🦋Panggilan istimewa🦋

200 16 0
                                    

Beberapa detik sehabis saling tatap tadi, Mike memalingkan wajahnya, lalu menghampiri Raka yang tidak berani mendongakkan kepala. Lelaki itu menjongkokkan diri, dimana tangannya secepat kilat memegang lutut anaknya yang ada sedikit goresan kecil. "Kamu ini ya, untung cuma luka kecil. Papa sudah bilangin, hati-hati. Dan lihat sekarang 'kan, kamu kena getahnya kalau nggak nurut, paham kamu? " ceramahnya, sambil geleng-geleng kepala.

Anak laki-laki itu hanya menganggukan kepala. Sadar bahwa dirinya salah, tak mau mendengarkan nasihat dari orang tuanya. "Ya sudah, ayo berdiri, nanti itu tinggal di kasih hansaplast," ujarnya, seraya membantu membangunkan Raka.

Wanita yang bernama Barbiesya itu melongo tak percaya, setelah mendengar kata 'papa' keluar dari mulut Mike. Untuk memastikan pendengarannya barusan, ia tak segan-segan meluncurkan sebuah pertanyaan. "Anak ini anak Pak Mike?"

Yang ditanyai menjatuhkan pandangannya ke Barbiesya, yang tak lain ialah sekretaris barunya. "Ya, kenapa?" tanyanya dingin. Dalam hati Mike, entah kenapa hatinya tak enak ada Barbiesya di sini. Instingnya mengatakan bahwa ada hal tak terduga bakal terjadi nanti.

Setelah mendapatkan jawaban, Barbiesya menutup mulutnya yang melongo segera. Sesekali dirinya melirik Raka dan sang bos bergantian. Namun dengan cekatan ia menetralkan diri, agar bersikap seperti biasa. "Wah, saya baru tau kalau bapak udah punya anak, mana ganteng banget lagi kayak Pak Mike." Di kedua sudut bibirnya tertarik, membentuk sebuah lengkungan senyum yang tidak bisa diartikan.

Pujian tersebut bukannya membuat Mike senang, tapi malah risih. Tanpa membalasnya ia meraih tangan Raka, ingin membawanya pergi. "Saya pergi dulu, ayo Raka kita pulang. Pasti mama kamu nyariin," katanya, sekalian mengalihkan topik. Tak mempedulikan sekretarisnya yang memasang raut datar, merasa bahwa ia diacuhkan oleh bosnya.

"Lho, aku baru datang kok mau pulang?"

Disaat Mike membalikkan badan, ia dikejutkan dengan kehadiran Luluv yang bisa dikatakan sangat tiba-tiba itu. Wanita tersebut tersenyum cerah, seraya bersedikap dada. Menatap sang suami dalam, tapi berkesan tajam.

"Luluv, kok kamu bisa ada sini?"

"Emangnya kenapa? Nggak boleh?" Sebelum Mike menjawab, Luluv berjalan maju, menghadap Barbiesya. Dimana senyum cerahnya masih terlukis.

Tangan kanannya terulur, menunggu jabatan tangan dari pihak di depannya. Barbiesya yang mengerti itu segera membalasnya tanpa keraguan, serta turut mengembangkan senyum.

"Senyum palsu, cih." Luluv membatin, yang mana hanya dia dan tuhan sajalah yang tahu.

"Kenalkan siapa dirimu," pinta Luluv memulai pembicaraan.

Melihatnya, Mike sekarang hanya bisa mengusap wajahnya gusar. Sedangkan Raka tak mengerti situasi, berulang kali ia menatap ketiga orang dewasa di hadapannya satu persatu dengan raut wajah bingung.

"Barbiesya, saya sekretaris pribadinya Pak Mike." Di kalimat sekretaris atau pribadi, terdengar jelas sangat ditekan.

Luluv yang dari tadi tersenyum ingin sekali tertawa sekencang-kencangnya. Baginya wanita dihadapannya sekarang ingin mengadu domba. Tapi, tawanya itu harus ditahan. "Wah sekretaris pribadi ya? Perkenalkan, saya Lovely Stanley, istri sahnya Mike Alden Stanley. Dan anak itu ..." potongnya belum tuntas, ia menunjuk ke arah Raka yang gagal paham, mengapa dirinya ditunjuk-tunjuk seperti itu. Tentu saja pergerakan dari Luluv mengundang tatapan Barbiesya ataupun Mike mengarah ke Raka.

"Dia adalah anak kami berdua, Raka Archer Stanley. Senang bertemu denganmu Berbisa," sambungnya ringan. Ekspresi Barbiesya yang terlihat gelagapan di jadikan Luluv sebagai bahan lawakan di hatinya.

Setelah mendengar semua pernyataan tersebut, Barbiesya meneguk air liurnya berat. Dirinya kali ini memasang senyum kikuk. Sungguh, ia sekarang sangatlah malu. Terlebih lagi, ia tadi memarahi anak dari atasannya. Rasanya ia ingin segera pergi.

"Oh ya? Pantesan anaknya cakep, ternyata mamanya cantik sekali."

"Apa benar yang kamu ucapkan Berbisa? Saya tidak yakin kamu memuji saya dengan tulus."

"Tidak Bu, ibu memang cantik. Dan maaf sebelumnya, nama saya itu Barbiesya, bukan Berbisa."

"Nggak usah minta maaf segala kamu. Saya tau nama kamu Barbiesya, saya dengar kok. Kamu kira saya tuli? Saya manggil kamu Berbisa, itu panggilan istimewa dari saya khusus buat kamu."

Mike mulai dilanda kekhawatiran, takut terjadi pertengkaran tarik-menarik rambut di tempat penuh akan orang itu. Sesegera mungkin ia angkat bicara, agar hal tersebut tidak terjadi. "Luv, ayo kita pulang, lagian Raka belum makan, dia pasti kelaparan. Iya 'kan Raka?" Mike menatap sang anak, seraya menampilkan wajah memelas. Beruntung anak itu paham, lagian juga memang kenyataan bahwa dirinya belum sempat makan, saking semangatnya ingin pergi ke supermarket. Tanpa mempedulikan perutnya yang berbunyi keroncongan, padahal Mike sudah menyuruhnya untuk makan dulu, tapi anak itu keras kepala. Sehingga Mike pun juga tidak makan.

"Duluan aja pulang."

'Jleb!

Jawaban singkat barusan, mengolah Mike tak berkutik. Jujur saja, raut wajah istrinya sekarang benar-benar mengerikan, dibanding sapi mengamuk. Raka yang sedari tadi hanya diam saja melepaskan genggaman ayahnya, lalu beralih memegang sang ibu. Ia mendongakkan kepalanya. "Ma ayo pulang! Raka mau pulang sama mama juga!" rengek-nya.

Melihat itu, membuat hati kecil Luluv tersentuh. Ia tidak bisa mengatakan 'tidak' ke anak tersayangnya, selagi ia sanggup mengabulkan permintaannya. Sebelum menjawab, Luluv menghela nafas kecil, dan menerbitkan senyum simpul. "Ya sudah, kita pulang sekarang."

Luluv memandang Barbiesya yang lagi menundukkan kepala ke bawah. "Bye Berbisa!" Nada bicara Luluv biasa saja, tapi tidak bagi Barbiesya. Wanita itu merasa tertohok sekarang.

'Bajingan, liat saja nanti, aku akan rebut Mike.' Setelah kepergian dari bos serta istri dan anaknya itu, wanita yang ditinggal sendiri tersebut mengumpat dalam hati, seraya memandangi mereka di belakang, dengan senyum sungging-nya yang terpatri di bibir.

Bersambung....

Dahlah capek saya, udah capek-capek ngetik malah nggak sengaja ke hapus. Paksa ngetik lagi, maka dari itu kasih vote dan juga komennya ya friend, kalau nggak mau ya nggak papa. Saya nggak maksa😄

Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang