"Itu juga bukan pacar gue, lebih tepatnya mantan" Meghan langsung terbahak, seketika rasa kantuknya langsung hilang begitu saja
"Gamon lo?" Elang hanya mendengus kesal
"Ngomong-ngomong kenapa putus?" Elang menoleh ke Meghan sebentar, lalu kembali fokus kedepan menimbang-nimbang apakah ia harus cerita atau tidak
"Dia pergi gitu aja dari hidup gue, padahal kita lagi ngga ada masalah apa-apa, dia tiba-tiba pergi dan ngilang gitu aja, bahkan akun sosmed gue di blok semua sama dia" tak ada respon apapun dari Meghan, wanita itu langsung diam mendengar alasan putusnya Elang dan pacarnya Anyelir
"Kalo casenya gitu gue putus apa engga sih sebenernya? jujur aja gue bingung Gan, dibilang putus tapi ngga ada kata-kata putus yang keluar dari kita berdua, dibilang masih pacaran__ pacaran jenis apa model begini?"
"Gue juga ngga ngerti sih kalo gitu, cuma ngga mungkin tiba-tiba pergi gitu aja tanpa sebab, ngga mungkin ada asap kalo ngga ada api sih bahasa jadulnya"
"Sampe sekarang gue ngga tau harus gimana, mau stuck nunggu kabar dari dia atau cari yang baru"
"Dia ngilangnya kapan emang?"
"Saat gue mau nerusin bisnis bokap diDubai" Meghan mengangguk mengerti, keduanya kembali terdiam sampai ke tempat tujuan
Sesampainya di unit apartemen Elang, pria itu langsung menunjukan kamar yang akan ditempati Meghan
"Ini kamar lo, kalo ada apa-apa ketuk aja pintu kamar gue tepat disebelah kamar lo" Meghan hanya mengangguk, dari raut wajahnya tampak sekali wanita ini kelelahan
Setelah membersihkan diri dan menyelesaikan tugas kuliah serta segala rutinitas skincare malamnya, kini Meghan tengah berbaring memandang langit-langit kamar polos berwarna putih gading itu, fikirannya tengah menerawang ke pembicaraannya mengenai figura besar yang terpajang didinding ruang tamu Elang, pasalnya Meghan kenal betul siapa wanita bernama Anyelir itu. Bahkan ia tau dengan pasti keberadaan wanita itu dimana
"Ck! dunia tuh luas... banget, tapi kenapa gue harus stuck sama orang-orang itu aja sih?! perasaan dari kecil lingkaran gue sekitaran tuh perempuan mulu deh, capek banget gue" beberapa jam merenung, Meghan akhirnya jatuh tertidur
***
Sinar mentari yang memaksa menerobos celah gorden sama sekali tak mengusik tidur nyenyak seorang wanita yang kini tengah meringkuk memeluk guling. Dengkuran halusnya menyahuti alarm yang sejak tadi tak ada henti-hentinya berdering
Sampai setengah jam kemudian, alarm kembali berbunyi lebih kencang, dan berhasil membangunkan perempuan pemalas itu
"Enghh.. ngantuk banget jingan.." Meghan seketika melotot melihat jam yang tertera pada alarm
Pukul 09.02
"Yarob.. Mati gue" secepat kilat ia mandi bebek, dan begitu selesai bersiap langsung keluar kamar
Suasana tampak sepi, sepertinya Elang sudah berangkat ke resort
Meghan mendudukan dirinya ke kursi meja makan sambil menghela nafas pelan, mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Elang
"Pembantu mana yang bangunnya jam segini, baru hari pertama dah telat" gumamnya pelan sambil menunggu panggilannya diangkat
"Ya kenapa Gan?" tanya suara tenang disebrang sana
"Lang.. sorry ya gue telat, gue bener-bener ngga sadar alarm gue bunyi, lo boleh potong gaji gue, maapin yaa, lo ngga marah kan?" cerocosnya beruntun
"Ah elah santai Maggie.. Lagian gue bisa sarapan di resort, lain kali jangan gitu lagi. Yaudah gue lanjut, lo hari ini middle apa sore?"
Meghan langsung menghela nafas lega, beruntung Elang tidak memarahinya
"Gue masuk middle, yaudah gue beres-beres dulu, bye" setelah panggilan terputus Meghan langsung berkutat dengan alat masak untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan
Selesai membuat makanan yang ia inginkan, ia langsung beranjak ke ruang tv membawa serta scramble egg serta air putih ditangannya
"Kok kayak ada yang beda ya? tapi apa?" gumamnya seraya berpikir sambil memakan makanannya
"Oh iya figura Anye, udah ilang aja, kenapa tetiba dilepas? apa karna kemarin gue notice? ck! lagian gue ember banget sih pake nanya-nanya segala"
Benar! figura besar yang tertempel didinding itu lenyap entah dipindahkan kemana, Meghan pun tidak tau
Selesai mengganjal perutnya kini Meghan mulai membersihkan setiap sudut unit milik Elang. Mulai dari mencuci piring, memvakum debu-debu, mengelap kaca, menyirami tanaman yang ada dibalkon dan juga tempat bersantai ditaman belakang, mengepel lantai, mencuci pakaian yang teronggok di keranjang cucian, menyetrika pakaian yang sudah bersih hingga kini ia telah selesai dengan semua pekerjaannya
Untung saja hari ini hari minggu jadi ia terbebas dari jadwal kuliah, bingung dengan kegiatan yang akan ia lakukan setelah semua pekerjaannya selesai, ia memutuskan mengajak Prisil dan Albert ngemall sambil menunggu jam masuk kerjanya, tak lupa membawa seragam kerjanya sekalian
Setelah mengabari dua sahabatnya yang langsung disanggupi tanpa bantahan kini ketiganya tiba di salah satu mall terbesar dikotanya
Saling beriringan menuju bioskop, pusat perbelanjaan, hingga terakhir kini ketiganya tengah duduk disalah satu restaurant fast food yang begitu ramai pengunjung karna weekend, beruntung ketiganya mendapatkan tempat duduk yang benar-benar tersisa satu meja dengan empat kursi
"Untung aja dapet meja kosong" ujar Prisilia setelah memesan menu via aplikasi, ketiganya tidak perlu mengantri, hanya perlu menunggu saat namanya dipanggil
"Iya rame banget pada liburan, lo masuk jam berapa Gan?" tanya Albert sambil mengutak-atik ponselnya
"Jam 12, masuk middle gue hari ini" Albert hanya ber OH ria
"Bisaan banget ya tempat kerja lo menyesuaikan dengan jam kuliah lo? apa ngga pernah bentrok gitu Gan?" Prisilia yang tak pernah bertanya tentang pekerjaan Meghan menjadi tertarik ikut membahas, karna ia belum pernah yang namanya mencicipi dunia pekerjaan
"Enggak sih, syukurnya gue dapet owner yang baik banget yang ngasih support pendidikan gue, lagipula dia tau gue kuliah pake duit sendiri, dan ya__ dia yang menegaskan ke rekan gue yang lain kalo jam kerja gue bisa disesuaikan dengan jam kuliah, itu juga jadi salah satu alasan kenapa ngga sedikit dari mereka yang menganggap gue terlalu diistimewakan. Mereka ngerasa pak Dimas sedikit ngga adil, tapi gue ngga peduli mau dimusuhin satu RT juga yang penting bukan mereka yang gaji gue, lagipula gue kerja semaksimal mungkin, gue loyal dan yang paling penting gue ngga pernah ngerugiin siapapun"
"Temen gue ni bos senggol dong!" ujar Prisilia menggebu, Meghan dan Albert langsung mendengus bersamaan, seraya Albert bangkit dari duduknya mengambil pesanan mereka karna nama Prisilia sudah dipanggil
"Oh iya Gan, gimana temennya Albert? ok ngga? habis berapa ronde kemaren? titidnya gede ngga?" mendengar pertanyaan beruntun dari Prisilia, Meghan langsung memelototkan matanya
"Sinting lo Pris!, kita lagi di resto yang rame manusia bangsul.. Bisa ntar aja ngga lo nanya tentang itu? tuh disamping lo ada bocil anjirr.." bisiknya dengan gigi bergemeletuk geram, ingin rasanya ia jadikan papan penggilas cucian si Prisil ini
"Ya maap, abisan gue tuh penasaran, liat visualnya hot begitu"
"Ya tap__"
"Udah-udah, ntar aja debatnya, makan dulu nih" lerai Albert menengahi sembari meletakkan makanan mereka dengan rapi setelah mengambilnya dikasir tadi
Ketiganya makan dengan riang, sampai akhirnya ketenangan Meghan menjadi terusik saat seorang wanita paruh baya menghampirinya
"Zora?"
"Mami?" lirihnya pelan saat netranya menatap wajah wanita yang melahirkannya tengah berdiri didepannya
Albert dan Prisilia bungkam saling melempar pandangan satu sama lain
Okay Next..
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking Symbiosis
RomanceTerlibat hubungan saling menguntungkan yang awalnya dirasa Meghan akan baik-baik saja, hingga sampai dititik ia menyadari ia telah jatuh cinta pada partner sexnya yang sialnya masih mencintai seseorang pada masa lalunya Akankah wanita nyaris sempurn...