berangkat

80 2 0
                                    

Assalamualaikum guys
Author ada di sini dengan cerita yang gak tamat tamat ini.

Yaudahlah ya
Happy reading

Tak terasa,hari berjalan begitu cepat.
Puasa telah sampai di penghujung,meninggalkan sedih bagi seluruh kaum muslim.Namun,juga ada kebahagiaan,menyambut bulan kemenangan di depan mata.
Seminggu lagi sudah memasuki hari raya idul Fitri,menandakan kami semua telah harus berpisah dengan bulan yang mulia ini.

Pagi ini,aku bersiap siap sesimpel mungkin,karna akan menghadiri undangan berbuka bersama di rumah Gus Faiz. Aku tak ingin meninggalkan kesan jelek lantaran dandanan ku yang mungkin saja menor.
Dengan sedikit polesan skincare serta  liptint berwarna nude,dan sedikit sapuan celak di bawah mata aku sudah selesai.
Mengenakkan gamis berwarna mocca di padukan dengan Khimar senada dan juga niqab membuatku tampak anggun namun tidak mencolok.
Menyandang tas mini dan memakai sepatu putih tulang adalah aksesoris tambahan dariku hari ini.

Dengan percaya diri,aku menaiki mobil sport yang telah menjadi temanku selama ini. Membelah jalanan dengan gagah berani,hingga akhirnya pukul 16:41 aku sudah sampai di ndalem pesantren Dzulhijjah.

Mengambil beberapa paperbag dan menentengnya keluar,aku pun segera masuk ke kantor utama pesantren ini.

"Assalamualaikum"
Setelah menapakkan kaki di depan ndalem utama,aku mengucapkan salam.

"Wa Alaikum salam"
Menguap sudah kepercayaan diriku ini,berhadapan dengan para Ning yang duduk dengan anggun di depan sana.

"Loh,nak ayo masuk kok malah bengong." Umi justru malah menymbutku dengan hangat.Ku cium tangan lembutnya,dn umi juga mencium puncak kepalaku.

"Iya umi,ini ada titipan dari bunda." Aku memberikan paperbag yang di berikan bunda kepadaku tadi.

"Walah makasih,yaudah ayo masuk."
Umi pun menuntunku untuk duduk di sampingnya.

"Walah,ini siapa mi??" Tanya seorang paruh baya yang tak tahu siapa,yang jelas tampak dari penampilanya dia adalah seorang istri kyai.

"Oalah ini itu calon mantu yang saya bilang itu." Jawab umi yang nyamis membuatku tersedak.

"Oalah Ning mana ini mi?" Tanya perempuan yang ku perkirakan tuaan dikit dariku.

"Bukan Ning,dia salah satu santri saya " jawab umi seadanya.

"Oalah,berarti masih mendingan Nisya ya mi?" Jawab si ibu itu kembali.

"Tidak juga mbak,meskipun Nia santri biasa,dia kaya akan adab dan ilmu. Tidak memaksakan kehendak,apalagi sampai bermain licik" jawab umi.

"Tapi kan dia bukan Ning lho,gimana kalau di gunjing orang nanti?" Tanyanya lagi.
Jadi,ibu itu aslinya mau ikut berbuka bersama atau memang mau julid sama hidupku sih.

"Gak akan ada yang berani mbak,meskipun dia bukan Ning. Ayahnya adalah pelopor,penyumbang dana terbesar di pondok ini. Hampir 40 dari 100% fasilitas pondok yang baru di bangun,di buat dari dana yang di sumbangkan ayahnya Nia."

Ibu itu terdiam,sembari dengan mulut yang sedikit komat Kamit. Memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah.Mungkin,di tak percaya dengan kata kata umi karna kondisiku yang hanya memakai pakaian sederhana. Sangat berbanding terbalik,dengan anaknya yang katanya seorang Ning itu.

Gawai mahal dengan logo apel itu di tentengnya di tangan,tas kecil dengan harga jutaan juga di bawanya. Tak lupa,beberapa gelang dan juga cincin emas tampak tersemat di sana.
Bedak yang tampak sedikit berdempul serta dandanan yang cukup menor menurutku.

Aku,hanya memakai cincin dengan berlian imut di atasnya,Tanpa sapuan bedak berlebihan serta hanya memakai gamis dan tas biasa.Tak lupa,gawai ku simpan di dalam tas.

"Gimana kabar ayah nak? Kenapa tak ikut ke sini? " Umi bertanya kepadaku

"Ayah sibuk umi,beliau masih harus mengontrol salah satu butik yang baru di bangun. Tadi juga ayah menyampaikan permohonan maafnya agar di katakan pada umi." Jawabku seadanya.

"Oalah Ndak apa nak." Jawab umi lagi.

"Nah,jadinya gimana sekarang? Mau lanjut kuliah di mana? " Umi bertanya kepadaku.

"Insya Allah di UIN sunan gunung djati umi.." jawabku kepada umi.

"Alhamdulillah,semangat ya nak" jawab umi lagi.

***

Tak terasa,waktu begitu cepat bergilir,menandakan waktu berbuka  sebentar lagi. Kamipun langsung menuju ke arah aula.

Saat menuju ke arah aula,ada seseorang yang menyenggol ku dengan kuatnya, hingga terjatuh sudah tas yang ku bawa. Menampakkan isinya yang berhamburan,dan juga dua gawai dengan logo apel itu tampak terjatuh.

Aku segera memungutnya,semua ATM dan juga gawaiku terjatuh.
Ning Nisya tampak melongo dengan kejadian itu.

"Ma- maaf ya...a- aku gak sengaja."
Dia berbicara dengan gugup,jelas-jelas dia dengan sengaja menyenggol. Sekarang malahan ketakutan sendiri setelah lihat isinya.

"Iya,lain kali hati hati kak" jawabku lagi.

"I...iya" jawabnya langsung berlalu dari hadapanku.

Untung saja tak ada yang pecah.


"Kak niaaaaaa....."
Ya Allah suara itu..

Note:
Maafkan author ygy,author gabisa update terus. Karna beberapa kendala.

Jangan lupa follow dan jangan lupa juga mampir di Ig nya author ya.

@tiara_desi477

Ustadzku cinta pertama ku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang