🦋Dia kembali🦋

304 29 0
                                    

Selesai urusan di toilet sampai adu bacot sama kecoa tadi, Luluv ingin kembali ke tempat meja makan begitu tergesa-gesa. Sampai-sampai ia bertubrukan dengan seseorang yang tak asing di pikirannya.

"Eh maaf, maaf aku nggak seng---"

Saat Luluv menatap wajah wanita yang ada dihadapannya ini. Ia mengingat kembali, kapan dirinya pernah berjumpa. Memori dalam otaknya berputar seperti roda. Tanpa banyak waktu untuk mengingat kembali, ia sudah mengetahuinya. "Sahara?"

Wanita itu tak sedikitpun tersenyum. Akan tetapi ia memeluk Luluv spontan.

"Eh?!"

"Terima kasih banyak, ini berkat kamu. Aku nggak tau harus bagaimana jika kamu nggak ikut datang dulu," ucap wanita yang bernama Sahara itu membuat Luluv bengong sampai ternganga. Ia tak paham apa artinya.

"Ma-maksudnya apaan ya?" tanya Luluv terheran heran.  Sahara melepaskan pelukannya.

"Sebenarnya waktu itu aku dipaksa harus menikah sama Mike, padahal aku sudah punya pasangan. Dan aku kira  bakal menikah sama Mike. Tapi berkat kamu, aku nggak jadi di jodohkan sama Mike. Sekarang ayahku sudah menerima pasanganku. Sekali lagi aku ucapin terima kasih banyak." Sahara berkali-kali membungkukkan badannya sebagai ucapan terima kasih. Dalam hatinya ia tidak ingin satu orangpun menggantikan kekasihnya yang teramat besar dicintainya. Begitupun juga sebaliknya.

"Iya kok nggak masalah." Luluv berkata sambil menggaruk rambutnya yang terasa gatal. 'Ini rambut kok gatal amat sih, botak-in aja dah biar nggak gatal. Eh, tapi nanti Mike bakal menjauh lagi kalau pacarnya berubah jadi Ipin,' batinnya lagi mempersalahkan masalah rambut.

Setelah perpisahan kecil tadi, Luluv saat itu sudah berada di tempat duduknya seperti semula.

"Lama amat sih ngapain aja kamu?" tanya Raya kesal. Ia bersedikap dada layaknya bos besar.

"Yee---terserah aku dong mau ngapain. Hidup-hidupku." Selepas berkata demikian, Luluv meneguk minuman Raya yang tinggal setengah. Menurutnya milik orang lebih lain lebih nikmat dibanding punya sendiri.

"Hah, sampai-sampai ini kaki kesemutan gara-gara nunggu kamu kelamaan!"  Mike mendelik kesal, sembari menyilangkan kedua tangannya ke bidang dadanya.

"Itu tuh roh-roh semut yang pernah kamu injak sampai mati, terus dia balas dendam," respon dari Luluv itu mengundang teman serta kekasihnya pada menepuk jidatnya masing-masing.

Namun dibalik itu, Varel terciduk curi-curi pandang, serta tersenyum kikuk ke arah Luluv. Tapi senyumnya langsung ia tepis, tatkala lelaki yang duduk bersebrangan dengannya menatapnya intens.

"Ya sudah kita pulang." Varel bangkit dari kursinya. Bagaimanapun juga, hatinya terasa berdenyut sakit. Walaupun dirinya sudah mengikhlaskan.

Sesampainya di tempat parkir. Mike memutari mobil untuk duduk di depan kemudi. Ketika ia membuka pintu mobil, tatapannya terhenti di mobil berwarna hitam mengkilat, hal yang menonjol yaitu nomor platnya. Mike melepas pegangannya dari pintu mobil, beralih ke kiri untuk melihat lebih jelas nomor plat mobil tersebut. Seketika matanya melotot sempurna.

"KALIAN CEPAT KE SINI !"

Reflek Luluv keluar dari dalam mobil begitupun dengan Raya dan Varel. Dari ekspresi mereka terlihat panik, mengira hal buruk terjadi dengan pemilik suara.

"Ada apa?" tanya Varel mendahului. Tanpa menjawabnya, Mike menunjuk ke arah plat mobil itu. Bola mata mereka membulat sempurna, terlebih lagi Luluv tak sedikitpun berkedip.

"I---ini kan " Tunjuk Luluv juga. Tanpa di suruh mereka mengangguk cepat.

Drap drap drap ...

Suara langkah kaki terdengar jelas mendekati mereka berada. Lelaki berumur sekitar tiga puluhan itu terperanjat kaget akan kehadiran orang asing yang berdiri tepat di samping mobilnya.

"Kalian mau apa?!" tanya lelaki itu agak membentak. Langkah Mike maju selangkah, dengan senang hati ia menarik kerah baju kotak-kotak yang di pakai lelaki tersebut.

"Apa-apaan ini?!" Lelaki yang tidak diketahui namanya itu mencoba melepas cengkraman Mike. Ralat, kekuatan Mike sangat kuat bak pegulat internasional.

"Sekarang anda tidak dapat berkutik lagi. Jujur sekarang, apakah anda pernah menabrak seorang wanita dan meninggalkannya begitu saja hah?!"

"Ti--idak---kalian salah orang mungkin!" elaknya terbata-bata. Cucuran keringat dingin meluncur di pelipisnya. Justru tingkahnya sekarang mengolah mereka makin menaruh curiga teramat besar.

"Halah, jangan kira kami semua bego! Anda mau ngaku sekarang atau kami akan membawa anda ke kantor polisi? Cepat pilih!"

"Baiklah, baiklah saya mengaku. Saya pernah menabrak seorang wanita!"

Luluv mendekati lelaki itu. Tamparan keras mendarat di pipi kirinya.

'Plak!

"Dan anda tau, wanita itu siapa hah? Dia ibu saya!" bentak Luluv, matanya bergelimang air mata. Sebelum emosinya meruak, Raya menyeret tubuh sahabatnya untuk mundur.

"Sekarang anda ikut kami," sahut Varel, dengan tampang datarnya.

Mike masih mencengkram kerah baju lelaki itu agar ikut pergi ke rumah Luluv. Ia mencengkeramnya seperti induk kucing yang lagi menggendong anaknya.

Bersambung....

Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang