7. Bad Situations

94 1 0
                                    

Suasana tak mengenakan langsung terasa saat dua orang didepan mereka saling melempar tatapan dingin, ah bukan saling tapi lebih tepatnya Meghan, perempuan itu tak sekalipun menampilkan senyum sejak saat maminya menampakkan diri, hingga kini sudah hampir sepuluh menit berlalu. Tak ada pelukan kerinduan dan semacamnya, jika diamati dengan seksama tampak sekali wanita penyandang status ibu dari Meghan itu begitu merindukan putrinya, terbukti dari sorot matanya yang menyendu, menatap Meghan dengan tatapan berkaca-kaca

"Mami ada urusan apa disini?" pertanyaan pertama yang lolos dari mulut Meghan saat ibunya sudah mendudukkan diri tepat disamping Albert

"Papi ada kerjaan disini, ngga lama kok nak, besok kita udah pulang lagi ke Berlin" seutas senyum miring langsung tercetak diwajah cantik Meghan

"Kalo besok udah balik berarti udah lebih dari sehari ya disini?" mami Meghan mengangguk tersenyum sungkan

"Ohow wow, seriously Mom? again?, bukan yang pertama kali kaya gini, tapi rasanya selalu aja nyesek, orang tua aku balik kesini tanpa ngasih tau, atau sekedar basa-basi pun enggak. Padahal udah bertahun-tahun ngga ketemu, ah aku tebak, pasti kalian ke sini ngga cuma sekali ini kan?" lagi Paula ibunya Meghan mengangguk, kentara sekali wajah sendu itu menampilkan raut kian bersalah

"Maaf nak, sebenarnya mami kangen banget sama kamu, tapi papi__" air mata Paula luruh tanpa diminta, melihat itu tanpa kata Meghan langsung berdiri dari duduknya menyalami tangan ibunya lalu berjalan dengan langkah lebar meninggalkan restaurant itu dengan hati yang teriris, bahkan panggilan-panggilan dari dua sahabatnya tak ia gubris sama sekali

Tujuannya kini ialah Cempaka Resort, yang kebetulan waktu telah menunjukan pukul 11.30

Suasana hatinya kian berubah mendung dalam sekejap, bukan karna seorang pria, melainkan sosok orang tua yang tak berperan seperti seharusnya

Sejak meninggalkan mall sampai kini memasuki salah satu taksi, tak ada air mata yang mengaliri pipi mulusnya, yang ada hanyalah perasaan dongkol yang mengeras direlung hatinya yang membuat air matanya hanya tertahan dipelupuk, sekuat tenaga ia mengusir perasaan-perasaan memuakkan itu

Ini bukan pertama kalinya terjadi, Meghan sudah teramat kebal dengan suasana dramatis semacam tadi, bahkan yang jauh lebih menyayat hatipun pernah ia lalui

Dering ponsel mengalihkan perhatian Meghan sesaat setelah membayar taksi yang mengantarkannya ke Cempaka Resort

"Are you okay? lo perlu kita susulin? posisi lo dimana?" Meghan menghembuskan nafas pelan menarik sudut bibirnya walaupun senyuman kecil itu jelas tak dapat dilihat Prisil disebrang telfon sana

"I'm okay, gue udah biasa dan kalian tau itu"

"Lo dimana?, lo yakin ngga papa kan Gan?"

"Gue udah sampe resort, cerita besok aja ya pas dikampus"

"Okay honey, ada apa-apa kabarin aja"

"Siap! Thank's ya"

Setidaknya gagal dalam keluarga dan juga asmara, Meghan masih memiliki pertemanan yang berhasil. Albert dan Prisilia merupakan suatu anugerah terbesar bagi Meghan, dua orang itu selalu siap sedia saat ia mintai bantuan, tak ada kata tidak saat Meghan butuhkan

Saat memasuki pekarangan resort, tak ada perubahan berarti di weekend kali ini, suasananya masih sama, sepi.

Semoga saja GM baru bernama Elang itu bisa membuat resort bintang 4 ini menjadi ramai seperti sedia kala

"Selamat siang Meghan.." sapa Sarah yang datang dari arah yang berlawanan

Selalu cantik dan wangi, selalu memukau disetiap pergerakan yang ia lakukan, bahkan saat menggaruk ketiak karna lengketnya keringat pun masih saja aesthetic

Fucking SymbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang