🦋Kebaikan dibalas kebaikan🦋

89 14 2
                                    

Part kali ini pendek banget. 

Tap

Tap

Tap

"Ray, Raka kenapa? Kok bisa pingsan sih?!" Datang-datang, Luluv berurai air mata. Tatkala sahabatnya itu mengabarkan bahwa Raka tiba-tiba saja tidak sadarkan diri, setelah mendengar kabar buruk  tentang ayahnya.

Raya tidak bisa berkata-kata lagi, ia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga anak sahabatnya itu. Lukman maupun Linda saling bertukar tatap sepersekian detik. Orang yang ditanyai hanya terdiam, dengan menundukkan kepala ke bawah. Bingung, harus bagaimana mengasih tahu kabar tidak mengenakan itu kepada Luluv. Sedangkan si penanya, menanti-nanti jawaban, sembari memandangi Taki serta Raya bergantian. Hingga pada akhirnya, Taki angkat suara, setelah menghela nafas berat.

"Sebelum ku jawab pertanyaanmu barusan, aku sarankan agar dirimu harus bisa tegar dan kendalikan emosi," titah Taki sebelum memulai pembicaraan. Mendengarnya, berhasil membuat Luluv makin dihantam kecemasan teramat dalam.

"Katakan saja Taki!" desaknya, tak sabar mendapatkan sebuah jawaban.

"Begini, aku tadi pengen ke ruanganku. Terus tidak sengaja berpapasan dengan beberapa orang yang mengiringi ..." Taki menjeda ucapannya, sekejap dirinya menghembuskan nafas perlahan sebelum meneruskan. "Mereka mengiringi Mike yang mengalami kecelakaan. Dan sekarang kondisinya ... maaf Luv."

"Maaf? Maaf kenapa?! Mike baik-baik saja 'kan? Jawab!" Cairan bening yang menumpuk di kelopak mata, berjatuhan, membasahi kedua pipi. Cemas serta ketakutan bercampur aduk di hatinya. Ia menarik kerah baju Taki, dan mengguncangkan tubuh lelaki tersebut, penuh emosional. Si empunya tubuh tidak melawan, malahan ia membiarkan Luluv melampiaskan isi hatinya ke dirinya.

Linda mengatup mulutnya, air matanya juga ikutan meluruh. Sedangkan Lukman, bergegas menarik lengan menantunya. "Tenang Luv, ingat kita ini ada di rumah sakit. Kendalikan emosimu, tidak baik begini," ucapnya menenangkan, seraya mendekap sang menantu yang tubuhnya gemetaran.

"Taki, sebenarnya keadaan Mike kenapa?" Linda bertanya dengan tenang, meskipun dalam lubuk hati yang paling dalam, tidak bisa tenang. Irama jantungnya pun berpacu lebih cepat daripada biasanya.

"Maaf sebelumnya tante, karena baru saja memberitahu ini. Kondisi Mike sekarang, kritis. Dia memerlukan kantong darah lumayan banyak. Karena dia banyak mengeluarkan darah. Dan harus secepatnya mencari kantong darah itu, buat didonorkan. Tapi, persediaan kantong darah di rumah sakit ini terbatas, banyak pasien lain yang memerlukan juga."

Linda makin deras menitihkan air mata. Luluv yang berada dalam dekapan sang mertua, melepaskan dirinya. Ia amat terkejut dengan apa yang barusan dirinya dengar. Pernyataan bahwa suaminya, mengalami kritis.

"Apa?! Kritis?!" ujarnya, dengan intonasi tinggi.

Taki hanya menganggukkan kepalanya. Membenarkan ucapan Luluv tadi. Seketika itu juga, Luluv pingsan di tempat, cepat-cepat mereka membawa Luluv ke ruangan Raka. Mereka membiarkan Luluv untuk mengistirahatkan diri terlebih dulu, di ranjang kosong, samping anaknya yang tertidur lagi setelah bangun dari pingsannya. Ia hanya menangis dan menangis, akibatnya anak itu tertidur, selain kecapaian, ia juga masih merasakan sakit di punggung belakang. Jadi, perlu mengisi daya tubuh. 

Sehabis pintu di tutup. Raya, Taki, Lukman dan juga Linda saling berkumpul. Raut wajah mereka nampak sekali banyak pikiran. Sampai Lukman lebih dulu memulai pembicaraan.

"Om yang akan mendonorkan darah buat Mike. Golongan darah Om sama dengan dia, B." Lukman berkata mantap, dan serius pastinya.

"Mama juga akan mendonorkan darah buat Mike," sambar Linda, masih berurai air mata. Dengan cepat Lukman menggelengkan kepalanya. Tanda tidak setuju dengan usulan sang istri.

"Jangan, mama mempunyai riwayat anemia."

"Iya, benar apa kata Om, Tan. Aku akan menyumbangkan darahku juga." Raya ikut buka suara, setelah sejak tadi hanya tutup mulut.

"Saya juga, kebetulan darah saya sama-sama golongan B."

Mereka berempat saling menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Raya, sebab orang itu ialah orang yang diberi bantuan Luluv beberapa jam lalu. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Cahya seorang. Wanita itu melemparkan senyum, yang cepat disambut Linda akan pelukan. Dirinya tidak mampu berkata-kata lagi. Tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih kepada orang yang ingin menolong putranya. Tak pernah lupa juga, berterimakasih sebesar-besarnya kepada Tuhan yang maha esa.


Bersambung ...


Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang