🦋Ke mall🦋

330 31 0
                                    

Kantor

Saat Luluv lagi serius-seriusnya bekerja di ruangannya, pintu terbuka lebar menampilkan sang bos berpakaian begitu rapi dan lebih mempesona, pikir Luluv. Wajah Mike terlihat sangat rupawan, bibirnya yang seksi dapat mengolah cewek siapa saja pasti akan ngiler jadinya.

"Ikut saya."

"Kemana?" Dahi Luluv mengkerut kebingungan.

"Kita pergi ke mall sekarang." Mike meletakkan kedua tangannya di saku celana agar karismanya lebih mencolok.

"Ngapain?"

Pria tersebut menepuk jidatnya. "Kamu lupa apa jagoan ? Hari ini ada rapat penting, dan kamu harus ikut dalam rapat itu. Makanya kita pergi ke mall untuk beli baju, masa iya kamu pake baju begituan." ucapnya seakan merendahkan.

Luluv memandang lekat baju yang ia pakai, memang baju yang di kenakannya jauh dari kekinian atau modern. Seperti biasa, ia lupa jika hari ada rapat begitu penting.

"Jangan banyak mikir, kita nggak banyak waktu." seru Mike seraya membuka knop pintu. Sedangkan Luluv masih berdiam diri.

"Kenapa?" tanyanya ketika menyadari bahwa sekretarisnya itu membeku saja.

"Saya nggak punya uang, Pak." cicitnya, sembari tersenyum paksa.

Mike menarik lengan gadis tersebut. "Saya yang bayarin."

"Ta,"

"Nggak ada tapi-tapian, kalau masih saja mengelak maka ..."

"Maka kamu akan saya cium? Gitu? Udah basi Pak, ucapan kayak gitu di novel-novel lain."

Mike membungkam mulutnya menahan tawa. "Sok tau, makanya di dengerin dulu kalau orang mau ngomong itu sampai selesai. Maksud saya nggak ada tapi-tapian, kalau masih saja mengelak maka saya akan selubung kepala kamu di ketek. Lumayan buat ngilangin daki."

Luluv yang mendengarnya lantas menjauh, ia tertawa lepas saking ngakaknya. Bukannya malu, malahan Mike tersenyum miring.

Begitu sampai di mall, mata Luluv berbinar-binar. Selama ini dirinya tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat ini. Betapa bahagianya ia, Mike mengulas senyum sembari menatap Luluv.

"Nih, kayaknya cocok buat kamu."
Mike menyenderkan baju putih beserta rok hitam selutut.

"Tapi ini 'kan harganya mahal." seru Luluv sambil memegang harga baju yang tertempel di kerahnya.

Mike duduk di atas kursi, ia menopang dagunya. Dan menatap wanita yang lagi mencium aroma baju baru tersebut tanpa berkedip.

"Bapak kok liatin saya begitu amat!" Luluv bertingkah seperti cacing kepanasan. Entah kenapa bosnya tersebut makin lama dilihat makin tampan.

"Cepat!" desaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cepat!" desaknya. Melihat bola mata sang bos begitu mengerikan. Dengan tergesa-gesa ia masuk ke dalam ruang ganti pakaian. Sedangkan pelayan yang melihatnya hanya tersenyum.

Setelah Luluv masuk. Mike menarik kedua sudut bibirnya hingga terbitlah senyum simpul, lalu ia memainkan gadget nya, guna mengurangi rasa jenuh saat menunggu.  Tak butuh lama Luluv keluar dari ruang ganti. Mike menatapnya sangat terbuai akan aura kecantikan yang terpancar di wajah sekretarisnya.

 Mike menatapnya sangat terbuai akan aura kecantikan yang terpancar di wajah sekretarisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik,"

"Pak!" panggil Luluv, tangannya mengibaskan tepat di hadapan wajah Mike. Hingga Mike pun tersadar kembali.

"Cepat kita pergi." Mike membalikkan tubuhnya, ia tidak mau terperangkap basah karena menatap Luluv begitu dalam.

"Tapi 'kan bajunya belum bayar."

"Sudah saya bayar tadi." jawab Mike tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

"Itu si bosque kenapa ya? bisa berubah-rubah gitu kayak iron man," Luluv berlari mengejar bosnya yang sudah hampir mendekati pintu keluar.

Di lain tempat, Vika berada di perpustakaan. Seperti biasa ia selalu meminjam beberapa buku pelajaran.

Salah satu buku tebal yang  diinginkannya tidak bisa di gapai, karena letak buku di rak-nya begitu tinggi. Ia menjijitkan kakinya, nihil itu tidak berhasil. Saat dirinya mencoba menggapainya, buku tersebut telah di ambil seseorang. Siapa lagi kalau bukan Reno. Cowok itu memberikan buku tersebut ke cewek yang didambakannya.

"Lain kali kalo mau minta bantuan jangan sungkan." ucapnya sambil tersenyum manis.

"Makasih." ujar Vika tanpa tanpa setitik pun melirik wajah Reno.

Reno membungkukkan tubuhnya guna melihat wajah Vika yang menunduk. Rambut panjangnya itu menutupi wajah gadis tersebut, maka ia menyelipkan rambut itu ke kuping Vika.

"Kamu kenapa?" tanyanya lembut melihat perubahan sikap Vika. Sebenarnya Vika juga memiliki rasa ke Reno, tapi apa yang bisa dibuat? sedangkan ia hanya anak miskin dan cupu. Lagipula si Salsa begitu menyukai Reno, dan lebih pantas jika Reno bersama Salsa.

"Tolong jauhi aku." Vika mendorong tubuh cowok yang ada di hadapannya. Reno mengernyitkan dahinya, tidak biasanya cewek itu berperilaku aneh seperti ini ke dirinya.

"Aku tau, kamu pasti di ancam Salsa lagi bukan? Please Vik, abaikan saja perkataan Salsa. Di sini ada aku!" Reno menahan tangan seorang yang  dicintainya ketika mau keluar.

Dengan kasarnya Vika menghempaskan genggaman Tangan Reno. "Ren, ini tidak ada sangkut pautnya dengan Salsa!"

"Kalau tidak ada sangkut pautnya, kamu kenapa jadi begini?"

"Bukan urusan mu!" jawabnya ketus. Sehabis berkata demikian, ia pergi begitu saja. Sedangkan siswa itu hanya bisa menatap punggung Vika yang mulai menghilang.

"Sialan!" umpatnya beribu kesal.

Bersambung....

Salam_Raieun

Married With A Ceo [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang