Subuh pukul empat setelah ronde ketiga pergumulan mereka, Elang membuka pintu balkon hotel tempat mereka menginap, memantik sebatang rokok, menyesapnya dengan hikmat sambil menikmati pemandangan kota yang terhampar indah didepannya
Ia menyandarkan tubuh atletisnya yang terukir beberapa tato disana pada pembatas balkon, dari sini tampak sebuah pemandangan yang jauh lebih indah, tubuh telanjang Meghan tanpa sehelai benangpun yang membungkusnya. Lekuk tubuh paling sempurna yang pernah ditemui Elang, begitu banyak wanita-wanita yang pernah ia tiduri, wanita ini berbeda, ia candu, setiap jengkal tubuhnya menjadi candu bagi Elang
"Kenapa jadi norak bat gini sih!" sejak tadi pria itu tak henti-hentinya menebar senyum bagai miss universe saat adu kebolehan
Langkah jenjangnya ia bawa mendekat kembali pada Meghan setelah ia menjejalkan rokoknya kedalam asbak hingga apinya padam, padahal rokoknya masih tersisa setengah, namun hasrat ingin menghampiri Meghan saat ini jauh lebih besar, mungkin sedang mabok Meghan
"Cantik" bisiknya pada bibir Meghan
Jemarinya mengusap bibir merah Meghan yang benar-benar menggoda untuk dikecup
Jempolnya menekan-nekan bibir bawah Meghan yang tak terganggu sedikitpun
Elang mengambil tempat disamping Meghan, menyanggah kepalanya menggunakan lengan kiri dengan tangan kanan yang terus membelai setiap jengkal wajah MeghanIa terus mengamati tubuh polos wanita didepannya dari ujung rambut sampai ujung kaki
"Ternyata lo suka tato juga ya?" gumamnya pelan, menyentuh ukiran tato bunga dandelion dibawah tulang selangka Meghan
Asik memperhatikan Meghan yang terlelap damai tak terasa kantuknya pun tiba, ia langsung meraih tubuh Meghan, membawanya dalam dekapan dengan menjadikan lengannya sebagai bantal, Meghan sempat menggeliat menyamankan posisinya, menyusupkan kepalanya pada dada bidang Elang, memeluk tubuh pria itu
Keduanya saling berpelukan hingga pagi menjelang
Sesaat setelah membuka mata, Elang hanya mendapati dirinya sendiri di dalam kamar hotel ini
Tak ada pesan yang Meghan tinggalkan, bahkan sekedar pamit pun tidak, harga diri Elang bagai diinjak-injak, untuk pertama kalinya dalam hidup pria itu diperlakukan seperti ini
Apakah wanita itu hanya menganggap ini ONS semata? apa ia tak terkesan dengan permainan Elang? apa dia tidak terpuaskan? atau karna apa? Elang menyulut sebatang rokok menghisap rakus zat nikotin itu, membayangkan semua yang terjadi tadi malam, terus berputar dikepalanya berulang-ulang
"Sialan! sejak kapan gue jadi haus gini!" umpatan demi umpatan terus saja terucap sejak tadi, pasalnya ia benar-benar tidak rela ditinggalkan bagai gigolo tak berharga begini
Dering ponsel yang berdering sejak tadi tak ia perdulikan sama sekali, sampai pada panggilan kelima barulah ia angkat dengan amat sangat terpaksa
"Hm?" kalimat pembuka yang tertuju pada si penelepon
"Hari ini lo ngga lupa kan bang?, kantor lo udah disiapin anak-anak, ngga perlu ada penyambutan kek nyambut bupati kan?"
"Ck! inget gue, bacot bat dah, ini juga gue lagi siap-siap mau kesana, siapin seragam dikantor gue!" titahnya garang bagai ibu tiri sinderela
"Udah kok, tinggal running, sampe hari ini ngga ada event sama sekali, jadi gue harap lo maksimalin kemampuan lo" Elang hanya mengangguk yang sudah jelas tak akan bisa dilihat lawan bicaranya
Begitu panggilan itu terputus Elang langsung beranjak menuju resort keluarganya
Setelah lulus ia dipercayakan ayahnya untuk mengelola resort mereka yang ada di Dubai bersama Justin, kemampuannya dalam berbisnis mendapat acungan jempol dari sang ayah, maka dari itu kini ia diberi tugas oleh ayahnya mengurus salah satu resortnya yang hampir bangkrut karna tak ada pemasukan sama sekali. Pengunjung sepi karna ada beberapa hotel baru yang jauh lebih bagus
Pengunjung yang biasa datang ke resortnya berpindah ke hotel-hotel baru dengan dalih lebih murah, pelayanan lebih bagus, wahana bermain lebih lengkap, cita rasa masakan lebih enak, dan masih banyak lagi alasan-alasan lainnya yang membuat sakit telinga
Setengah jam mengendarai Rubicon billet silvernya, kini ia sampai disebuah resort besar yang mulai hari ini akan ia ambil alih kepemimpinannya dari sang paman yang sudah mendekam dipenjara karna kasus korupsi
Dana yang masuk untuk pembangunan, dan menjadikan fasilitas resort jadi lebih baik lagi malah ia salah gunakan. Banyak yang harus Elang benahi diresort ini karna bukan hanya Santoso pamannya yang berulah namun karyawan lain pun perlu didisiplinkan lagi
"Cempaka Resort, terakhir kali kesini kelas satu SMA deh kayanya, sama dia, ngeliat resort ini aku jadi kangen kamu Nye" lima menit ia habiskan waktu berdiam diri didalam mobil, memperhatikan bangunan penopang perekonomian keluarganya dulu
Resort ini merupakan resort pertama yang dibangun ayahnya dengan hasil keringat sendiri, maka dari itu mereka kekeuh mempertahankan resort ini dari kebangkrutan
Saat sibuk dalam lamunannya, ia dikejutkan dengan kedatangan seorang perempuan yang tiba-tiba datang menghampiri tempat dimana mobilnya terparkir, perempuan itu dengan santai bercermin pada kaca mobilnya, tampak tak menyadari jika didalam sana ada manusia yang tengah mengamati setiap pergerakannya
Seketika seringaian jahat ala-ala psikopat California langsung terbit diwajah tampan Elang
"Here we go... i got you my Maggie" gumamnya pelan, perasaannya saat ini benar-benar membuncah senang, semangatnya untuk memperbaiki tatanan resort yang kacau ini semakin terpacu
Tepat setelah Meghan selesai menyemprotkan parfum ditubuhnya, Elang langsung keluar dari mobilnya, seketika rahang Meghan jatuh, menganga melihat siapa yang ada dihadapannya ini
"Lo?" kata pertama yang keluar dari mulutnya
"Holla nona Meghan.." bisiknya pada telinga Meghan, perempuan cantik itu sempat menegang merasakan hembusan nafas lelaki yang menggagahinya malam tadi
"Khem..gue duluan, gegara ketemu lo ni telat kan gue" alibinya, ingin rasanya ia cepat-cepat berlalu dari hadapan pria ini, mengapa juga pria ini bisa ada disini
Belum sempat kakinya melangkah jauh lengannya langsung ditarik Elang, memojokannya pada badan mobil, pria berlesung pipi ini mengungkung tubuhnya hingga jarak keduanya begitu dekat
"kenapa lo ninggalin gue gitu aja tadi pagi? gue bukan gigolo yang lo sewa buat muasin nafsu lo, harusnya lo pamit dulu sebelum cabut, begitu cara lo berterima kasih sama orang yang udah bikin lo klimaks berkali-kali hum?" damn.."Sorry gue cabut duluan karna gue harus masuk kerja, gue udah ngga sempet buat bangunin lo, ini aja gue telat, mana lo pake nahan-nahan lagi" Elang tersenyum miring, jempolnya mengusap bibir Meghan sensual hingga wanita itu reflek memejamkan kedua matanya
"Gue ngga akan lepasin lo habis ini, lo punya gue sekarang" klaimnya seenak seblak komplit level 3
"Paan dah? emang lo ngga pernah ONS ya? norak banget sih lo sampe segininya, lagian gue ngga mau sama lo, sekali yang tadi malam itu cukup, dan gue__ ngga mau pacaran!" sekuat tenaga Meghan mendorong dada bidang Elang, namun pria itu tak bergerak sedikitpun dari tempatnya
"Nantangin gue lo? yakin lo abis ini bisa nahan diri kalo gue goda?" tanyanya tepat pada bibir Meghan, hingga bibir keduanya bersentuhan
Meski gelagapan, Meghan tetap menjawab
"Y-yakin lah! PD banget lo jadi orang, dah ah bye!" ia mendorong lengan kiri Elang yang menempel dengan body mobil hingga kungkungan pria itu terlepas"Lets play the game.." seringaian devil kembali terbit sambil menatap punggung Meghan yang mulai menghilang
Okay Vote&Commentnya yaa
thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking Symbiosis
RomanceTerlibat hubungan saling menguntungkan yang awalnya dirasa Meghan akan baik-baik saja, hingga sampai dititik ia menyadari ia telah jatuh cinta pada partner sexnya yang sialnya masih mencintai seseorang pada masa lalunya Akankah wanita nyaris sempurn...