23. Poor Meghan

79 3 0
                                    

"Buat apa? buat jadi partner sex?, buat jadi pelampiasan saat lagi ada masalah?, atau buat apa Lang?"

"Ngga gitu Gan, lo lebih dari itu buat gue, lo berarti banget buat gue" jawabnya frustasi

"Sekarang lo balik ke kamar lo, lo pikirin lagi harus gimana kedepannya, jangan gila, jangan mengacaukan kebahagiaan semua orang, terutama ayah lo, lo ngga mau bikin dia jantungan trus masuk rumah sakit karna ngeliat anaknya masuk kamar calon adik iparnya kan?"

"Maggie please... Gu__"

"Get out of my room! i'm done fucking ashole!" dengan berat hati Elang keluar dari kamar Meghan kembali menuju kamarnya dengan prasaan tak tenang

"Seenaknya banget jadi orang" setetes demi setetes air mata Meghan berjatuhan

Beberapa saat terhanyut dengan tangisnya, ia menenangkan diri dengan membuka jendela kamarnya, menikmati pemandangan yang tersaji disana sambil menarik dan menghembuskan nafas teratur sebagai upaya menenangkan diri

Tatapan sayu itu seketika berubah tajam saat netranya menangkap siluet dua orang yang bertanggung jawab atas lukanya sejak kecil, ayah dan kakak angkatnya

Sedang bersenda gurau layaknya keluarga cemara yang tak pernah berteriak satu sama lain

Muak, marah, kecewa, sakit hati, prasaan itu yang terus menggerogoti jiwa Meghan, bertahun-tahun mereka seolah sengaja menabur garam pada luka yang memang mereka ciptakan untuknya

Setelah pergulatan batin yang cukup panjang Meghan memutuskan menarik diri, memilih mandi menyegarkan fikirannya yang berkecamuk, memang setiap pertemuan keluarga tak ada hal menyenangkan yang berkesan

ceklek

"Tangan lo putus apa gimana? sampe ngetuk pintu aja ngga bisa"

"Iya nih, selain hubungan asmara Zayn Malik ama Gigi Hadid, tangan gue juga putus"

"Lo ngga liat gue setengah telanjang gini? gue mau mandi Albert... Lo kesininya nanti aja pas gue dah beres siap-siap"

"Gue tau lo mandinya ngga lama, gue juga mau numpang ngadem dikamar lo"

"Alesan lo tai! bilang aja lo mau denger cerita gue!"

"Mwehehe tau aja Maemunah.."

"Tau lah! yaudin gue mandi dulu, jan banyak tingkah lo diwilayah gue!" menurut, Albert menaikkan sebelah tangannya membentuk hormat disertai dengan senyuman manis khas nya

Ngomong-ngomong saat ini Meghan hanya menggunakan handuk setengah paha dengan belahan dada yang terekspos sempurna, tapi karna bestienya ini tidak doyan apem, jadi keduanya biasa-biasa saja, dan memang sudah terbiasa si Albert ini melihat aset kedua sahabatnya, Meghan dan Prisilia

Beberapa menit dikamar mandi, kini Meghan keluar dengan aura yang jauh lebih segar, mata sembabnya juga sudah memudar

Dengan santai ia memasang satu persatu helaian kain pada tubuhnya, dimulai dari celana dalam, bra, hingga tanktop dan shortpant yang kini sudah melekat ditubuhnya, tentunya masih ada Albert disana

Dan bagaimana reaksi pria itu? ya__biasa saja, hanya jakunnya yang tampak naik turun menelan ludah dengan susah payah

Ia terangsang atau tidak hanya dia dan Tuhan yang tahu, Meghan pun tidak tahu

"Jadi lo mau apa?"

"Gue tau ada something antara lo dan calon abang ipar lo" tak mengelak, Meghan mengangguk membenarkan sambil merias wajahnya

"Gue tinggal bareng dia"

"What the fuck?! maksudnya tinggal bareng? Lo__"

"Ya, gue tinggal bareng dia di apartemennya, sejak malam kita ONS dia ketagihan sama badan gue, dan gue akui gue juga ngerasain hal yang sama. Singkat cerita gue ketemu lagi sama dia di Cempaka, dan dia nolongin due dari gadun bau tanah yang berniat mempersulit gue, trus sebagai imbalan dia nawarin kerjasama, semacam simbiosis mutualisme gitu, dia bayar gue dengan syarat gue harus tinggal bareng dia sebagai asisten, dan dibalik kata asisten itu lo pasti tau maksud terselubungnya" Albert mengangguk paham

Fucking SymbiosisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang