🦋Penipuan🦋

643 45 2
                                    

Selepas mengantar Raya ke rumah, Luluv langsung pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas mengantar Raya ke rumah, Luluv langsung pulang. Dan dia menemui adiknya duduk di kursi ruang tamu seraya menulis sesuatu.

"Kenapa sih Mtk itu lebih sulit dari pelajaran sejarah?!" gerutu Vika ke buku yang terbuka di hadapannya. Sang kakak lantas mendudukkan dirinya di samping sang adik.

"Mau tau nggak kenapa?" Ia menarik turunkan alis, membuat adiknya lantas mengernyitkan dahi.

"Karena memperhitungkan masa depan tidak semudah mengenang masa lalu." sambungnya sambil tersenyum sungging.

Vika melongo mengakibatkan lalat terbang mau memasuki area mulutnya. Ia berlari ke belakang Rita yang kebetulan ada di situ sambil memegang nampan berisikan potongan-potongan kue bolu.

"Ya ampun Vika, untung saja kuenya kagak jatuh." omel sang ibu, lalu menggeleng-gelengkan kepala.

Jari telunjuk Vika mengarah ke kakaknya. "Kayaknya kakak sudah nggak waras lagi mah! Vika takut!"

Rita menoleh ke arah anak sulungnya itu yang sedang meminum segelas air putih.

"Arggg-----"

Luluv bersendawa dan mendapat tatapan ilfil dari ibu maupun adiknya.

"Enak aja kakak sendiri di bilang kurang waras, kurang biadab banget sih jadi adik!" cerocosnya muncrat-muncratan.

Vika semakin menenggelamkan dirinya di balik tubuh sang ibu.

"Gimana apa sudah diterima?" tanya Rita mengalihkan topik pembicaraan, kemudian ia duduk di depan Luluv sembari meletakkan nampan tersebut.

Sedangkan Vika lari terbirit-birit, karena kakaknya itu menatap dirinya setajam silet.

"Iya," jawabnya singkat, sambil menyomot kue enak yang tersaji di atas meja tersebut. Kedua mata Rita berbinar-binar setelah anaknya berkata demikian.

"Widih ..pekerjaan apa sih emangnya? Kamu belum kasih tau ibu."

"Sekretaris pribadi." jawaban Luluv mengolah senyum Rita memudar.

"Dengar ya Luv, bukannya ibu itu nggak mendukung. Tapi kamu tau sendiri 'kan kamu itu nggak bisa masak, palingan cuma bisa masak mie rebus sama air. Itupun juga sering gosong." Pernyataan jujur tersebut mendapat cibikan bibir dari Luluv.

Memang anak perempuannya satu ini tidak bisa yang namanya memasak. Padahal sering kali dirinya mengajari anak sulungnya itu cara memasak dengan yang baik dan benar. Namun yang di ajari malah nyanyi-nyanyi nggak jelas.

"Ck! Ibu kok gitu sih, tega amat sama anak sendiri," Wajahnya memasang ekspresi tak suka.

"Lah emang itu faktanya."

"Nih ya, Bu, Luluv bakal buktiin bahwa Luluv itu tidak seperti yang ibu katakan sekarang!" ucapnya meyakinkan, seraya bangkit dari kursi. Ia beranjak pergi meninggalkan ibunya yang menghela nafas kasar.

'Bruk!

Setelah berada di kamar, Luluv melempar tas buluknya asal. Ia merebahkan diri di atas spring bed bergambar ular piton. Tangannya di rentangkannya sembari menatap langit-langit kamar yang berlubang-lubang.

"Kapan ya aku tuh nemu sosok cowok impian ku yang baik, sholeh, peduli, setia, ganteng, kaya dan nerima aku apa adanya? Lama banget aku nunggu cowok seperti itu, kira-kira siapa ya jodoh ku? Kok dia malu-malu kucing nunjukin wajahnya?" tanya Luluv ke dirinya sendiri.

Karena bosan. ia mengambil ponsel seraya di cas, lalu membuka aplikasi Facebook.

"Baru aja buka fb sudah retak hati ini," Luluv mengelus dadanya pelan, sebab di berandanya banyak sekali orang memposting foto bersama doi mereka masing-masing.

"Eh apa ini ? Bilang say di komentar bila ada yang menjawab yang wajib jadian!"

Luluv tersenyum sumringah, jari tangannya mulai mengetikkan sesuatu di kolom komentar. Ya, ia mengetik kata say.

1 detik ...

2 detik ...

3 detik ...

'Tring!

Dengan cepat Luluv mengeceknya. Di luar ekspektasi, senyumnya memudar seketika. Orang yang melanjutkan kata tersebut bukan kata say melainkan thon. Itu berarti saython.

"Huwa ...!" Luluv terisak-isak, tak lupa guling lah jadi sasaran pukulannya.

"Sedih banget anjirt. Hihihihi ...awokawokawok ..."

Akibat menangis-nangis tak karuan, akhirnya ia dapat merasakan lelah. Luluv langsung memejamkan kedua matanya buat tidur, berharap ia bertemu dengan sosok suami impiannya. Walau di alam mimpi.

Kebiasannya sebelum tidur yaitu menggesek-gesekkan kaki ke sprei sebagai ritual pemujaan terhadap tempat tidur.

Kebiasannya sebelum tidur yaitu menggesek-gesekkan kaki ke sprei sebagai ritual pemujaan terhadap tempat tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang