Sesaat setelah terbangun dari tidurnya Meghan memindai ruangan yang saat ini sedang menaunginya
"Gue dimana? Kok? Kasur?" seketika ia meraba-raba tubuhnya, saat telah dipastikan semuanya baik-baik saja tanpa kurang satu apapun, ia reflek menghela nafas lega
"Ngga mungkin juga kan pak Rangga macem-macem, mana mau dia sama potongan kalkun begini"
Langkah jenjangnya ia bawa ke setiap sudut rumah, rumah dua lantai tak terlalu besar namun sangat nyaman ditempati
Tak ada tanda-tanda kehidupan disini, ia berjalan menuju ruang tamu, disana terdapat satu sofa panjang dengan empat buah stool juga satu meja kaca, terdapat satu buah TV 42inch, juga terdapat sebuah lemari kaca besar yang berisi banyak piala, medali, juga piagam maupun penghargaan dari berbagai instansi atas nama Andra Rangga Prayoga
"Gue baru inget kalo nama pak Rangga depannya ada Andra, banyak banget prestasinya. Beruntung sih yang jadi istrinya nanti, anaknya juga pasti pinter-pinter" monolognya pelan
Tak ada hal menarik diruangan ini kecuali lemari kaca besar berisi penghargaan untuk Rangga, semua tampak seperti ruang tamu pada umumnya
Lalu langkah jenjangnya beralih ke bagian samping rumah yang disana terdapat gazebo berukuran sedang untuk bersantai juga sebuah kolam berenang besar, area ini tampak begitu asri dengan sepanjang mata memandang dipenuhi dengan rumput swiss serta berbagai macam jenis bunga, meskipun tak begitu terang karna hanya sedikit lampu taman yang dipasang di area ini, namun masih tampak jelas dimata Meghan kalau tempat ini terawat dan tertata dengan sangat rapi
Setelahnya ia kembali lagi kedalam rumah dan atensinya seketika teralihkan dengan suara bising dari dapur
"Wah" itu kata pertama yang keluar dari mulut Meghan saat melihat dapur rumah ini, rumahnya tampak biasa saja namun dapurnya. Meghan berani bersumpah kalau ini merupakan dapur yang paling bagus yang pernah ia jumpai
"Eh eneng.. Dah bangun? Duduk neng, bibi lagi siapin makan malam" sapa seorang wanita paruh baya yang Meghan asumsikan sebagai asisten rumah tangga dirumah ini
Ya, memang tidur dari siang hingga malam tiba, tak tidur selama kurang lebih 24 jam membuat mata Meghan seakan ditempeli lem korea
"Hai bi.."
Meletakkan alat masak yang tengah ia pegang, ia mendekat ke Meghan
"Namanya siapa neng?"Meghan menerima uluran tangan bi Dayang seraya menunduk sopan "Meghan bi, nama saya Meghan"
"Cantiknya... Tadi pas dibawa sama mas Rangga, bibi ngga liat jelas wajah neng Meghan, ternyata mirip artis Turki yang biasa bibi tonton di yutup" mendengar itu, Meghan langsung menyemburkan tawanya
"Duh bibi... Bisa aja, tapi Makasih ya" kedua sudur bibirnya melengkung indah semakin membuat bi Dayang terkagum-kagum
"Neng nanti bibi minta foto ya, mau bibi pamerin ke kampung nanti pas mudik lebaran" lagi Meghan tertawa mendengar kalimat bi Dayang
"Si bibi ada-ada aja, oh iya bibi kerja disini udah lama?" bi Dayang mengangguk sambil menata meja makan, tak lupa juga ia mempersilahkan Meghan untuk duduk disalah satu kursi disana
"Saya kerja sama mas Rangga dari mas Rangga kecil neng, cuma dulu tinggal bareng sama bu Tera, nah karna sekarang mas Rangga sudah punya rumah sendiri jadinya saya dibawa ikut sama dia" Meghan hanya mengangguk-angguk
"Jadi pak Rangga tinggal disini berdua bareng bibi doang?"
"Iya neng, cuma kadang ibu sama bapak main sekali-sekali, sama saudaranya juga" lagi Meghan mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
Fucking Symbiosis
RomanceTerlibat hubungan saling menguntungkan yang awalnya dirasa Meghan akan baik-baik saja, hingga sampai dititik ia menyadari ia telah jatuh cinta pada partner sexnya yang sialnya masih mencintai seseorang pada masa lalunya Akankah wanita nyaris sempurn...