17. Permintaan Pak Dimas

100 4 0
                                    

Dipagi yang cerah nan hangat disertai dengan alunan suara bising padatnya kendaraan ibukota, kini keduanya tengah berkendara menuju resort

"Emang ngga papa barengan gini? Lo ngga takut jadi bahan gosip setelah ini?" Mendengar pertanyaan Meghan Elang hanya menggeleng sambil menampilkan senyum termanisnya

"Kenapa harus takut? Lo bukan bini orang"

"Ya tapi lo tau kan citra gue ngga bagus dimata anak-anak?"

Mengangkat kedua bahu acuh, Elang kembali menimpali
"Gue ngga peduli Maggie.. Mau diomongin seIndonesia raya juga gue ngga peduli, selagi lo bukan bini orang itu bukan masalah buat gue"

Lega, itu yang dirasakan Meghan, sejak sebelum berangkat tadi ia tak berhenti memikirkan spekulasi-spekulasi buruk yang berseliweran dikepalanya

Dan benar saja, sejak tiba di resort hingga kini beberapa karyawan yang tak menyukainya tak henti-hentinya menggunjing bahkan mengada-adakan sesuatu yang tak dilakukan Meghan. Seperti saat ini dengan jelas ia mendengar Cala dengan dua karyawan lainnya membicarakannya dengan serius, tanpa sadar dia ada disamping mereka yang hanya dibatasi sekat sebuah dinding kayu tipis

"Kalo dah dasarnya gatel mah mau ditaroh dimana juga gatel Ray, ngga paham lagi gue sama tu anak" ujar Cala menggebu-gebu

"Iya ya, heran banget gue, mentang-mentang pak Elang yang punya ini resort langsung aja disikat sama dia, segitu frustasinya kali ya?" Sahut temannya yang lain bernama Fuji

"Tapi bagus juga sih dia deketin pak bos, jadinya lo bisa gunain kesempatan itu buat deketin Ismail Cal, ambil positifnya ajalah" timpal temannya bernama Raya

Dengan berapi-api Cala kembali berujar
"Yee.. sitolol! Gue udah ngga suka Ismail, Raya.. Sejak pak Elang memperkenalkan diri sebagai GM, disitu juga gue udah suka pak Elang"

"Sadar diri kali Cal, pak Elang tuh deket sama bu Sarah, mana mau dia sama lo, kalo pun ngga sama bu Sarah kayanya ya sama si Meghan, ngga heran juga sih secara Meghan emang cantik, gue yang cewek aja insecure tiap ngeliat dia" lagi Raya menyampaikan asumsinya yang benar-benar tak disukai Cala

"Halah cantikan juga gue!, sigatel itu ngga cantik, cuma modal gatel aja" jiwa julid ibu-ibu dipasar pagi sepertinya sudah merasuki Cala terlalu jauh

"Iya Cal iya.. serah lu dah, yaudah yuk beres-beres" seperginya haters serta anteknya itu Meghan langsung menghembuskan nafas pelan duduk bersandar pada dinding

"Bener kan? Pergi bareng doang padahal, huft.. si Dobby mana bisa berenti julidin gue sih"

"Orang mah kalo hatinya dah kotor mau kita kasih tunjuk kek gimanapun kebaikan kita tetep aja kita yang dipandang buruk Meg, dahlah gosah didengerin" rupanya Ismail juga mendengar gibahan mereka

"Capek juga gue lama-lama Il, gue ngga mau bawa-bawa pak Elang juga"

"Ngga ada yang salah saat kalian berangkat bareng Meg, emang dasar mereka aja hatinya busuk, sebagai obat galau gue traktir burger deh nanti"

"Beneran?

"Beneran atuh, yaudah ayuk" keduanya mengambil pekerjaan masing-masing. sebisa mungkin Meghan mengusir bibit-bibit overthingking dikepalanya

Sementara diruangan Elang...

"Ayah kenapa ngga nanya Elang dulu sih yah? harusnya ayah tu koordinasi dulu jangan asal ngambil keputusan sepihak gitu aja"

Dengan tenang seperti biasanya Dimas kembali mengeluarkan suara
"Sebenarnya ayah mau tanya dulu, cuma kalo nanya kamu pasti kamu ngga mau, ya lagian masak mau dijodohin sama Leon, dia kan masih sekolah, trus juga si Bintang abang kamu kan dah nikah, jadi kandidat satu-satunya ya kamu"

Fucking SymbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang