melahirkan generasi yang sangat mumpuni.
***
Hari ini semua masih terasa mimpi, disaat aku harus berjuang demi menghadapi sakit berkepanjangan. Sakit yang telah pernah datang meskipun tanpa adanya ikatan.Beribu penolakan mungkin datang dari dalam hatiku, namun langkah kembali membawaku ke sini. Di sini, di pesantren Dzulhijjah kembali aku menginjakkan kaki.
Pesantren ini tidak kubenci, aku hanya membenci kenangan yang membawaku pada masa yang pernah terasa indah. Namun nyatanya semu dibalik semua itu.
Mobil yang ku kendarai mulai membelah jalanan kota Palembang, melewati padatnya arus kendaraan yang seakan merangkak layaknya semut yang hendak ke sarang. Apalagi di jam pagi dan sore seperti sekarang.
Aku memutuskan menepikan mobil ke salah satu masjid di pinggir jalan.Masjid Al-Ikhlas ,masjid ini begitu tak asing. Beberapa kali aku pernah kesini bersama ustadz Faiz. Menemaninya mengisi kajian pada masanya, meskipun sekarang tak pernah lagi.
Senyum kecut tersungging di bibirku, mengingat begitu banyak kenangan yang memang telah pernah terjadi. Namun hubungan kami hanya sebatas ustadz dengan seorang santri, dan sekarang hubungan itu telah usai.
"Loh, mbak Nia!!!... Kenapa Ndak masuk mbak??" Tanya seorang marbot masjid, aku tak tau namanya tapi kenapa dia bisa tahu namaku.
"Hah?." Aku layaknya orang cengo.
"Iya mbaknya calon istrinya Gus Al itu kan ?, yang pernah ke sini bersama Gus Al" jawab bapak itu.
"Ooh iya pak, maaf saya harus segera melanjutkan perjalanan." Jawabku asal.
"Oalah Ndak papa mbak, kabar Gus Al gimana mbak? Sehat kan ? Tolong sampein salam saya ya!! " Jawab bapak itu.
"Iya pak tapi,beliau sudah ke Mesir rasanya !!" Jawab Nia.
"Loh, baru kemarin beliau kemari mbak buat ngisi kajian. Gimana bisa tiba-tiba ke Kairo. "
What!!!! Kemarin, berarti sekarang ustadz Faiz masih di pondok dong.
Matilah kau Nia....Next...
Maaf ya guys kalau sering lama banget update nya. Karna minus hp yang gak baik-baik aja jadi agak lama.
Jangan bosan ya buat baca
Dan yang sudah baca jangan lupa vote,follow, and comment.Thanks you.
Jangan lupa juga baca yang ini yaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ustadzku cinta pertama ku (Revisi)
Ma cà rồngUSTADZ KU CINTA PERTAMAKU Mencintai seseorang dalam diam itu memanglah menyakitkan,namun salah dalam memilih itu lebih menyakitkan,apalagi jika aib masalalu kita di buka,dan di permalukan,aku tau diriku tak pantas untukmu,namun janganlah kau membuka...