🦋Sixpack or roti sobek?🦋

177 14 0
                                    

"Lex, papa kamu di perutnya kotak-kotak juga nggak?"

Saat ini, Raka bersama Alex lagi berduaan, berjalan beriringan menuju ke tempat bakso di pinggir jalan, yang mana sudah lumayan banyak orang pada membeli disitu.

Alex melirik ke arah Raka dengan mengangkat sebelah alisnya sekejap. "Maksudnya kotak-kotak gimana?" tanyanya bingung.

Sebelum menjawab, Raka mendudukkan dirinya ke kursi plastik, begitupun juga dengan Alex. "Itu lho ya--"

Belum sempat Raka meneruskan kalimatnya, sahabatnya itu memotongnya dengan menaruh jari telunjuk ke bibir Raka sebentar. Kontan saja Raka tidak melanjutkan pembicaraannya.

Alex mengangkat tangannya. "Pak, Baksonya dua ya!"

Lelaki paruh baya itu menoleh ke sumber suara, lalu ia mengangguk mengiyakan.

"Nah, Raka, kamu tadi mau bilang apa?"

Yang diajak bicara menoleh kesana-kemari, sehingga mengolah Alex juga turut mengedarkan pandangannya.

"Ada apa sih Ka?"

Raka mendekatkan kursi yang didudukinya, sampai berdempetan dengan kursi Alex. Ia mendekati kuping Alex, dan membisikkan sesuatu.

"Gini, tiap papa aku buka baju, itu di perutnya kayak ada kotak-kotak gitu lho. Aku nanya sama papa, katanya yang kotak-kotak itu roti sobek namanya. Terus aku nanya, gimana caranya bikin begitu, kata papa, kamu masih terlalu kecil. Padahal, aku mau banget punya roti sobek kayak gitu, keren tau. Kalau papa kamu punya roti sobek nggak?" ujarnya, sesuai fakta.

Alex yang mendengarnya ikutan terpukau, ia teringat sesuatu hal. Alex pun ikut berbisik juga. Dan tentu saja, cuma mereka berdua saja bisa mendengarnya.

"Oh iya, aku baru ingat. Papa ku juga di perutnya ada kotak-kotak. Tapi kata papa ku, itu namanya sixpack. Iya sih, itu keren, aku juga mau. Nanti aku tanya deh gimana cara bikin begituan."

Sehabis mendengarkan, Raka menjauhkan dirinya dari Alex. Dimana keningnya nampak mengerut.

"Namanya itu roti sobek, bukan sixpack."

"Kata papa, itu tuh sixpack ! Yakali papa ku boong!" ketus Alex tak terima, sembari menyilangkan kedua tangan di bidang dada. Menatap sahabatnya agak sinis.

Raut wajah Raka berubah menjadi masam. "Eh, nggak mungkin juga kali papa aku boong! Namanya roti sobek, titik nggak pakai koma!" tegasnya, diikuti dengan menendang kursi Alex.

"Sixpack woy!" Tak mau kalah, Alex juga ikutan menendang kursi Raka.

"Roti sobek!"

"Sixpack !"

"Roti sobek!"

"Sixpack !"

Lantaran kesal dengan lawan bicaranya yang tidak mau mengalah, Raka bangkit dari kursi, lalu berkacak pinggang. Melihatnya, Alex juga melakukan hal yang sama. Mereka berdua sekarang seperti emak-emak rempong.

Raka menunjuk-nunjuk, tepat ke arah sahabatnya yang lagi memasang ekspresi sengit. "NAMANYA ROTI SOBEK!"

"BUKANLAH, ITU TUH SIXPACK!"

"ROTI SOBEKKKK ...!"

"SIXPACKKKK ...!"

Orang-orang disitu, termasuk si penjual bakso serentak menatap kedua bocah, yang tengah berdebat tersebut. Saat tukang bakso itu ingin melerai keduanya, salah satu pelanggannya lebih dulu dari pada dirinya. Cowok memakai pakaian serba hitam itu mendekati dua bocil yang masih saja bertengkar, karena perbedaan pendapat. Di antara mereka, tidak ada yang mau mengalah. Mereka ngotot dengan pendiriannya.

Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang