🦋Perjodohan🦋

422 27 0
                                    

"Ish, kamu bisa aja." Beberapa kali Luluv memukul bidang lelaki yang habis dipeluknya barusan. Tercetak jelas kedua pipinya membulshing.

"Tante tenang saja, orang yang nabrak itu akan saya cari sampai dapat." Mike angkat suara setelah dirinya diam-diam saja sedari tadi.

"Luv dia siapa?" Jangan heran semisal Rita bertanya, karena baru kali ini ia melihat lelaki yang berbicara tadi.

Langkah kaki Luluv mendekati bosnya, salah satu tangannya memegang pundak Mike. "Ah iya, ini bos Luluv yang teramat ganteng," pujinya. Sedangkan Mike yang mendengarnya langsung membuang pandangan. Kalau bisa, sekarang pun dirinya mau terbang bersama angsa.

"Wah, bosnya ganteng," Kedua bola mata Rita berbinar-binar. Yang di puji cuma tersenyum tipis, dalam hatinya ingin meleleh.

"Iya-iya aku tau, aku ini ganteng abis. Haduh gini amat ya jadi tampan." Untuk mengontrol hasratnya yang ingin sekali melompat kegirangan, Mike berdehem sebentar.

"Kalau boleh tau, Tante ingat nggak plat nomor mobilnya berapa? Agar lebih mudah melacak keberadaannya."

Nampak jelas Rita mencoba memutar ingatannya kembali. Selang beberapa menit ia mengingat nomor plat mobil itu.

"Mobil itu mobil sport hitam. Terus nomor platnya 4422." jawab Rita yakin. Karena waktu mengejarnya, ia sempat melihat nomor tersebut. Yakin kalau itu akan membantunya dalam tahap pencarian, dan benar saja hal itu sangat berguna seperti sekarang ini.

"Baiklah, tante tenang saja, saya yang akan mengurusi masalah ini."

"Eh, nggak usah Pak, ntar ngerepotin Bapak." seru Luluv cepat.

"Kata siapa ngerepotin? ini juga kemauan saya."

Pelototan tajam Varel mengarah ke Mike yang tiba-tiba saja memegang pundak orang yang disukainya. Mike menyadari akan hal itu, ia menatap Varel sambil tersenyum menang.

"Oh nikmatnya membuat masalah." monolog Mike dalam hati tentunya.

"Makasih, Pak." Entah kenapa tiba-tiba saja Luluv gugup. Wajah putihnya lagi-lagi membulshing.

'Cklek!

Pintu terbuka lebar. Dan nampak seorang Dokter yang memeriksa Rita tadi masuk ke dalam,
semua tatapan seolah bertanya.

"Maaf menganggu waktu kalian, tapi saya mau meriksa Bu Rita dulu." ijin Dokter Gino tersebut menjawab pertanyaan dari ekspresi mereka.
Dan mereka menganggukkan kepala sesaat.

Setelah beberapa detik, Dokter Gino mengulum senyum. "Ibu Rita boleh pulang sekarang, kondisinya baik-baik saja."

"Dokter emmm--- ekhem itu minta nomor Wa-nya he he. WhatsApp men WhatsApp." pinta Luluv tanpa memiliki rasa malu. Semua yang ada di situ tertawa, terkecuali Mike maupun Varel.

"Baiklah, nanti saya akan kasih." ujarnya sambil tertawa kecil.

"Kalau nyaman kita jadian ya Dok---" Belum sempat Luluv meneruskan kalimat ompongnya, Mike membungkam mulut Luluv pakai tissue bekas.

"Ieuh, Bapak jorok amat sih!"

"Maaf Dok, sebenarnya dia ini baru saja keluar dari rumah sakit jiwa. Mohon dimaklumi."

***

°Kediaman stanley

"Emangnya Mike mau di jodohkan? Dia itu pasti menolaknya mentah-mentah Pa. Lagian dia itu bisa memilih calon istrinya sendiri."

Di dalam kamar, kedua pasutri tengah berdebat dengan sesuatu hal. Kedua orang itu tak lain ialah kedua orang tua kandung Mike.

"Ah Linda, kamu ini selalu saja membela anak itu. Lagian umurnya sudah masuk untuk membangun rumah tangga. Pokoknya besok Mike harus hadir di tempat pertemuan dengan keluarga Tousannt." ucap lelaki paruh baya tersebut, bersikukuh akan kemauannya yang mau menjodohkan anak tertuanya itu dengan seorang gadis dari keluarga terhormat.

Melihat sang suami begini. Wanita itu cuma menghela nafas pasrah. Mau bagaimana lagi? Dirinya tidak bisa melawan.

"Tapi setidaknya kita harus memberitahu ini dulu ke Mike." Lagi-lagi ucapannya barusan ditanggapi suaminya dengan gelengan kepala. Sebetulnya Linda yakin betul bahwa suaminya itu tidak mau mendengarkan usulnya.

Lukman duduk di atas sofa dan meminum secangkir kopi hangat yang terletak di atas meja. Sehabis itu ia menatap lekat wajah sang istri.

"Tidak perlu, bila dia diberitahu dulu sudah pasti dia tidak akan mau. Kalau besok mereka berdua langsung bertemu papa yakin Mike tidak dapat mengelak." kukuhnya masih dengan pendiriannya, lalu meninggalkan istrinya yang termenung dibuatnya.

Punggung sang suami mulai menghilang dari tatapannya. Wanita berumur empat puluhan itu menatap untaian dedaunan di balik kaca jendela.

"Mau wanita itu cantik maupun kaya, kalau Mike tidak mencintainya maka rumah tangga tersebut tidak akan bertahan lama."

Bersambung....

Salam_Raieun

Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang